Keamanan Pribadi Menjadi Penghalang Utama Solo Traveler Perempuan

Terlepas dari tren solo traveling yang makin populer, kaum wanita masih merasa khawatir akan keamanan pribadinya ketika bepergian sendiri.

Keamanan Pribadi Menjadi Penghalang Utama Solo Traveler Perempuan Ilustrasi Solo Travel Perempuan | Shutterstock

Dalam beberapa tahun terakhir, minat perempuan untuk melakukan solo traveling atau bepergian sendiri terus meningkat. Platform seperti Instagram dan YouTube dipenuhi dengan konten yang menunjukkan betapa menakjubkannya menjelajah dunia seorang diri. Kekayaan budaya, keindahan alam, hingga interaksi dengan orang-orang lokal menjadi daya tarik dari solo traveling.

Sayangnya, kaum perempuan masih sering berhadapan dengan persoalan keamanan saat memilih untuk bepergian sendiri. Ancaman-ancaman seperti pelecehan seksual, pencurian, hingga serangan fisik menjadi momok nyata yang menjadi ketakutan bagi para solo travelers.

Faktor Keamanan Pribadi Selalu Paling Meresahkan 

Berikut merupakan hasil survei dari Solo Female Travelers Club yang menunjukkan kekhawatiran nyata perempuan saat melakukan solo traveling.

Statistik - Keamanan Pribadi Meresahkan Solo Traveler Wanita
Keamanan pribadi menjadi satu-satunya faktor yang selalu dipilih lebih dari 60% responden sebagai hal yang mengkhawatirkan tiap tahunnya | GoodStats

Berdasarkan statistik di atas, terlihat bahwa para perempuan dalam survei cenderung mengkhawatirkan masalah keamanan pribadi selama bepergian. Faktor ini paling banyak disinggung dengan persentase tiap tahunnya yang selalu tembus 60%.

Kemudian, faktor biaya dan regulasi perubahan pembatasan perjalanan menjadi faktor yang cukup mengkhawatirkan para travelers. Regulasi perubahan khususnya hanya mengkhawatirkan di 2021 saat angka penderita Covid-19 masih tinggi. Sementara faktor biaya berkisar antara 50-65% pilihan responden.

Faktor lainnya yang disebutkan dalam survei hanya meraih suara kurang dari 50%, yang semakin menegaskan dominasi faktor keamanan pribadi dalam pilihan responden.

Baca Juga: Deretan Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia

Perempuan Menolak Traveling Karena Tidak Aman

Perempuan yang bepergian sendiri di beberapa negara mungkin lebih rentan menjadi sasaran kejahatan karena dipandang sebagai target lemah. Beberapa budaya tertentu juga masih memiliki pandangan yang konservatif terhadap perempuan yang bepergian sendiri.

Statistik - Keamanan Pribadi Menjadi Faktor Penentu Perempuan Melakukan Solo Traveling
61% perempuan menolak solo traveling karena alasan keamanan | GoodStats

Statistik di atas memperlihatkan pendapat para perempuan yang memutuskan tidak ingin melakukan solo traveling. Sebanyak 61% perempuan yang belum pernah bepergian sendiri mengaku bahwa alasan terbesar mereka tidak melakukannya adalah masalah keamanan pribadi.

Walaupun persoalan biaya masih memegang porsi utama (65%), proporsi tinggi milik keamanan pribadi tetap menunjukkan bahwa risiko keamanan masih menjadi penghalang bagi perempuan yang ingin mengeksplorasi dunia sendirian.

75% Perempuan Takut Tidak Aman Saat Solo Traveling

Statistik - Perempuan Takut Tidak Aman Saat Solo Traveling
Tiga perempat perempuan merasakan takut akan keamanannya saat bepergian sendiri | GoodStats

Dalam bagian ini, pertanyaan diajukan secara khusus pada perempuan yang telah melakukan solo traveling. Sebanyak 75% perempuan menyatakan bahwa dirinya takut akan keselamatannya sebelum melakukan perjalanan sendirian. Kemudian, setelah ditanya mengenai keselamatannya saat solo traveling, 96% perempuan tercatat berhasil menjaga diri tetap aman.

Melansir Solo Female Travelers Club, pertanyaan lanjutan diajukan pada 4% responden yang merasa nyaman berbagi pengalaman kurang menyenangkannya selama bepergian. Bentuk gangguan yang didapat sangat beragam, mulai dari catcalling dan pelecehan hingga kekerasan seksual.

Hal ini sekali lagi menegaskan bahwa faktor keamanan penting untuk menjadi perhatian semua pihak, terutama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan yang ingin bepergian sendirian.

Baca Juga: Mengkhawatirkan! 23% Pekerja Dunia Alami Kekerasan dan Pelecehan

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

3 Beban Malnutrisi di Indonesia, Stunting Mendominasi

Tiga jenis malnutrisi ini masih banyak dialami anak Indonesia, bagaimana solusi pencegahan yang tepat?

Pengangguran Lulusan Sarjana Meningkat, Apa Sebabnya?

Meskipun menempuh pendidikan tinggi, angka pengangguran lulusan sarjana meningkat di 2023 mencapai 5,18%.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook