Beras merupakan komoditas strategis yang memainkan peran utama dalam perekonomian Indonesia. Sebagai bahan pangan pokok, fluktuasi harganya tidak hanya memengaruhi stabilitas ekonomi, tetapi juga daya beli masyarakat secara luas.
Harga beras di tingkat penggilingan menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kondisi pasar, mulai dari masa panen hingga proses pasca-panen. Oleh karena itu, pemantauan dan analisis terhadap tren harga beras di penggilingan menjadi penting untuk memahami dinamika pasar dan memberikan gambaran yang jelas bagi para pelaku di sektor pertanian, dari petani hingga konsumen.
Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada Agustus 2025, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan adalah sebesar Rp13.524 per kg pada Juli 2025, naik sebesar 1,93% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.264 per kg atau naik sebesar 3,07%. Beras kualitas submedium diberi harga Rp13.169 per kg atau naik sebesar 3,90%, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp12.976 per kg atau turun sebesar 2,68%.
Harga beras paling rendah di penggilingan dalam setengah tahun ini untuk kualitas premium yaitu pada bulan Mei sebesar Rp13.001, untuk kualitas medium sebesar Rp12.555 pada bulan April, kualitas submedium harga paling rendah ada pada bulan Mei sebesar Rp12.519, sedangkan untuk kualitas pecah berada di harga Rp12.358 yaitu pada bulan April.
Data tersebut menunjukkan bahwa harga rata-rata beras di penggilingan cenderung naik bahkan melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Kenaikan ini justru terjadi di tengah produksi beras yang melimpah.
Menurut pengamat pertanian Khudori, fenomena ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah yang dinilai gagal. Kepala Badan Pangan Nasional No 2 Tahun 2025 menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kg. Kenaikan ini belum diikuti oleh kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium, akibatnya hal ini mendorong harga beras di pasar terus naik.
Menyikapi permasalahan tersebut, pemerintah telah melakukan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Meski sempat terhenti sementara pada Februari lalu, tetapi per Juli 2025 SPHP beras ini sudah berjalan kembali. Program ini bertujuan untuk meredam fluktuasi harga beras di pasaran yang pelaksanaannya terus merambah ke seluruh Indonesia.
Pemerintah berharap melalui program SPHP beras ini, stabilitas harga pangan dapat terjaga, daya beli masyarakat terlindungi, serta seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki akses terhadap pangan berkualitas dengan harga yang wajar.
Baca Juga: Terus Naik, Simak Pergerakan Harga Beras 2018-2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/08/01/2453/nilai-tukar-petani--juli-2025-sebesar-122-64-atau-naik-0-76-persen.html
https://www.tempo.co/ekonomi/harga-beras-terus-naik-meski-surplus-pengamat-bukan-anomali-kebijakannya-buruk-2005357
https://badanpangan.go.id/blog/post/beras-sphp-mulai-bergulir-hari-ini-pemerintah-pastikan-akses-beras-terjangkau-bagi-masyarakat
https://badanpangan.go.id/blog/post/pemerintah-luncurkan-program-sphp-beras-untuk-jaga-daya-beli-dan-stabilitas-harga-pangan
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor