Negara yang maju adalah negara yang mampu menyeimbangkan antara kesempatan kerja dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Kedua unsur ini harus diselaraskan agar tidak tercipta kekacauan, berupa banyaknya pengangguran maupun kosongnya peminat kerja baru.
Hal ini juga terjadi di Indonesia, dalam perjalanannya menjadi negara berpendapatan menengah ke atas. Indonesia terus berusaha untuk mengatur dan meregulasi seluruh komponen angkatan kerja dengan peningkatan lapangan pekerjaan di masyarakat. Hal ini akan membawa Indonesia menuju penurunan angka pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia.
Tingkat Pengangguran Terbuka 2023 Turun!
Sebuah data dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Berita Resmi Statistik No.77/11/Th. XXVI pada tanggal 6 November 2023. Dalam data ini, disajikan data mengenai tren angka tingkat pengangguran terbuka, beserta data ketenagakerjaan lainnya.
Dalam data tersebut, tingkat pengangguran terbuka Indonesia di Bulan Agustus 2023 menjadi 5,32%. Angka ini terus mengalami penurunan bahkan sejak masa pandemi Covid-19. Pada masa tersebut atau tepatnya pada Bulan Agustus 2020, tingkat pengangguran terbuka Indonesia menembus 7,07%. Hal ini disebabkan adanya ketidakpastian global dan jatuhnya perekonomian akibat wabah pandemi Covid-19.
Namun, setahun kemudian pada Bulan Agustus 2021, angkanya menurun menjadi 6,49%. Selanjutnya, tingkat pengangguran terbuka terus mengalami penurunan seperti pada Bulan Agustus 2023 yang telah menjadi 5,86%.
Penurunan seperti ini diklaim membawa optimisme baru akan pulihnya perekonomian Indonesia, ditinjau dari tingkat pengangguran terbuka yang terus menurun berturut-turut.
Pekerja Penuh Naik, Pekerja Tidak Penuh Waktu Menurun
Dalam data yang sama, juga disajikan publikasi mengenai jumlah pekerja Indonesia berdasarkan jam kerjanya. Disebutkan bahwa jumlah pekerja penuh waktu di Indonesia telah mencapai 96,39 juta orang. Pekerja penuh waktu sebanyak itu mengisi setidaknya 68,92% angkatan kerja. Pekerja penuh waktu merupakan pekerja yang memiliki jam kerja sebanyak lebih dari 35 jam perminggunya.
Pekerja penuh waktu ini mengalami peningkatan sejak Bulan Agustus 2021. Pada bulan tersebut, presentasenya berada di angka 64,30%, dan mengalami peningkatan lagi pada Bulan Agustus 2021 menjadi 68,46%. Peningkatan ini diprediksi akan terus berlangsung.
Peningkatan ini berbanding terbalik dengan angka pekerja tidak penuh waktu. Pekerja tidak penuh waktu adalah pekerja dengan jam kerja perminggu di angka 1 hingga 34 jam. Pada Agustus 2023, pekerja tidak penuh waktu mengisi 31,08% atau sebanyak 43,46 juta orang.
Penurunan dapat dilihat dari turunnya presentase salah satu bagian dari pekerja tidak penuh waktu yaitu pekerja paruh waktu. Pada Agustus 2021, pekerja paruh waktu di Indonesia mengisi 26,99% angkatan kerja. Namun, pada Agustus 2022 presentasenya turun menjadi 25,22%, dan turun lagi di Bulan Agustus 2023 menjadi 24,40%.
Apresiasi Menteri Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah menyatakan rasa apresiasinya terhadap penurunan angka pengangguran terbuka di tanah air. menurutnya keadaan ekonomi dan dunia ketenagakerjaan tanah air terpantau selalu menuju ke arah pemulihan dan siap menyongsong kemajuan negara di masa yang akan datang.
"Capaian ini patut disyukuri dengan cara terus bekerja keras karena jumlah penganggur terbuka secara kuantitas masih cukup besar, yaitu sebesar 7,86 juta orang," kata Ida Fauziyah saat menghadiri Wisuda Politeknik Ketenagakerjaan yang dimuat oleh Republika.
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya