Wisatawan Asing Betah di Indonesia, Ini Negara Asal dan Lama Tinggalnya

Fenomena ini menciptakan peluang besar bagi sektor pariwisata, ekonomi lokal, serta layanan penunjang wisata di berbagai daerah di Indonesia.

Wisatawan Asing Betah di Indonesia, Ini Negara Asal dan Lama Tinggalnya Ilustrasi Wisatawan Asing di Indonesia | Tripadvisor
Ukuran Fon:

Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di dunia. Kekayaan alam, keragaman budaya, dan keramahan masyarakat menjadi daya tarik utama yang mengundang wisatawan asing untuk datang dan menikmati pengalaman tak terlupakan.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia terus meningkat secara signifikan, mencerminkan daya saing pariwisata nasional di kancah global.

Menariknya, wisatawan asing yang datang ke Indonesia berasal dari berbagai penjuru dunia, mulai dari kawasan Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan, hingga Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Perancis, serta Amerika dan Australia.

Mereka datang dengan motivasi beragam, mulai dari menjelajahi alam tropis yang eksotis, menikmati warisan budaya lokal, hingga sekadar berlibur di pulau-pulau indah seperti Bali, Lombok, dan Labuan Bajo.

Lama tinggal para wisatawan pun sangat bervariasi. Ada yang hanya menghabiskan waktu beberapa hari untuk liburan singkat, sementara sebagian lainnya memilih tinggal lebih lama, bahkan berbulan-bulan, terutama di destinasi yang menawarkan kenyamanan untuk bekerja jarak jauh atau menetap sementara sebagai digital nomad.

Wisatawan asal Rusia memiliki rata-rata lama tinggal tertinggi di Indonesia | GoodStats

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia memiliki rata-rata lama tinggal yang bervariasi, tergantung pada kewarganegaraan mereka.

Wisatawan asal Rusia menempati urutan teratas dengan rata-rata lama tinggal mencapai 28,78 hari. Angka ini jauh melampaui wisatawan dari negara lain dan menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap destinasi di Indonesia, kemungkinan besar karena faktor iklim tropis, biaya hidup yang relatif rendah, serta suasana santai yang cocok bagi pelancong jangka panjang atau digital nomad.

Di posisi berikutnya terdapat wisatawan asal Pakistan dan China dengan rata-rata lama tinggal masing-masing 18,72 hari dan 18,2 hari. Wisatawan dari kedua negara ini tampaknya menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk lebih dari sekadar liburan singkat.

Selanjutnya, wisatawan dari negara-negara Eropa seperti Denmark (16,73 hari), Jerman (16,65 hari), dan Finlandia (16,57 hari) juga menunjukkan lama tinggal yang cukup signifikan.

Hal ini bisa jadi disebabkan oleh jauhnya jarak tempuh yang membuat para pelancong dari Eropa memilih untuk tinggal lebih lama demi memaksimalkan pengalaman liburan mereka.

Sementara itu, wisatawan dari Perancis (16,49 hari) dan Norwegia (16,27 hari) memperlihatkan tren yang serupa. Negara-negara Eropa Barat dan Skandinavia ini dikenal memiliki populasi dengan minat tinggi terhadap ekowisata, petualangan alam, dan wellness travel, jenis-jenis wisata yang memang sangat cocok dengan karakteristik destinasi di Indonesia seperti Bali, Raja Ampat, dan Ubud.

Kemudian, wisatawan dari Belgia (15,89 hari) dan Swiss (14,5 hari) menutup daftar ini dengan rata-rata lama tinggal yang sedikit lebih singkat dibanding negara lainnya.

Tahun 2022 terjadi lonjakan rata-rata lama tinggal wisatawan | GoodStats

Data rata-rata lama tinggal wisatawan asal Rusia, Pakistan, dan China di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2024 menunjukkan tren yang menarik dan fluktuatif.

Pada tahun 2015, rata-rata total lama tinggal dari ketiga negara ini tercatat sebesar 28,82 hari, dengan kontribusi terbesar datang dari wisatawan Rusia (12,89 hari), diikuti oleh Pakistan (9,35 hari) dan China (6,58 hari).

Angka ini sedikit menurun pada 2016 menjadi 28,37 hari, meskipun wisatawan Rusia dan China menunjukkan peningkatan kecil.

Tahun 2018 menjadi titik balik ketika rata-rata lama tinggal mulai meningkat signifikan, terutama dari wisatawan China yang melonjak ke 17,63 hari, menjadi penyumbang utama angka total 38,85 hari pada tahun tersebut.

Tahun 2019 melanjutkan tren ini, dengan wisatawan Pakistan dan China mengalami lonjakan durasi tinggal, sehingga total mencapai 49,48 hari, didominasi oleh China (19,66 hari) dan Pakistan (19,11 hari).

Memasuki tahun 2020, awal pandemi Covid-19, durasi tinggal melonjak drastis menjadi 80,32 hari. Wisatawan Rusia tercatat tinggal rata-rata 28,4 hari, sedangkan Pakistan dan China masing-masing 24,89 dan 27,03 hari. Kemungkinan besar, pembatasan perjalanan dan kebijakan lockdown menyebabkan banyak wisatawan terpaksa tinggal lebih lama dari rencana awal.

Puncaknya terjadi pada tahun 2022, ketika rata-rata total lama tinggal mencapai 120,59 hari. Wisatawan Rusia menjadi penyumbang terbesar dengan 48,26 hari, diikuti oleh Pakistan (29,68 hari) dan China (42,65 hari). Ini menandakan bahwa Indonesia menjadi tempat tinggal sementara yang sangat diminati di tengah transisi dunia pasca-pandemi, terutama untuk digital nomad atau mereka yang bekerja secara remote.

Tahun 2023 dan 2024 menunjukkan tren penurunan yang cukup tajam, dengan angka masing-masing 91,96 hari dan 65,7 hari. Meski begitu, rata-rata lama tinggal wisatawan Rusia masih tetap tinggi, masing-masing 43,86 hari dan 28,78 hari, menunjukkan konsistensi minat mereka terhadap Indonesia.

Wisatawan dari Pakistan dan China juga menunjukkan tren stabil meski menurun, tetap berada di atas angka 18 hari pada 2024.

Baca Juga: Wisatawan Swiss Paling Royal saat Berkunjung ke Indonesia

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

20 PTN dengan Penerimaan SNBT Terbanyak, Unesa Tempati Posisi Teratas

Di tengah terbatasnya kuota, strategi memilih jurusan dan kampus pun menjadi faktor penting dalam menentukan kesuksesan di SNBT.

Indikator: TNI Jadi Lembaga Paling Dipercaya Publik

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan untuk memahami persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi dan tingkat kepercayaan terhadap lembaga negara.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook