Konflik, ketidakpastian ekonomi, cuaca ekstrem, hingga inflasi membuat sejumlah negara mengalami situasi krisis pangan yang parah. Lebih dari seperempat miliar orang di dunia kini menghadapi tingkat kelaparan akut akibat krisis pangan.
Skala krisis pangan dan kekurangan gizi global saat ini sangat besar. Berdasarkan data dari World Food Programme (WFP), diperkirakan bahwa lebih dari 345 juta orang dari 79 negara menghadapi tingkat kerawanan pangan akut pada tahun 2023. Angka ini melonjak sebesar 200 juta orang dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi Covid-19.
Adapun, situasi kriris pangan ini disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Akan tetapi, konflik masih menjadi salah satu pendorong terbesar, di mana sekitar 70% warga dunia yang menghadapi kelaparan akut tinggal di daerah yang sedang dilanda konflik dan kekerasan.
“Selain itu, krisis iklim juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya angka kelaparan global. Krisis iklim memberikan dampak besar pada kehidupan manusia, merusak mata pencaharian banyak orang, sehingga membuat sebagian besar masyarakat sulit untuk mencari makan,” tulis WFP.
Merujuk pada laporan WFP yang berjudul Global Report on Food Crises 2023, Republik Demokratik Kongo merupakan negara yang menghadapi krisis pangan terparah di dunia menurut laporan WFP. Tercatat, jumlah masyarakat yang mengalami krisis pangan di negara tersebut mencapai 25,8 juta jiwa.
“Krisis pangan di negara tersebut terutama dipicu oleh konflik yang sudah terjadi selama lebih dari 25 tahun lamanya serta kemiskinan ekstrem. Masyarakat Republik Demokratik Kongo juga harus melalui krisis iklim, serangan hama, wabah Ebola, hingga dampak ekonomi Covid-19,” papar WFP.
Posisinya disusul oleh Nigeria dengan total penduduk yang menghadapi krisis pangan mencapai 24,9 juta jiwa. Lalu, ada Sudan dan Ethiopia dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 20,3 juta jiwa dan 20 juta jiwa.
Berikutnya, Afghanistan menyusul di posisi kelima dengan perkiraan penduduk yang mengalami krisis pangan sebanyak 19,9 juta jiwa. Selanjutnya, penduduk Yaman dan Myanmar yang menghadapi krisis pangan diestimasikan sebanyak 17,37 juta jiwa dan 15,2 juta jiwa menurut laporan WFP.
Diikuti oleh tiga negara lainnya yang masuk ke dalam daftar 10 besar negara dengan penduduk yang mengalami krisis pangan tertinggi di dunia, yaitu Suriah (12,06 juta jiwa), Pakistan (11,8 juta jiwa), dan Sudan Selatan (7,8 juta jiwa).
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya