Ketimpangan Gender Indonesia Makin Tipis, Kesetaraan di Depan Mata

Apakah kesetaraan gender di Indonesia dapat dicapai dalam waktu dekat?

Ketimpangan Gender Indonesia Makin Tipis, Kesetaraan di Depan Mata Ilustrasi upaya kesetaraan gender. Sumber: Getty Images oleh Carbonero Stock

Indeks ketimpangan gender Indonesia mencapai skor 0,447 pada 2023. Semakin kecil angkanya, menunjukkan bahwa kesetaraan antar gender semakin nyata. Perolehan skor ketimpangan gender pada 2023 ini menjadi yang terendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Perlahan, indeks ketimpangan gender Indonesia semakin menunjukkan perkembangan.

Perlahan, indeks ketimpangan gender Indonesia semakin menunjukkan perkembangan.

Ditinjau dari peringkat global World Economic Forum, kesetaraan gender di Indonesia berada di peringkat 87 dari 146 negara terdaftar. Angka yang diperoleh Indonesia tentu sangat berjarak dari Islandia, sebagai negara dengan kesetaraan gender mendekati sempurna.

Indeks ketimpangan gender memiliki tiga dimensi penilaian, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja. Meskipun masih cukup jauh untuk mendapat nilai sempurna, ketiga dimensi tersebut menunjukkan peningkatan perlahan.

Pada dimensi kesehatan reproduksi, proporsi perempuan usia subur yang melahirkan anak dalam dua tahun terakhir serta tidak melalui fasilitas kesehatan hanya mencapai skor 0,126. Angka ini terus menurun setidaknya sejak 2018, dimana kala itu masih berada di skor 0,214.

Begitu pula pada proporsi perempuan usia subur yang melahirkan anak pertama di usia kurang dari 20 tahun. Setelah mengalami sedikit peningkatan pada 2022, skor pada aspek ini menurun perlahan pada 2023. Pada 2021, aspek ini mendapat skor 0,262 kemudian naik menjadi 0,265. Di 2023, kembali menurun menjadi 0,258.

Peningkatan juga terjadi pada komponen dimensi kesehatan reproduksi.

Peningkatan juga terjadi pada komponen dimensi kesehatan reproduksi.

 

Meskipun tipis, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Per Februari 2024, TPAK perempuan mencapai 55,41% dan laki-laki mencapai 84,02%. Akan tetapi, secara pertumbuhan, TPAK perempuan justru lebih unggul.

TPAK laki-laki dan perempuan masih cukup berjarak, tetapi kian menipiskan selisih
TPAK laki-laki dan perempuan masih cukup berjarak, tetapi kian menipiskan selisih.

Pada aspek pendidikan, persentase penduduk perempuan yang menamatkan pendidikan SMA sederajat terus menampilkan angka positif sejak 2018. 

Pada 2023, ada 37,60% perempuan dan 42,62% laki-laki yang telah menamatkan SMA sederajat. Padahal di tahun 2018, pencapaian tersebut hanya pada angka 30,99% untuk perempuan dan 38,27% untuk laki-laki. Pencapaian ini terus naik 1-2% ke tahun-tahun berikutnya.

Akan tetapi, masih terdapat gap antara angka harapan lama sekolah dengan rata-rata lama sekolah yang telah dicapai. Pada 2023, angka harapan lama sekolah bagi laki-laki mencapai 12,98 tahun, namun rata-rata lama sekolahnya baru mencapai 9,07 tahun.

Kondisi serupa juga terjadi pada penduduk perempuan. Pada 2023, angka harapan lama sekolah perempuan bahkan lebih tinggi dari laki-laki, yaitu mencapai 13,33 tahun. Sayangnya, rata-rata lama sekolahnya baru mencapai 8,48 tahun.

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Tren Pengeluaran Gen Z: 75% Habiskan Gaji untuk Makanan

Sekitar 75% responden mengalokasikan gaji mereka untuk membeli makanan, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan lainnya.

Survei GoodStats: Masyarakat Nilai Pemerintah Masih Buruk dalam Hadapi Masalah Sampah

Survei GoodStats menunjukkan bahwa sebanyak 49,5% masyarakat menilai kinerja pemerintah dalam menangani masalah sampah masih buruk.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook