Kereta api masih menjadi salah satu moda transportasi darat favorit masyarakat Indonesia untuk perjalanan jarak menengah hingga jauh. Dengan tarif yang relatif terjangkau, waktu tempuh yang cepat, serta kenyamanan yang terus ditingkatkan, moda ini mampu melayani jutaan penumpang setiap bulannya.
Mobilitas masyarakat yang dinamis, baik untuk keperluan pekerjaan, pendidikan, maupun wisata, membuat perkembangan jumlah penumpang kereta api menjadi indikator penting dalam melihat tren pergerakan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang kereta api di Jawa dan non Jawa termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh pada periode Januari hingga Juni 2025 cenderung stabil.
Pada Januari, jumlah penumpang tercatat sebanyak 43,36 juta orang dan mengalami penurunan berturut-turut pada Februari menjadi 42,03 juta serta Maret menjadi 40,88 juta, yang menjadi titik terendah pada tahun ini. Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti berakhirnya masa liburan dan rendahnya mobilitas pada awal tahun.
Memasuki April, jumlah penumpang melonjak signifikan menjadi 44,85 juta orang, diikuti kenaikan tipis pada Mei menjadi 45,08 juta dan Juni mencapai 45,61 juta. Sebagian besar dari jumlah penumpang pada Juni berasal dari Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 28,2 juta orang atau 61,83% dari total penumpang angkutan kereta.
Peningkatan jumlah penumpang terjadi di wilayah/rute Jawa non Jabodetabek (9,88%), non Jawa (3,23%), kereta bandara (1,20%), LRT (1,59%), dan kereta cepat Whoosh (4,90%). Sedangkan wilayah/rute komuter Jabodetabek dan MRT mengalami penurunan penumpang masing-masing sebesar 1,25% dan 0,64%.
Adapun secara kumulatif, jumlah penumpang kereta pada Semester I 2025 ini mencapai 261,8 juta orang, naik 9,27% dibanding periode yang sama tahun 2024. Tren ini menunjukkan pemulihan dan peningkatan aktivitas perjalanan, yang kemungkinan berkaitan dengan momen libur panjang, mudik, atau meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang pertengahan tahun. Secara keseluruhan, meski sempat mengalami penurunan pada kuartal pertama, angka penumpang kereta api pada pertengahan 2025 menunjukkan kecenderungan meningkat.
Dalam upaya memajukan perkeretaapian di Indonesia, PT KAI menyusun visi untuk periode 2025-2029, yakni menggerakkan transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam rangka mencapai visi tersebut, PT KAI menerapkan tiga transformasi utama yaitu:
- Transformasi bisnis, melalui diversifikasi layanan dengan menghadirkan moda transportasi baru seperti Kereta Cepat dan LRT, tidak hanya mengandalkan lokomotif konvensional.
- Transformasi digital, melalui peningkatan keamanan dan pengalaman digital melalui integrasi pembayaran serta perlindungan data.
- Transformasi operasional, melalui pemanfaatan teknologi untuk efisiensi layanan, termasuk e-ticket, face recognition untuk boarding, dan CCTV analitik untuk keamanan.
Lebih lanjut, dari aspek perlindungan konsumen PT KAI juga akan terus meningkatkan pelayanannya. Terutama mengenai keamanan, kenyamanan, keselamatan penumpang, penyediaan informasi yang jujur dan jelas, serta hak konsumen untuk mendapat kompensasi dan edukasi. Hal ini dilakukan dalam memberikan pelayanan yang optimal juga dalam upaya meminimalisasi aduan dari masyarakat.
Baca Juga: Stasiun Nagreg Jadi Stasiun Kereta Api Tertinggi di Indonesia
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjM1MyMy/penumpang-angkutan-kereta-api-nasional-bulanan-.html
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/08/01/2454/penumpang-angkutan-sungai-danau-penyeberangan-juni-2025-naik-25-35-persen-jadi-4-8-juta----barang-via-laut-jan-jun-2025-capai-242-1-juta-ton--naik-22-40-persen-dibandingkan-periode-sebelumnya-tahun-2024-.html
https://hukum.upnvj.ac.id/kuliah-umum-prodi-s1-hukum-fh-upnvj-mengupas-dinamika-persaingan-di-sektor-transportasi-dan-peran-pt-kai-dalam-penyusunan-kebijakan/#:~:text=Anna%20Purba%20memaparkan%20rencana%20jangka,peningkatan%20keamanan%20dengan%20CCTV%20analitik.
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor