Sejak dahulu, pelabuhan merupakan infrastruktur vital bagi pembangunan suatu negara. Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan, baik antar daerah maupun antar negara. Tidak mengherankan jika pelabuhan tumbuh menjadi pusat aktivitas ekonomi yang berlangsung secara masif dan berkesinambungan. Dari sinilah arus barang, jasa, dan manusia bergerak, menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, sekaligus mempercepat integrasi ekonomi dalam lingkup nasional maupun global.
Dampak keberadaan pelabuhan sangat terlihat pada perkembangan kota-kota pelabuhan yang cenderung lebih maju dibandingkan daerah lain. Kota-kota seperti Jakarta, Medan, Makassar, dan Surabaya menjadi contoh nyata. Kehidupan ekonomi, budaya, bahasa, bahkan agama di wilayah tersebut berkembang lebih cepat dibandingkan daerah pelosok yang sulit dijangkau. Dengan kata lain, pelabuhan berperan sebagai motor penggerak urbanisasi dan modernisasi.
Selain itu, pembangunan dan aktivitas di pelabuhan biasanya diiringi oleh tumbuhnya industri dan perdagangan di sekitarnya. Tidak hanya aktivitas ekonomi semata, keberadaan pelabuhan juga mendorong pembangunan infrastruktur penunjang kehidupan masyarakat, seperti jalan raya, jembatan, pasar, rumah sakit, hingga fasilitas pendidikan. Seluruh perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar pelabuhan dan memperkuat posisi kota pelabuhan dalam jaringan ekonomi nasional.
Menurut Elfrida Gulton (2017), pelabuhan merupakan tumpuan kegiatan ekonomi karena melayani beragam fungsi. Pelabuhan tidak hanya menjadi tempat bongkar muat barang dan naik-turun penumpang, melainkan juga berfungsi sebagai pusat penyimpanan, pemrosesan, dokumentasi, dan perawatan kendaraan.
Lebih jauh, pelabuhan menjadi lokasi pengumpulan muatan agar tercapai skala ekonomi yang efisien, sekaligus berkembang menjadi kawasan industri strategis. Dengan fungsi yang begitu kompleks, pelabuhan jelas memainkan peran penting sebagai simpul ekonomi yang tidak hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga mendorong pertumbuhan pembangunan suatu negara.
Lalu pelabuhan utama mana saja yang menjadi tempat kegiatan bongkar dan muat barang tertinggi di Indonesia?
Berdasarkan data BPS, aktivitas bongkar muat di pelabuhan utama antar pulau dalam negeri menunjukkan variasi yang cukup signifikan. Pelabuhan Tanjung Perak tercatat sebagai yang paling sibuk dengan barang yang dibongkar mencapai 1.796 ribu ton dan barang yang dimuat sebesar 1.150 ribu ton. Posisi berikutnya diisi Tanjung Priok yang mencatat 1.407 ribu ton bongkar dan 1.323 ribu ton muat, memperlihatkan keseimbangan arus barang keluar masuk.
Di sisi lain, Pelabuhan Belawan menampung 704 ribu ton bongkar dan 325 ribu ton muat, sementara Makassar mencatat 397 ribu ton bongkar serta 388 ribu ton muat dengan perbedaan yang tipis.
Adapun Balikpapan menjadi yang paling rendah, yakni 154 ribu ton bongkar dan 106 ribu ton muat. Data ini memperlihatkan perbedaan peran strategis masing-masing pelabuhan dalam mendukung distribusi barang antar pulau di Indonesia.
Baca Juga: Cek Jumlah Penumpang 5 Pelabuhan Utama Indonesia Januari 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NjgjMg==/bongkar-muat-barang-angkutan-laut-antar-pulau-di-pelabuhan-utama--ton-.html
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor