Perkembangan teknologi yang masif membuka peluang lini bisnis baru, yakni bisnis berjualan daring. Kini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggemari belanja online, bahkan melebihi belanja offline.
Survei Jakpat bertajuk yang melibatkan 1.054 responden pada 15-16 Januari 2025 menyebutkan bahwa responden lebih memilih belanja online untuk keperluan pakaian, aksesoris, sepatu, sandal, tas, dompet, dekorasi rumah, hingga barang elektronik.
Belanja online dipandang lebih praktis, tak perlu menghabiskan waktu di jalan untuk pergi ke toko fisik, lebih banyak dan luas pilihan produk yang tersedia, hingga harga yang ditawarkan pun lebih murah dengan ragam promosi dan diskon yang tersedia. Tidak heran jika kini belanja online semakin menjadi favorit.
Marketplace menjadi wadah favorit warga Indonesia untuk belanja online. Pada 2025 ini, menurut Cube Asia, proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai US$80 miliar, sekitar 71% berasal dari marketplace. Nilai transaksi ini merupakan nilai penjualan barang melalui siaran online, tidak termasuk transaksi yang dibatalkan.
Adapun 21% sisanya berasal dari saluran online lain dan 7% dari situs resmi perusahaan. Temuan ini menunjukkan besarnya peran marketplace dalam mempertemukan pedagang dan pembeli, dengan kebanyakan transaksi online terjadi melalui marketplace.
Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Shopee menjadi marketplace yang paling sering diakses oleh masyarakat Indonesia pada 2025, dengan proporsi mencapai 53,22%. Hal ini berarti, 1 dari 2 pengguna internet di Indonesia sering mengakses Shopee.
TikTok Shop mengisi posisi kedua dengan 27,37% responden sering mengakses situs tersebut untuk kebutuhan belanja online, mengalahkan e-commerce lain seperti Tokopedia (9,57%), Lazada (9,09%), Blibli (0,29%), dan Facebook Marketplace (0,25%).
Dominasi Shopee dan pertumbuhan popularitas TikTok Shop menunjukkan bagaimana setiap masyarakat memiliki preferensi sendiri dalam memilih situs untuk belanja online. Banyaknya promosi hingga kemudahan tampilan menjadi alasan terpilihnya kedua e-commerce tersebut sebagai pilihan utama.
Adapun survei APJII ini melibatkan 8.700 responden berusia di atas 13 tahun dari 38 provinsi di Indonesia, melalui teknik multistage random sampling. Data diperoleh pada 10 April hingga 16 Juli 2025 dengan wawancara tatap muka, menghasilkan data dengan margin of error sebesar 1,1%.
Baca Juga: Jumlah Kunjungan ke Situs E-Commerce Indonesia Melemah
Sumber:
https://survei.apjii.or.id/survei
https://insight.jakpat.net/consumer-behavior-of-2025-ramadan-eid/
https://cube.asia/ecommerce-influencer-marketing-sea-2025/
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor