Daftar E-commerce Paling Sering Diakses 2025, Shopee Masih Juara

Survei APJII 2025 ungkap Shopee unggul 53,22% sebagai e-commerce paling sering diakses, disusul TikTok Shop dan Tokopedia.

Daftar E-commerce Paling Sering Diakses 2025, Shopee Masih Juara Ilustrasi E-Commerce | Kemenkominfo
Ukuran Fon:

Tahun 2025 menjadi panggung persaingan ketat bagi para pemain e-commerce Indonesia. Berdasarkan survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hanya beberapa platform belanja online yang mampu menguasai perhatian mayoritas pengguna.

Data ini tidak hanya mencerminkan dominasi pasar, tetapi juga mengungkap tren belanja online 2025 yang semakin dinamis di Indonesia.

Shopee Tetap Memimpin Pasar

E-commerce Paling Sering Diakses Masyarakat Indonesia April-Juli 2025
E-commerce Paling Sering Diakses Masyarakat Indonesia April-Juli 2025 | GoodStats

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, Shopee menempati posisi pertama sebagai e-commerce paling sering diakses masyarakat Indonesia, dengan 53,22% responden memilihnya. Angka ini menunjukkan dominasi Shopee yang masih kuat di tengah persaingan platform belanja online yang semakin ketat.

Popularitas Shopee tak lepas dari strategi pemasaran masif, fitur diskon harian, kemudahan pembayaran digital, dan layanan logistik yang cepat. Kombinasi faktor tersebut membuat Shopee menjadi pilihan utama bagi konsumen di Indonesia.

Di posisi kedua, TikTok Shop meraih 27,37% pengguna, membuktikan keberhasilan strategi menggabungkan hiburan video pendek dengan pengalaman belanja langsung. Popularitas ini membuat TikTok Shop menjadi salah satu ancaman serius bagi dominasi Shopee.

Tokopedia menempati posisi ketiga dengan 9,57%, disusul Lazada di peringkat keempat dengan 9,09%. Kedua platform ini terus berinovasi dalam layanan dan promosi untuk mempertahankan basis pengguna setia di tengah persaingan yang kian sengit.

Platform Lainnya Punya Pangsa Kecil

Hasil survei juga mencatat Blibli (0,29%), Facebook Marketplace (0,25%), dan e-commerce lainnya (0,21%) berada di posisi terbawah. Persentase ini menunjukkan bahwa pangsa pasar mereka masih sangat terbatas dibandingkan para pemain besar.

Meski angkanya kecil, segmen ini tetap memiliki peran dalam ekosistem e-commerce nasional. Mereka terutama melayani pasar niche, yaitu segmen pasar yang sangat spesifik dan memiliki kebutuhan atau minat khusus, seperti produk hobi, barang koleksi, atau perlengkapan untuk komunitas tertentu.

Survei APJII ini melibatkan 8.700 responden berusia minimal 13 tahun di 38 provinsi, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 1,1%. Pengumpulan data dilakukan pada 10 April–16 Juli 2025.

Persaingan e-commerce di Indonesia pada 2025 menunjukkan bahwa hanya sedikit platform yang mampu mempertahankan posisi di puncak. Shopee masih menjadi pilihan utama masyarakat dengan dominasi yang signifikan, sementara TikTok Shop berhasil mencuri perhatian melalui inovasi dan integrasi konten.

Pemain lama seperti Tokopedia dan Lazada tetap menjadi kompetitor penting, meski harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan perilaku konsumen. Dengan perkembangan teknologi dan tren belanja online yang terus bergerak, peta persaingan e-commerce di Indonesia diperkirakan akan semakin dinamis di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: 64% Publik RI Pilih COD untuk Belanja Online

Sumber:

https://survei.apjii.or.id/survei/group/11

Penulis: Ita Wahyu Lestari
Editor: Editor

Konten Terkait

BPOM Resmi Cabut Izin Edar 14 Merek Dagang Kosmetik Wanita! Ini Daftarnya

BPOM mencabut izin edar 14 kosmetik wanita karena promosi berlebihan dan melanggar norma kesusilaan, serta mengimbau konsumen tetap waspada.

Fenomena Rohana dan Rojali, Efek Ekonomi Melemah atau Digitalisasi?

Ramai istilah rohana dan rojali, pelaku ritel sebut karena daya beli menurun, pemerintah bilang karena pergeseran pola belanja.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook