Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah menuai kekhawatiran dari berbagai pihak, terutama terkait potensi korupsi yang diperkirakan mencapai Rp8,5 triliun.
Studi yang dilakukan oleh Center for Economic and Law Studies (CELIOS) mengungkapkan bahwa model penyaluran dana yang sentralistik melalui vendor besar dan dapur umum berisiko tinggi terhadap kebocoran anggaran.
Sebaliknya, model desentralistik yang melibatkan UMKM lokal dan sekolah dinilai lebih efisien dan minim risiko korupsi.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Resmi Dimulai Hari Ini
Kekhawatiran Terhadap Program MBG
“Dari hasil studi kami, kekhawatiran terbesar menyangkut penyaluran yang tidak efisien (46%) dan korupsi (37%). Kekhawatiran lainnya terkait kualitas makanan (14%) dan biaya implementasi (3%)," tutur Peneliti CELIOR, Galau D. Muhammad dalam Diseminasi Hasil Studi Perspekstif Masyarakat terhadap Program MBG, (27/01/2025).
Kekhawatiran ini semakin besar karena belum adanya mekanisme pelaporan berbasis publik dan ruang pengaduan bagi masyarakat untuk memantau pelaksanaan program. Potensi korupsi yang diidentifikasi meliputi pengadaan dan distribusi makanan, pemalsuan data penerima manfaat, pengelolaan dana, serta penyimpangan dalam proses pengawasan dan evaluasi.
Perbandingan Model Penyaluran Dana MBG
Model Pemerintah
Model penyaluran dana MBG yang diusulkan pemerintah bersifat sentralistik, dengan mengandalkan vendor besar, unit pelayanan seperti dapur umum TNI, serta agregator ekonomi seperti BULOG dan BUMN. Namun, model ini memiliki risiko korupsi yang signifikan.
- Vendor Logistik Besar: Alokasi 10% anggaran (Rp7,1 triliun) berpotensi mengalami inefisiensi dan markup sebesar 30%, menyebabkan kerugian Rp2,13 triliun.
- Unit Pelayanan/Dapur Umum: Alokasi 20% anggaran (Rp14,2 triliun) berisiko mengalami inefisiensi serupa, dengan potensi kerugian Rp4,26 triliun.
- Agregator Ekonomi: Alokasi 10% anggaran (Rp7,1 triliun) juga berpotensi menimbulkan kerugian Rp2,13 triliun.
Secara keseluruhan, total risiko korupsi pada model ini diperkirakan mencapai Rp8,52 triliun, atau 12% dari total anggaran.
Model CELIOS
Model yang diusulkan CELIOS bersifat desentralistik, dengan fokus pada distribusi langsung ke sekolah, UMKM lokal, serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan lokal. Model ini dinilai lebih efisien dan minim risiko korupsi.
- UMKM Lokal: Alokasi 10% anggaran (Rp7,1 triliun) diperkirakan hanya mengalami inefisiensi 10%, dengan kerugian Rp710 miliar.
- Dinas Pendidikan dan Sekolah: Alokasi 20% anggaran (Rp14,2 triliun) diasumsikan memiliki inefisiensi 5%, dengan potensi kerugian Rp710 miliar.
- Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan: Alokasi 10% anggaran (Rp7,1 triliun) juga memiliki inefisiensi 5%, dengan kerugian Rp355 miliar.
Total potensi kerugian pada model ini hanya Rp1,775 triliun, atau 2,5% dari total anggaran.
Gunakan Dapur Masyarakat
Skema dapur umum yang dikelola pemerintah pusat dinilai rentan terhadap berbagai masalah, seperti penghamburan anggaran, inefisiensi, korupsi, dan kurangnya partisipasi masyarakat. Koordinasi yang buruk antar pihak dapat menyebabkan pengeluaran tidak terkontrol dan proses distribusi yang tumpang tindih.
Sebaliknya, skema dapur rakyat yang melibatkan masyarakat secara langsung dinilai lebih efektif. Dapur rakyat tidak memerlukan perusahaan besar atau persyaratan sertifikasi yang rumit, sehingga lebih fleksibel dalam menjangkau komunitas kecil dan daerah terpencil. Keterlibatan masyarakat juga memastikan program lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.
Metode Penelitian
Studi CELIOS mengadopsi pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang melibatkan 1.858 responden dari berbagai daerah di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, dengan pembobotan statistik berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memastikan representasi yang akurat.
Hasil survei menunjukkan bahwa 43% responden memprioritaskan penyediaan makanan olahan sehat dan daging sebagai komoditas utama dalam program MBG. Temuan ini mengindikasikan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi dan sehat bagi anak-anak.
Baca Juga: Usulan Provinsi Prioritas Penerima Program Makan Bergizi Gratis
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor