QRIS Jadi Metode Bayar Andalan Gen Z dan Milenial, Ini Frekuensi Penggunaannya

Alasan utama Gen Z dan Milenial memakai QRIS karena pengalaman yang ramah pengguna. Lalu, bagaimana dengan frekuensi penggunaannya?

QRIS Jadi Metode Bayar Andalan Gen Z dan Milenial, Ini Frekuensi Penggunaannya Ilustrasi Transaksi Memindai Kode QR | iStock

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan standar kode QR Nasional yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019. Sejak awal kemunculannya, QRIS memiliki segudang manfaat bagi pihak pelaku usaha dan konsumen secara umum.

QRIS makin digandrungi oleh pelaku usaha dari berbagai jenis, mulai dari perusahaan besar, UMKM, pedagang kaki lima, hingga penjual keliling. Bagi pelaku usaha, QRIS dapat mempermudah proses transaksi karena melalui satu kode QR dapat menerima pembayaran digital dari beragam aplikasi layanan pembayaran yang berbeda.

Pelaku usaha juga bisa memantau transaksi secara real-time karena data tersebut sudah terekam secara otomatis. Dengan demikian, dapat menelaah history pembayaran secara jelas dan komprehensif.

Hadirnya QRIS kini menjadi alternatif dalam pembayaran yang dilakukan oleh konsumen, terutama Gen Z dan Milenial. Para netizen yang termasuk pada generasi tersebut, turut merasakan manfaat dari mode pembayaran QRIS yang kemudian membagikan perasaannya melalui aplikasi X.

“Gen Z pas beli siomay: “bisa QRIS ga bang?,”” tulis akun X ngapawoi.

“Gen Z sehari-hari ga ngomong “bisa qris kak?” challenge: impossible,” ujar akun X kadyasandya.

Perbandingan frekuensi penggunaan QRIS Gen Z dan Milenial | GoodStats
Perbandingan frekuensi penggunaan QRIS Gen Z dan Milenial | GoodStats

Hal tersebut dinilai valid karena berdasarkan IDN Research Institute, Gen Z dan Milenial sering menggunakan mode pembayaran QRIS, baik harian maupun mingguan. 

Sebanyak 38% Gen Z menggunakan QRIS dalam kehidupan sehari-hari. Milenial berada di posisi selanjutnya dengan angka mencapai 25%. Dalam penggunaan mingguannya, 35% Milenilal lebih sering menggunakan QRIS dari Gen Z yang hanya mencapai 30%.

Alasan QRIS Menjadi Pilihan Utama dalam Pembayaran

5 alasan Gen Z dan Milenial memilih menggunakan QRIS | GoodStats
5 alasan Gen Z dan Milenial memilih menggunakan QRIS | GoodStats

Menengok frekuensi penggunaan QRIS, tak dapat dipungkiri mode pembayaran tersebut menjadi bagian penting dan integral dalam kehidupan Gen Z dan Milenial. Terdapat alasan utama Gen Z dan Milenial menggunakannya dengan 63% merasa QRIS memiliki pengalaman yang user-friendly

Kemudian, sebanyak 57% Gen Z dan Milenial memiliki preferensi dalam melakukan transaksi non tunai. Pembayaran digital kini menjadi pilihan utama karena para konsumen tak perlu menyiapkan uang tunai. Belum lagi, jika uang yang diberikan pada pihak penjual berlebih dan tidak menemukan uang kembalian, membuat seakan tidak praktis.

Proses transaksi yang cepat menjadi pertimbangan dalam melakukan pembayaran melalui QRIS mencapai angka 40%. Selanjutnya, 37% menilai promosi dan diskon eksklusif yang ditawarkan curi perhatian Gen Z dan Milenial. 

Kegiatan jual–beli kini kerap menawarkan banyak promo dan diskon melalui jenis pembayaran QRIS. Hal tersebut dilakukan, dengan harapan bagi pelaku usaha dapat memperkenalkan bisnisnya lebih masif lagi yang memiliki metode pembayaran praktis. 

Terakhir, 23% Gen Z dan Milenial menganggap QRIS tersedia secara luas di banyak lokasi. Cakupan jenis pembayarannya yang luas, e-wallet hingga m-banking, ditambah banyak usaha yang mulai menerapkan QRIS menjadi faktor pendorong Gen Z dan Milenial dalam menggunakannya.

Transaksi QRIS Kian Menunjukan Angka Positif

Melansir Kementerian PANRB, per Juli 2024, transaksi QRIS tumbuh 226,54% secara year on year (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta.

Transaksi BI-RTGS meningkat 13,42% (yoy) mencapai Rp.42,8 triliun. Kemudian dari sisi ritel, volume transaksi ritel BI-FAST, menunjukan pertumbuhan positif sebesar 67,79% (yoy) dengan 785,95 juta transaksi.

Pertumbuhan juga ditemukan pada transaksi Digital Banking dan Uang Elektronik (UE). Pada digital banking, diketahui mengalami pertumbuhan sebesar 34,49% (yoy) dengan total 5.363.000 transaksi. Kemudian, pada UE, memiliki 3.958,53 juta transaksi dengan capaian pertumbuhan 39,24% (yoy).

"Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan II 2024 tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal," jelas Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur, Rabu, (17/7), mengutip PANRB.

Baca Juga: Melihat Perkembangan Layanan Perbankan Digital di Indonesia, Mulai dari Uang Elektronik Hingga QRIS

Penulis: Aisyah Fitriani Arief
Editor: Editor

Konten Terkait

Dampak Kenaikan PPN 12% di 2025 terhadap Pengeluaran Rumah Tangga

Pada 2025, kenaikan PPN 12% diperkirakan akan memengaruhi masyarakat kelas bawah yang dapat menyebabkan penurunan daya beli.

Kabinet Raksasa, Anggaran Raksasa?

Anggaran kementerian di era Prabowo ditaksir mencapai Rp777 miliar per tahun, hampir 2 kali lipat dari anggaran di era Jokowi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook