Daftar Tsunami Terbesar di Dunia, Tragedi 2004 Masih Tak Terlupakan

Sejarah telah mencatat sejumlah tsunami paling mematikan di dunia. Indonesia yang terletak di Cincin Api Pasifik merasakan dampak dari 2 tsunami terbesar dunia.

Daftar Tsunami Terbesar di Dunia, Tragedi 2004 Masih Tak Terlupakan Potret Kerusakan Tsunami Aceh | Shutterstock

Tsunami adalah salah satu bencana alam paling destruktif yang pernah dialami oleh manusia. Bencana ini terjadi karena adanya gelombang besar dari hasil pergerakan lempengan bumi di dasar laut. Penyebab dari pergeseran lempengan ini beragam, mulai dari gempa bumi, letusan gunung berapi, atau longsor bawah laut dengan kekuatan yang besar.

Tsunami tidak hanya membawa kehancuran fisik, tetapi juga menimbulkan trauma yang mendalam bagi masyarakat terdampak. Tidak hanya itu, tsunami juga mengakibatkan dampak jangka panjang dalam sektor ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar.

Dua dari Lima Tsunami Terbesar di Dunia Berdampak pada Indonesia

Sejarah telah mencatat sejumlah tsunami besar yang tidak hanya dikenal karena skala dan intensitasnya, tetapi juga karena dampaknya yang sangat luas dan menghancurkan. Berikut ini adalah lima tsunami terbesar yang pernah terjadi di dunia.

1. Tsunami di Samudra Hindia (2004)

Kerusakan Tsunami Aceh | Shutterstock
Kerusakan Tsunami Aceh | Shutterstock

Estimasi korban jiwa: 227.899 orang

Tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia merupakan salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern. Tragedi ini disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 magnitudo yang mengguncang dasar laut Samudra Hindia di lepas pantai Sumatra, Indonesia.

Total terdapat 13 negara di sekitar lokasi gempa yang menjadi korban, termasuk Indonesia, Thailand, Sri Lanka, dan India. Indonesia sendiri menjadi salah satu wilayah pertama yang dilanda gelombang lebih dari 150 kaki (± 45 meter).

Sementara itu, tsunami terakhir menghantam Afrika beberapa jam kemudian dengan tinggi gelombang sekitar 9 meter.

Akibat dari tsunami ini, lebih dari 200.000 orang kehilangan nyawa, ribuan orang kehilangan tempat tinggal, dan infrastruktur di wilayah pesisir hancur total.

2. Tsunami di Lisbon (1755)

Ilustrasi Tsunami Lisbon | Shutterstock
Ilustrasi Tsunami Lisbon | Shutterstock

Estimasi korban jiwa: 100.000 orang

Lisbon adalah sebuah kota di Portugal yang terletak di tepi barat daya Eropa, menghadap Samudra Atlantik. Pada tahun 1755, kota ini diguncang gempa bumi berkekuatan sekitar 8,5 magnitudo. Gempa ini kemudian diikuti oleh tsunami besar yang menyapu pesisir Portugal, Spanyol, hingga Afrika Utara.

Tsunami Lisbon bukan hanya bencana alam, tetapi juga peristiwa yang mengubah sejarah Eropa. Kerugiannya diperkirakan mencapai 48% PDB Portugal dengan sekitar 60.000 hingga 100.000 orang tewas. Lisbon, yang saat itu merupakan salah satu kota terkaya di Eropa, hancur akibat peristiwa ini.

Baca Juga: Wilayah dengan Indeks Risiko Bencana Tertinggi Indonesia

3. Tsunami dan Letusan Gunung Krakatau (1883)

Letusan Gunung Krakatau | Getty Images
Letusan Gunung Krakatau | Getty Images 

Estimasi korban jiwa: 36.000 orang

Letusan Gunung Krakatau pada Agustus 1883 menjadi salah satu letusan gunung paling dahsyat yang tercatat dalam sejarah. Ledakan ini memicu serangkaian tsunami besar yang melanda pesisir Jawa dan Sumatra.

Tsunami ini tidak hanya menghancurkan wilayah sekitarnya, tetapi juga memicu perubahan iklim global sementara. Letusan Krakatau melepaskan jutaan ton sulfur dioksida (SO₂) serta abu dan partikel aerosol ke stratosfer.

Penyebaran partikel ini menyebabkan penurunan suhu global dan bahkan sempat menyebabkan perubahan warna langit di berbagai belahan dunia pada masa itu.

4. Tsunami Arica (1868)

Ilustrasi Tsunami Arica | Daily Telegraph
Ilustrasi Tsunami Arica | Daily Telegraph

Estimasi korban jiwa: 25.000 orang

Pada tahun 1868, gempa bumi berkekuatan 8,5-9 magnitudo mengguncang wilayah Arica yang kemudian memicu tsunami. Wilayah Arica sendiri merujuk pada bagian dari Peru sebelum perang pasifik, sementara sekarang termasuk bagian Chili. Gempa yang terjadi di daerah ini memicu tsunami besar di pesisir Chili, Peru, dan bahkan mencapai Selandia Baru, Jepang, hingga Australia.

Tsunami Arica menelan ribuan korban jiwa serta menghancurkan kapal-kapal dan kawasan pesisir di sekitarnya. Meskipun terjadi lebih dari 150 tahun yang lalu, jejak kehancurannya masih terasa hingga kini, terutama ketika mempelajari sejarah bencana alam di kawasan Pasifik.

5. Tsunami Tohoku (2011)

Kerusakan Tsunami Tohoku | Shutterstock
Kerusakan Tsunami Tohoku | Shutterstock

Estimasi korban jiwa: 15.550 orang

Tsunami Tohoku menjadi salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah Jepang. Gempa bumi berkekuatan 9,0 magnitudo di lepas pantai timur laut Jepang memicu tsunami setinggi 40,5 meter.

Dampak dari tsunami ini juga meluas ke krisis nuklir di Fukushima. Di kota pesisir Okuma, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi kehilangan daya. Generator darurat terendam banjir, dan tiga reaktor pembangkit mendingin dan melepaskan radiasi. Kota itu segera dievakuasi, dan insiden itu dianggap sebagai bencana nuklir terburuk dalam beberapa dekade.

Total kerugian akibat tsunami ini diperkirakan mencapai US$309 miliar dan memicu perubahan besar dalam kebijakan energi nuklir global.

Baca Juga: Laporan Bencana Alam Indonesia 2023: Jawa Barat Terbanyak, Kontras dengan Papua

Tsunami 2004 Menjadi yang Paling Mematikan

Membandingkan kelima bencana dalam daftar, tsunami yang terjadi di Samudra Hindia dapat disebut sebagai bencana paling mematikan di dunia.

Jumlah korban jiwa tsunami 2004 jauh lebih tinggi dibandingkan tragedi lainnya | GoodStats
Jumlah korban jiwa tsunami 2004 jauh lebih tinggi dibandingkan tragedi lainnya | GoodStats

Grafik di atas memperjelas perbandingan masing-masing bencana berdasarkan jumlah korban jiwanya. Tsunami di Samudra Hindia menempati posisi pertama dan menjadi satu-satunya tsunami dengan estimasi korban jiwa lebih dari 200.000 orang.

Meski begitu, secara keseluruhan tsunami-tsunami pada daftar tetap merupakan tragedi yang besar dan sangat menghancurkan. Jumlah korban jiwa di Tohoku yang mendapat posisi kelima saja memiliki estimasi 15.550 korban jiwa dengan kerugian yang juga signifikan. Tragedi ini menyoroti betapa pentingnya sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana.

Teknologi Tidak Menjamin Keselamatan, Kesiapsiagaan Paling Penting!

Tahun kejadian tiap-tiap tsunami yang beragam menegaskan bahwa perkembangan teknologi dan infrastruktur tidak dapat menjamin keselamatan secara utuh. Kesiapsiagaan dan pengetahuan mitigasi bencana adalah yang terpenting jika menyangkut bencana alam.

Hal ini terbukti dari negara Jepang dengan infrastruktur teknologi yang canggih di tahun 2011 pun masih dapat merasakan dampak dari tsunami Tohoku. Ini menjadi pengingat bahwa persiapan tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang edukasi masyarakat, terutama karena alam yang tidak selalu dapat diprediksi.

Tetapi, pelajaran yang dapat diambil dari bencana-bencana ini tidak hanya sebatas teknologi. Solidaritas dan kepedulian antar sesama dalam situasi krisis juga memainkan peran penting guna mempercepat proses pemulihan. Melalui pemahaman yang baik tentang sejarah dan dampak tsunami, masyarakat diharapkan dapat lebih siap untuk menghadapi bencana.

Khususnya Indonesia, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, harus menjadi negara yang selalu siap siaga akan kemungkinan bencana ini. Indonesia berada di wilayah yang sangat aktif secara geologis, bahkan dua dari lima tsunami terbesar di atas berdampak pada Indonesia.

Kondisi rawan bencana ini harus mendorong Indonesia untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini berupaya untuk terus memperbarui sistem peringatan dini, membangun infrastruktur tahan bencana, dan mengedukasi masyarakat.

Meski tantangannya besar, upaya pemerintah disertai kesadaran masyarakat diharapkan dapat mengurangi risiko, meminimalkan dampak, serta melindungi seluruh masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: 10 Negara dengan Bencana Alam Terbanyak 2023, Ada Indonesia

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

Negara dengan Kualitas HIdup Terbaik di ASEAN, Indonesia Nomor Berapa?

Skor kualitas hidup di Singapura menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 53,1. Sebaliknya, Myanmar jadi yang terendah dengan 6,1.

Angka Harapan Hidup ASEAN 2024

Angka harapan hidup Australia jadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 83,86 tahun. Indonesia ada di posisi tengah dengan 71,29 tahun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook