Perkembangan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks pembangunan TIK Indonesia terus meningkat, bahkan mencapai 8,02 pada 2024. Pada 2018, indeks pembangunan TIK baru berada di angka 5,07, mencatatkan kenaikan 0,95 poin dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini menegaskan kemajuan signifikan dalam penguatan infrastruktur, perluasan akses digital, dan pemanfaatan TIK oleh masyarakat luas.
Perkembangan indeks pembangunan TIK sempat stagnan pada 2021 hingga 2023, dengan kenaikan yang rendah, hanya kisaran 0,05 hingga 0,09 poin. Menurut BPS, perlambatan pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, di mana pemerintah lebih fokus memerhatikan sektor kesehatan.
Namun pada tahun-tahun berikutnya, indeks pembangunan TIK kembali melesat.
“Kondisi ini mengindikasikan adanya dorongan baru, antara lain melalui implementasi kebijakan percepatan transformasi digital nasional, perluasan jaringan 4G dan pengembangan jaringan 5G, serta meningkatnya pemanfaatan layanan digital pada sektor pemerintahan, pendidikan, dan ekonomi,” tulis BPS dalam laporannya.
Apa yang Diukur?
Adapun indeks pembangunan TIK diukur dari tiga subindeks penyusunnya, yakni akses dan infrastruktur TIK, penggunaan TIK, dan keahlian TIK. Ketiga subindeks tersebut mengukur total 11 indikator dengan pembagian sebagai berikut.
Akses dan infrastruktur TIK
- Pelanggan telepon tetap per 100 penduduk
- Pelanggan telepon seluler per 100 penduduk
- Bandwidth internet internasional per pengguna
- Persentase rumah tangga dengan komputer
- Persentase rumah tangga dengan akses internet
Penggunaan TIK
- Persentase individu yang menggunakan internet
- Pelanggan fixed broadband internet per 100 penduduk
- Pelanggan mobile broadband internet per 100 penduduk
Keahlian TIK
- Rata-rata lama sekolah
- Angka partisipasi kasar sekunder
- Angka partisipasi kasar tersier
Sumber data untuk setiap indikator diperoleh dari BPS dan Kementerian Komdigi. Skor setiap indikator kemudian diolah untuk memperoleh indeks pembangunan TIK. Indeks ini dinilai dalam rentang 1-10, dengan semakin tinggi skor maka semakin pesat pembangunan TIK.
Pada 2024, subindeks akses dan infrastruktur TIK memperoleh skor terendah, yakni 5,91, naik 1,72% dari tahun 2023. Sementara itu, skor penggunaan TIK juga naik 3,21% menjadi 6,10, sedangkan skor untuk subindeks keahlian TIK naik 0,66% menjadi 6,08.
Jakarta Raih Indeks Tertinggi
Jika ditinjau per provinsi, DKI Jakarta meraih indeks pembangunan TIK tertinggi, mencapai 7,88. DI Yogyakarta di posisi kedua dengan skor 7,36, diikuti Bali dengan 6,82 dan Kepulauan Riau dengan 6,8. Kalimantan Timur melengkapi lima besar dengan 6,73.
Sebaliknya, Papua meraih skor terendah dengan 3,56, mencakup Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Nusa Tenggara Timur jadi yang kedua terendah dengan skor 5,36, diikuti Papua Barat dengan 5,61.
Baca Juga: Jakarta Jadi Provinsi dengan TIK Paling Maju
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/09/30/12567c4a325929839ae63740/indeks-pembangunan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-2024.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor