Kondisi tabungan warga Indonesia menjelang Lebaran 2025 malah memburuk. Survei Konsumen Februari 2025 dari Bank Indonesia mengungkapkan bahwa porsi tabungan terus menurun, bahkan jadi yang terendah sejak Covid-19.
Rendahnya porsi tabungan ini bisa mencerminkan tingginya konsumsi menjelang hari raya Idulfitri, yang sering kali identik dengan besarnya pengeluaran tambahan untuk berbagai persiapan. Namun, isu melemahnya daya beli masyarakat justru menunjukkan perubahan prioritas pengeluaran, dari kebutuhan sekunder untuk Lebaran dan tabungan menjadi kebutuhan pokok untuk bertahan hidup sehari-hari.
Fenomena ini harus disikapi dengan bijak, mengingat keperluan warga Indonesia tak serta merta berakhir pada saat Lebaran. Masih ada kebutuhan yang harus dipenuhi dan mulut yang harus diberi makan tatkala Idulfitri berakhir nanti.
Kondisi Tabungan Warga Indonesia Jelang Lebaran
Porsi tabungan warga Indonesia terus menurun dari waktu ke waktu. Pada Februari 2025 lalu, proporsinya turun ke angka 14,7%, jadi yang terendah sejak Desember 2021, ketika pandemi Covid-19 menyerang dunia.
Hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami penurunan porsi tabungan. Kelompok pengeluaran Rp1 juta sampai Rp2 juta memiliki proporsi tabungan sebesar 15,3%, nilai yang sama dengan Januari 2024. Kelompok pengeluaran antara Rp2,1 juta sampai Rp3 juta juga porsi tabungannya rendah di angka 13,4%. Pada kelompok pengeluaran yang lebih tinggi, di atas Rp5 juta, porsi tabungan juga turun menjadi 16,3%.
Penurunan ini menunjukkan pergeseran prioritas serta meningkatnya kebutuhan di kalangan masyarakat, yang mendorong konsumsi yang lebih tinggi sehingga porsi tabungan terpaksa dipangkas. Bersama dengan itu, warga Indonesia tercatat lebih fokus pada pengeluaran buat konsumsi, terlihat dari nilainya yang malah meningkat, berbanding terbalik dengan porsi tabungannya menjelang Lebaran 2025.
Bulan Ramadan tahun ini memang banyak dikeluhkan sebagai Ramadan tersepi, setidaknya oleh para pedagang. Suasana di pusat perbelanjaan cenderung lebih tenang, sedikit banyak mencerminkan daya beli masyarakat yang menurun. Harga BBM yang tidak stabil, ragam isu yang menghantam dunia politik Indonesia, hingga ancaman pemutusan hubungan kerja yang dialami ribuan pekerja tanah air turut menengarai sepinya Ramadan 2025 ini.
Baru kuartal pertama 2025 ini saja, sudah ada ribuan pekerja mengalami PHK. PT Sritex tercatat telah melakukan PHK massal terhadap 10.669 pekerjanya, belum rencana PHK yang akan dilakukan sejumlah pabrik besar lainnya di Indonesia seperti Nike, Sanken Indonesia, Yamaha Indonesia, hingga PT Danbi Internasional.
Pengeluaran warga Indonesia kini kebanyakan habis untuk kebutuhan pokok, seperti survei dari Mandiri Institute yang menyebutkan bahwa warga Indonesia cenderung fokus untuk kebutuhan primer pada Februari 2025 ini. Proporsi untuk belanja kebutuhan sekunder seperti pakaian turun menjadi 8,7% pada Februari 2025 dari 8,9% pada bulan sebelumnya. Hal ini mencerminkan adanya pergeseran prioritas di kalangan masyarakat, yang kini lebih mengedepankan kebutuhan pokok ketimbang keperluan untuk Lebaran maupun tabungan.
Baca Juga: Survei GoodStats: Masyarakat Siapkan Budget Tambahan untuk Rayakan Ramadan 2025
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor
