Bukan Bosan, Ini Alasan Utama Gen Z Pindah Kerja

Pasar kerja dan work-life balance jadi alasan utama Gen Z pindah kerja.

Bukan Bosan, Ini Alasan Utama Gen Z Pindah Kerja Ilustrasi Gen Z Bekerja | Jason Goodman/Unsplash
Ukuran Fon:

Gen Z merupakan generasi yang sedang aktif di berbagai sektor dunia saat ini, termasuk dalam dunia kerja profesional. Usia mereka yang tidak lagi tergolong anak-anak menjadikannya generasi yang kini menjalankan roda organisasi di mana pun mereka berada. Peran dan fungsi mereka dalam berbagai sendi kehidupan mulai terasa secara signifikan.

Beberapa ahli memiliki pandangan berbeda terkait siapa saja yang termasuk ke dalam golongan Gen Z. Ada yang menyebutkan bahwa Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Sementara yang lain menyatakan bahwa Gen Z mencakup individu yang lahir dalam rentang tahun 1995 hingga 2010.

Saat ini, Gen Z dalam jumlah besar telah memasuki dunia kerja. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa per Februari 2025, total 34,8 juta orang berusia 15–29 tahun telah berstatus bekerja. Tren ini diprediksi akan terus meningkat, mencerminkan adanya bonus demografi yang kemungkinan besar akan dialami Indonesia pada tahun 2045 mendatang.

Sayangnya, masih ada stigma negatif terkait perilaku Gen Z di dunia kerja. Mereka dipandang sebagai generasi yang mudah mengundurkan diri atau berpindah kerja tanpa banyak pertimbangan. Tak jarang, generasi di atasnya menilai bahwa Gen Z bukanlah generasi yang mampu mempertahankan komitmen dalam jangka panjang.

Ketersediaan lapangan pekerjaan dan kondisi pasar menjadi alasan teratas gen z pindah karier | GoodStats

Survei yang dilakukan Deloitte pada 2025 menunjukkan bahwa 21% Gen Z tidak lagi bekerja di industri atau jalur karier yang mereka rencanakan sejak awal. Perpindahan karier tersebut terjadi sebagai bagian dari upaya mereka dalam mencapai tujuan-tujuan hidup yang lebih luas.

Masih merujuk survei yang sama, terdapat beberapa faktor utama yang menjadi alasan Gen Z berpindah karier. Faktor paling dominan adalah ketersediaan pekerjaan dan kondisi pasar kerja, yang dipilih oleh 32% responden, disusul pertimbangan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan sebesar 28%, serta kompensasi yang lebih baik sebanyak 26%.

Alasan lain yang juga menonjol adalah jam kerja yang lebih fleksibel (25%), perkembangan karier yang lebih baik (23%), perubahan minat (23%), dan pencarian makna hidup yang lebih besar (14%). Ini menegaskan bahwa perpindahan karier di kalangan Gen Z lebih didorong oleh faktor struktural dan profesional, bukan sekadar urusan gaji atau rasa bosan.

Adapun survei tersebut melibatkan 23.482 responden, terdiri dari 14.751 Gen Z (lahir Januari 1995–Desember 2006) dan 8.731 Milenial (lahir Januari 1983–Desember 1994) dari 44 negara di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur, Timur Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.

Pengumpulan data dilakukan daring melalui wawancara gaya swakelola antara 25 Oktober–24 Desember 2024, dilengkapi wawancara tatap muka. Responden mencakup beragam latar belakang, mulai dari eksekutif perusahaan besar, pekerja ekonomi gig, pengangguran, pelajar, hingga mereka yang menempuh atau telah menyelesaikan pendidikan tinggi atau vokasi.

Baca Juga: Sensus BPS: Saat Ini Indonesia Didominasi Oleh Gen Z

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/Njk4IzI=/angkatan-kerja--ak--menurut-golongan-umur.html

https://www.deloitte.com/content/dam/assets-shared/docs/campaigns/2025/2025-genz-millennial-survey.pdf

Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor

Konten Terkait

Hasil Pertandingan Semen Padang vs Dewa United, Menang 2-0 Kabau Sirah Putus Rekor Kalah

Semen Padang menang atas Dewa United berkat dua gol yang dicetak saat injury time.

Jelang Persita vs Persebaya, Kans Menang Green Force Ada di Angka 62,5%

Persebaya tak kalah dalam delapan pertemuan lawan Persita.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook