Minat masyarakat Indonesia untuk kerja di luar negeri semakin tinggi. Faktor utamanya didorong oleh ekonomi, juga perubahan pola pikir generasi muda yang semakin haus akan pengalaman global. Bekerja di luar negeri bukan lagi dipandang sebagai peluang terakhir, melainkan pilihan karier yang strategis dan kadang lebih menjanjikan ketimbang dalam negeri.
Ada beragam motivasi untuk bekerja di luar negeri, mulai dari dorongan untuk mendapat penghasilan yang lebih tinggi, belajar budaya baru, memperluas jaringan professional, hingga mencari kualitas hidup yang lebih baik. Negara favorit seperti Korea Selatan, Jerman, hingga Australia, menawarkan peluang kerja yang luas dan sistem perlindungan yang lebih terstruktur.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), jumlah lowongan kerja di luar negeri untuk pekerja migran Indonesia terus meningkat dalam 3 tahun terakhir.
Laporan Kemnaker mencatat terdapat 1,36 juta lowongan kerja di luar negeri pada 2022. Jumlah tersebut kemudian naik menjadi 1,5 juta pada 2023 dan kembali naik menjadi 1,53 juta pada 2025.
Lowongan dari Taiwan jadi yang terbanyak, mencapai 1,01 juta pada 2022, 1,16 juta pada 2023, dan tahun lalu naik menjadi 1,18 juta lowongan kerja. Pada 2024, Malaysia membuka 137 ribu lowongan kerja, jadi yang tertinggi kedua, diikuti Hong Kong dengan 71,8 ribu, Singapura dengan 42 ribu, dan Turki dengan 20,5 ribu. Paling sedikit, Moldova hanya membuka 4 lowongan kerja dan Maladewa dengan 25 lowongan.
Dari lowongan yang dibuka tahun lalu, 1,04 juta di antaranya khusus untuk perempuan, 447 ribu untuk laki-laki, dan sisanya bisa untuk perempuan dan laki-laki.
Kekhawatiran Kerja di Luar Negeri
Menurut survei Populix yang melibatkan 1.000 responden Indonesia pada 5-6 Maret 2025, perbedaan budaya jadi kekhawatiran utama masyarakat Indonesia saat bekerja di luar negeri. Budaya baru dan kebiasaan asing sering kali membuat pekerja Indonesia tertekan hingga stres. Dalam hal ini, kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan cepat menjadi penting.
Di posisi kedua, biaya hidup tinggi jadi kekhawatiran bagi 52% responden. Bagi mereka yang baru saja memulai karier di luar negeri, harga barang pokok yang jauh berbeda dengan di Indonesia sering membuat terkejut. Meski gaji yang diperoleh juga sepadan dengan biaya hidup, isu ini tak jarang menjadi kekhawatiran bagi pekerja yang berniat kerja di luar negeri.
Isu yang juga banyak dikhawatirkan adalah terkait bahasa. Sebanyak 50% responden mengaku khawatir akan keterbatasan bahasa yang membuat komunikasi menjadi sulit, apalagi di negara yang jarang menggunakan bahasa internasional seperti Inggris.
Kekhawatiran pekerja Indonesia saat kerja di luar negeri lainnya meliputi masalah izin kerja, kurangnya keterampilan, kurangnya pengalaman, masalah usia, hingga kesehatan.
Baca Juga: Negara Pilihan Orang Indonesia Bekerja ke Luar Negeri di 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor