Pengungsi Banjir Sumatra Tembus 111 Ribu Jiwa per 19 Desember

Per 19 Desember 2025, pengungsi terdampak banjir Sumatra sudah menembus angka 111,62 ribu jiwa. Sebagian besar berada dari Aceh.

Pengungsi Banjir Sumatra Tembus 111 Ribu Jiwa per 19 Desember Kondisi pengungsian di Gedung Serbaguna Teungku Syik Pante Gelima, Pidie Jaya, Aceh | BNPB
Ukuran Fon:

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi banjir yang menyerang tiga provinsi di Pulau Sumatra sejak November 2025 lalu telah menembus 111,62 ribu jiwa per 19 Desember 2025 pukul 10.00 WIB.

Pengungsi perempuan lebih banyak daripada pengungsi laki-laki, dengan proporsi 52,2% pengungsi perempuan atau sama dengan 58,33 ribu jiwa, serta pengungsi laki-laki berjumlah 53,3 ribu jiwa atau setara dengan 47,7% dari total.

Sebaran pengungsi menunjukkan dominasi wilayah Aceh sebagai daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak. Pidie Jaya menempati posisi teratas dengan 29,05 ribu jiwa, disusul Aceh Tamiang sebanyak 25,47 ribu jiwa dan Bireuen dengan 17,9 ribu jiwa. Ketiga daerah ini menyumbang porsi besar dari total pengungsi banjir di Sumatra.

10 daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak akibat banjir Sumatra didominasi wilayah Aceh | GoodStats
10 daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak akibat banjir Sumatra didominasi wilayah Aceh | GoodStats

Selanjutnya, Aceh Timur mencatat 10,27 ribu jiwa pengungsi, sementara jumlah pengungsi di Aceh Utara dan Pidie masing-masing sebanyak 6,14 ribu jiwa dan 5,41 ribu jiwa. Di bawah angka 4 ribu jiwa, Aceh Tengah berada di urutan ketujuh dengan total pengungsi 3,26 ribu jiwa.

Memasuki Sumatra Utara, sebanyak 2,41 ribu jiwa pengungsi berada di Tapanuli Selatan. Adapun Bener Meriah mengikuti dengan angka 2,2 ribu jiwa, sedikit lebih banyak dibandingkan Tapanuli Utara yang menutup pemeringkatan 10 daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak akibat banjir Sumatra ini dengan jumlah 1,82 ribu jiwa pengungsi.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa banjir di Sumatra pada akhir 2025 berdampak paling besar terhadap penduduk di wilayah Aceh. Jika diakumulasikan terhadap seluruh daerah di Aceh, total pengungsi yang ada mencapai 102,7 ribu jiwa.

Baca Juga: 10 Daerah dengan Kehilangan Tutupan Pohon Terluas di Aceh

Adanya Kelompok Rentan di Pengungsian

Menurut catatan BNPB, kelompok usia dewasa yang berumur 18-59 tahun mendominasi pengungsi banjir di Sumatra dengan proporsi mencapai 54,1% per 19 Desember 2025 pukul 10.00 WIB. Di luar itu, sebanyak 12,4% pengungsi tergolong ke dalam kelompok remaja, yaitu dengan umur 13-17 tahun.

54,1% pengungsi banjir Sumatra berusia dewasa (18-59 tahun), jadi mayoritas kelompok umur yang terdampak bencana | GoodStats
54,1% pengungsi banjir Sumatra berusia dewasa (18-59 tahun), jadi mayoritas kelompok umur yang terdampak bencana | GoodStats

Meski demikian, kelompok rentan tetap mencakup porsi yang signifikan. Anak-anak yang berusia 5-12 tahun menyumbang 11,4% dari total pengungsi, diikuti balita dengan umur 12-59 bulan sebanyak 10,2%.

Sementara itu, lansia berupa pengungsi yang telah berusia di atas 60 tahun mencakup 9,7% dari total pengungsi. Kelompok ini rentan terhadap gangguan kesehatan dan keterbatasan mobilitas, sehingga memerlukan layanan kesehatan yang lebih intensif.

Adapun bayi yang masih berumur di bawah 1 tahun menjadi kelompok pengungsi dengan proporsi paling kecil, yaitu 2,2%, tetap memerlukan penanganan khusus, terutama terkait kebutuhan nutrisi dan perawatan dasar.

Komposisi usia pengungsi penting untuk diperhatikan dalam penanganan bencana. Dengan ini, keberadaan kelompok rentan yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak, dan lansia yang jika dijumlahkan mencapai porsi 33,5% ini menuntut strategi respons bencana yang inklusif dan sensitif untuk memenuhi kebutuhannya.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Netty Prasetiyani meminta pemerintah untuk memprioritaskan kelompok rentan dalam penanganan bencana banjir Sumatra ini.

Ia menyoroti kondisi anak-anak yang kehilangan orang tua, tempat tinggal, ataupun rasa aman akibat bencana. Menurutnya, kebutuhan pendampingan psikologis harus segera dipenuhi.

“Ada kelompok rentan bernama anak, yang pastinya banyak mengalami kehilangan, tentu trauma healing ini perlu dilakukan oleh pemerintah,” ucapnya di Jakarta, Kamis (11/12/2025) dilansir dari Antara.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa lansia pun membutuhkan perhatian serius karena banyak di antara mereka yang memiliki penyakit kronis dan memerlukan layanan kesehatan rutin.

“Lansia yang banyak memiliki komorbid tentu harus dipikirkan bagaimana caranya agar bisa mengakses layanan kesehatan yang tidak boleh terputus,” tegasnya.

Menurutnya, penanganan bencana tidak boleh berhenti pada angka atau statistik semata, tetapi harus mengutamakan keselamatan dan martabat warga terdampak.

Baca Juga: Sentimen dan Emosi Publik terhadap Penanganan Banjir Sumatra 2025

Sumber:

https://gis.bnpb.go.id/BANSORSUMATERA2025/

Penulis: Shahibah A
Editor: Editor

Konten Terkait

Daftar Maskapai yang Terkena Recall Airbus A320 Tahun 2025

Ini dia daftar pesawat yang terkena recall Airbus A320 tahun 2025!

Fakta Menarik di Balik Kemenangan Verstappen di F1 GP Amerika Serikat 2025

Max Verstappen menorehkan kemenangan ke-empat beruntun musim ini, unggul atas Norris dan Leclerc di Austin.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook