Dalam beberapa tahun terakhir, industri e-commerce mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia. Perkembangan teknologi digital membawa kemajuan signifikan dan mempengaruhi karakteristik masyarakat ketika belanja. Tidak hanya itu, tingkat penetrasi internet yang terus meningkat dan bertambahnya pengguna perangkat mobile di dalam negeri juga mendorong pertumbuhan subur industri e-commerce. Indonesia memiliki ekosistem yang sangat mendukung perkembangan e-commerce, baik dari segi konsumen maupun pelaku usaha.
E-commerce kini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian digital Indonesia. Pada 2023, gross merchandise value (GMV) dari sektor e-commerce mencapai US$62 miliar, menyumbang 75,6% terhadap GMV ekonomi digital nasional. GMV ekonomi digital Indonesia diproyeksi mencapai US$200 miliar hingga US$360 miliar per 2030, e-commerce masih menjadi penyumbang utama.
Tidak hanya itu, sekitar 66,28% pelaku usaha di Indonesia tercatat mengalami kenaikan omzet rata-rata tahunan mencapai 50% setelah menggunakan platform daring untuk menjalankan usahanya.
Meski begitu, data SEMRUSH menyebutkan adanya penyusutan jumlah kunjungan ke situs e-commerce pada April 2025 lalu. Penyusutan ini terlihat di 4 situs e-commerce raksasa, yakni Shopee, Tokopedia, Lazada, hingga Blibli.
Menurut SEMRUSH, jumlah kunjungan bulanan ke mayoritas situs e-commerce Indonesia mengalami penurunan.
Shopee Indonesia meraih 132 juta kunjungan pada April 2025, turun 10,6% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 147,7 juta kunjungan. Hal yang sama juga terjadi pada Tokopedia, yang turun 8,9% dari 71,3 juta pada Maret 2025 menjadi 64,9 juta pada April 2025.
Sementara itu, Lazada mencatatkan penurunan sebanyak 23,5% menjadi 42 juta kunjungan dan Blibli turun hingga 49,6% menjadi 14,1 juta kunjungan.
Penurunan ini disinyalir akibat melemahnya daya beli masyarakat, di mana kini warga lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok alih-alih membeli hal yang diinginkan. Fenomena ini diakibatkan melemahnya ekonomi nasional hingga gelombang masif PHK yang mengakibatkan lebih dari 20 ribu pekerja menjadi korban pada awal tahun ini. Penghasilan semakin berkurang dengan biaya hidup yang terus meningkat membuat masyarakat terpaksa menekan pengeluaran dengan memangkas hal-hal di luar kebutuhan pokok.
Penurunan jumlah kunjungan ke situs e-commerce di Indonesia patut diwaspadai. Pada saat pandemi Covid-19 lalu, industri e-commerce tumbuh pesat. Penurunan yang terjadi saat ini harus menjadi alarm pemerintah untuk bisa melahirkan kebijakan yang mendorong daya beli masyarakat, mendorong sektor unggulan ini berkontribusi semakin besar pada ekonomi nasional.
Baca Juga: Simak Performa E-Commerce Indonesia, Nilai Transaksi Capai Rp1.100 Triliun
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor