Dari sekian banyak jenis jamur yang ada di dunia, jamur tiram termasuk salah satu yang aman dan populer untuk dikonsumsi. Jamur ini memiliki tekstur yang lembut, rasa yang gurih, dan mudah diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Di Indonesia, jamur tiram kerap dijadikan berbagai menu masakan, mulai dari oseng-oseng jamur, jamur krispi, gulai jamur, hingga campuran dalam tumisan dan sayur lodeh. Rasanya yang netral dan daya serapnya terhadap bumbu membuat jamur tiram menjadi bahan masakan yang serbaguna. Tak heran jika banyak makanan tradisional Indonesia menggunakan jamur tiram sebagai bahan dasar atau pelengkap.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis jamur yang umum dikonsumsi masyarakat, seperti jamur merang, jamur kancing, jamur enoki, jamur kuping, dan jamur tiram. Dari kelima jenis tersebut, jamur tiram merupakan yang paling banyak dibudidayakan. Popularitasnya tidak hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena cara budidayanya yang tidak terlalu rumit serta hasil panennya yang relatif cepat.
Dari segi kesehatan, jamur tiram memiliki kandungan zat fungsional yang sangat bermanfaat. Salah satu yang menonjol adalah β-glukan, senyawa yang berperan dalam meningkatkan metabolisme glukosa dan lipid, menurunkan tekanan darah, mengontrol berat badan, serta memengaruhi sensasi nafsu makan. Karena itu, jamur tiram dinilai memiliki manfaat potensial bagi kesehatan kardiometabolik secara menyeluruh.
Lebih dari sekadar bahan pangan, jamur tiram kini menjadi salah satu komoditas pertanian yang semakin diminati di Indonesia. Kandungan gizinya yang tinggi serta kemampuannya sebagai alternatif sumber protein hewani menjadikannya penting dalam mendukung diversifikasi pangan. Budidayanya yang ramah lingkungan dan tidak membutuhkan lahan luas semakin memperkuat posisinya dalam strategi ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat menempati posisi pertama sebagai provinsi penghasil jamur tiram tertinggi di Indonesia dengan total 171 ribu kuintal. Posisi kedua dan ketiga diisi oleh Jawa Timur dengan 87 ribu kuintal dan Jawa Tengah dengan 72 ribu kuintal. Keduanya dikenal sebagai wilayah dengan iklim dan infrastruktur pertanian yang mendukung pertumbuhan jamur tiram.
Provinsi di luar Pulau Jawa juga mulai menunjukkan kontribusi signifikan. Sumatra Selatan berada di posisi keempat dengan 25 ribu kuintal, disusul DI Yogyakarta dengan 16 ribu kuintal, Sumatra Utara dengan 15 ribu kuintal, dan Lampung dengan 14 ribu kuintal. Sementara itu, Riau, Kalimantan Utara, dan Bengkulu masing-masing memproduksi antara 6 hingga 9 ribu kuintal per tahun.
Baca Juga: Tren Makanan Masa Depan Indonesia, Masyarakat Makin Sadar Kesehatan?
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/ZUhFd1JtZzJWVVpqWTJsV05XTllhVmhRSzFoNFFUMDkjMw==/produksi-tanaman-sayuran-dan-buah-buahan-semusim-menurut-provinsi-dan-jenis-tanaman----2024.html?year=2024
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor