87% Gen Z dan Milenial Fokus Tingkatkan Kualitas Diri di 2025

Tahun ini, Gen Z pilih fokus tingkatkan public speaking, sedangkan Milenial lebih tertarik asah kemampuan digital marketing.

87% Gen Z dan Milenial Fokus Tingkatkan Kualitas Diri di 2025 Ilustrasi Pengembangan Diri | Pexels

Self development atau pengembangan diri menjadi sorotan bagi Generasi Z (Gen Z) dan Milenial untuk menunjang kehidupan mereka agar lebih produktif. Berbagai kegiatan dilakukan oleh generasi muda tersebut, baik secara mandiri maupun bersama orang lain, gun mendorong diri lebih produktif.

Jakpat merilis survei bertajuk Exploring Self-Development Trends Among Gen Z and Millennials 2025. Survei diikuti 1.549 responden dengan rentang waktu 24-25 Februari 2025. Survei ini bertujuan untuk mengeksplor minat serta kegiatan favorit Gen Z dan Milenial Indonesia dalam mengembangkan diri mereka di 2025.

Hasilnya, sebanyak 87% responden memiliki ketertarikan untuk mengembangkan diri mereka di tahun 2025. Rincinya, 93% responden Gen Z berminat untuk mengembangkan kualitas diri, baik secara personal maupun profesional. Hal serupa juga diminati oleh 81% responden Milenial.

Cara Pengembangan Diri Gen Z dan Milenial Indonesia 2025 | GoodStats
Self-development ala Gen Z dan Milenial Indonesia 2025 | GoodStats

Sebanyak 61% responden memilih mengembangkan diri mereka dengan memperbanyak ibadah, sementara 56% responden melatih diri dengan banyak bersyukur atas kehidupan yang mereka jalani. Sebanyak 51% responden pun memilih menjalani hidup dengan rapi dan teratur, dilanjut dengan pola tidur optimal (46%) dan berolahraga secara berkala (45%).

Alasan gen Z dan Milenial mengembangkan diri adalah untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Dengan itu, mereka juga berkeinginan untuk meningkatkan kualitas hidup serta keahliannya selama tahun 2025. Hal tersebut paling diprioritaskan Milenial. Sedangkan Gen Z berencana lebih fokus untuk mempelajari hal baru guna menaikkan kepercayaan diri mereka.

Setidaknya 82% responden mengambil kursus sebagai bagian dari proses pengembangan diri mereka. Responden Gen Z paling banyak memilih aktivitas tersebut (47%) dibandingkan dengan Milenial (37%). Ini membuktikan Gen Z memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari hal baru sebagai salah satu cara meningkatkan derajat kehidupan mereka.

Sebanyak 90% dari responden yang memilih mengikuti kursus lebih minat terhadap pembelajaran materi dibandingkan mengasah keterampilan. Setengah dari mereka memutuskan belajar bahasa asing untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Public speaking menjadi kursus yang paling banyak dipilih 54% responden Gen Z untuk mengembangkan diri mereka. Sedangkan 56% responden Milenial memilih kursus digital marketing.

Dalam proses pengembangan diri, 4% responden memilih pemilik kanal Youtube Close The Door, Deddy Corbuzier sebagai referensi tokoh mereka. Selain itu ada pula pendakwah Adi Hidayat (3%), Raffi Ahmad (3%), Merry Riana (3%), Vina Muliana (3%), Maudy Ayunda (3%), dan Raditya Dika (2%).

Konten kreator edukasi, Zahid Ibrahim membagikan pandangannya terhadap 100 buku bertema pengembangan diri yang telah ia baca. Dari keseluruhan topik yang ada dalam buku tersebut, hal utama yang dilakukan dalam pengembangan diri yakni adanya bias terhadap aksi.

Yang bisa merubah keadaan kita adalah bias terhadap aksi. Ini artinya, dibandingkan menyusun strategi, orang lebih memilih untuk melakukan aksi, sekecil apapun aksi itu,tutur Zahid dalam kanalnya.

Ia melanjutkan bahwa orang yang berhasil mengembangkan diri cenderung melakukan aksi-aksi kecil terlebih dahulu, dibandingkan menyusun strategi agar pengembangan dirinya berhasil. Hal tersebut bisa menjadi arahan bagi Gen Z maupun Milenial dalam upaya pengembangan diri mereka.

Baca Juga: Kesiapan Mental Jadi Pertimbangan Utama Gen Z Sebelum Nikah

Penulis: Muhammad Wildan Baihaqi
Editor: Editor

Konten Terkait

Cara Cek KTP Penerima Bansos PKH 2025

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial (Kemensos) kembali meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun 2025. Simak cara ceknya berikut.

Tidak Hanya Pertengkaran, Judi & Mabuk Juga Jadi Alasan Banyaknya Perceraian di Indonesia

Terlepas dari penyebabnya, perceraian sering kali menjadi keputusan yang sulit dan penuh pertimbangan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook