Astra International tercatat memiliki 135.470 karyawan pada 2025 dan tercatat sebagai perusahaan publik dengan karyawan paling banyak di Indonesia. Jumlah ini cukup berjarak dengan Indofood di posisi kedua, dengan 93.041 karyawan.
Berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya, Astra International berada di peringkat ketujuh, nilainya US$11,8 miliar. Peringkat pertama ditempati oleh Bank Central Asia (BCA) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$67,34 miliar.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri berada di posisi berurutan keempat dan kelima, dengan nilai kapitalisasi pasar US$35,58 miliar dan US$28,17 miliar.
Perusahaan lainnya yang masuk 10 besar berdasarkan nilai kapitalisasi pasar adalah Indofood CBP, senilai US$7,80 miliar.
Karyawan Korporasi Besar Juga Buruh
Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Sejumlah aksi dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di kawasan Monumen Nasional (Monas). Aksi ini diperkirakan diikuti oleh 200 ribu buruh dari Jabodetabek dan sekitarnya.
Berbagai serikat buruh yang ikut menyampaikan tuntutan-tuntutan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan, di antaranya ada Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
Serikat buruh menuntut beberapa hal, yaitu perlindungan buruh dalam UU Ketenagakerjaan, mencegah PHK massal dengan pembentukan satuan tugas PHK, menolak outsourcing, mewujudkan upah layak, mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset, serta Mendesak pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
Pengangguran Diperkirakan Capai 7,8 Juta Orang pada 2025
Dalam laporan Indonesia Employment Outlook 2025-2029, pengangguran di Indonesia tahun ini diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada 2024, pengangguran tercatat sebanyak 7,46 juta orang, tahun ini diperkirakan mencapai 7,78 juta orang.
Dari 284,4 juta penduduk tahun ini, angkatan kerja berjumlah 154,39 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 146,8 juta orang bekerja, 46,89 juta orang bekerja tidak penuh, dan 7,78 juta orang menganggur.
Penduduk bekerja mengalami peningkatan sekitar 200 ribu orang dibandingkan tahun lalu. Bersamaan dengan itu, jumlah pekerja tidak penuh juga meningkat 693 ribu.
Penduduk lulusan SMA/SMK/sederajat masih menyumbang pengangguran paling banyak, mencapai 53,71%. Sementara itu, penganggur lulusan SMP ke bawah sekitar 33,78% dan penganggur lulusan pendidikan tinggi mencapai 12,52%.
Apa Tantangan Ketenagakerjaan Ke Depannya?
Berdasarkan laporan Indonesia Employment Outlook 2025-2029 Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah penduduk usia produktif diproyeksikan terus meningkat hingga 2030. Tahun ini, Indonesia mengalami puncak bonus demografi. Dengan demikian, semakin banyak penduduk usia produktif yang dapat mendorong produktivitas nasional. Akan tetapi, ketimpangan lapangan kerja membuat peluang ini juga sebagai ancaman.
Selain itu, kesenjangan keterampilan tenaga kerja untuk kebutuhan industri juga cukup menghambat. Terlebih, saat ini banyak kebutuhan yang fokus pada industri teknologi dan digitalisasi.
Kendala ini disebabkan oleh salah satunya tidak meratanya akses teknologi, padahal tenaga kerja Indonesia memiliki potensi untuk menguasai ini.
Persoalan lainnya adalah ketimpangan regional, di mana tenaga kerja terampil cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar.
Berdasarkan peringkat daya saing SDM tingkat ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat dengan skor 51,13. Posisinya berada di bawah Singapura (79,96), Malaysia (62,03), dan Thailand (54,31).
Baca Juga: Hari Buruh 2025: Kelompok Buruh Tuntut Hentikan Badai PHK
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor