Berapa Rata-Rata Modal yang Dikeluarkan Publik RI untuk Investasi Kripto?

Menurut survei, 80% responden mengeluarkan kurang dari Rp1 juta untuk modal investasi kripto, menandakan nilai investasi yang masih minim.

Berapa Rata-Rata Modal yang Dikeluarkan Publik RI untuk Investasi Kripto? Ilustrasi Mata Uang Kripto | worldspectrum/Pexels
Ukuran Fon:

Semakin hari, kesadaran akan pentingnya investasi terus bertumbuh. Hal ini salah satunya didorong oleh banyaknya konten-konten di media sosial yang secara lengkap membahas beragam produk investasi, mulai dari peluang sampai risiko yang dimiliki. Maka dari itu, tak heran bila tingkat literasi keuangan publik Indonesia perlahan mengalami peningkatan signifikan.

Masyarakat secara umum mengenal produk investasi dalam bentuk reksadana, saham, dan obligasi. Namun, selain ketiga produk di atas, masih terdapat produk lain yang beberapa tahun terakhir tengah ramai di kalangan masyarakat dunia, yakni cryptocurrency atau mata uang kripto.

Secara sederhana, kripto adalah mata uang digital yang sifatnya global dan transparan. Berbeda dari yang lain, aset kripto tidak terbatas oleh kurs dan keberadaannya tidak dikontrol oleh otoritas negara. Dengan demikian, harga mata uang kripto akan selalu sama di tiap negara.

Indonesia sendiri termasuk dalam jajaran negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia. Menurut Chainalysis, tingkat adopsi kripto di Indonesia pada 2024 menempati urutan ketiga di dunia sekaligus posisi pertama di Asia Tenggara dengan skor 0,68 dalam rentang 0-1. Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi pula tingkat adopsinya.

Melihat besarnya antusiasme ini, berapa banyak rata-rata modal yang dikeluarkan publik RI untuk kripto?

Baca Juga: Indonesia Masuk 3 Besar Lonjakan Pengguna Aplikasi Kripto di Dunia 2024

Nilai Investasi Masih Minim

Rata-Rata Besaran Modal Investasi Kripto
Rata-Rata Besaran Modal Investasi Kripto | GoodStats

Menurut survei yang dilakukan oleh Floq bersama Populix, 80% responden rata-rata mengeluarkan modal kurang dari Rp1 juta untuk investasi aset kripto, menandakan bahwa tingkat kesadaran dan adopsinya tidak berbanding lurus dengan dana yang diinvestasikan.

Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti keraguan akan keamanan transaksi, dan motif investasi yang masih didominasi oleh return.

Kemudian, 10% publik mengaku menanamkan modal sebanyak Rp1-5 juta dan 5% lainnya mempunyai modal sebesar Rp5-10 juta. Sementara itu, dengan proporsi yang jauh lebih sedikit, 2% responden mengeluarkan Rp10-50 juta sebagai investasi aset kripto, dan 2% sisanya punya aset lebih dari Rp50 juta.

Apa Alasan Publik Investasi Kripto?

Ragam Alasan Publik Indonesia Berinvestasi Kripto
Ragam Alasan Publik Indonesia Berinvestasi Kripto | GoodStats

Potensi keuntungan yang tinggi jadi alasan utama mayoritas publik berinvestasi aset kripto, capaiannya 47%. Sejak awal, kripto memang terkenal dapat memberikan keuntungan atau return yang tinggi dalam waktu singkat. Akan tetapi, hal ini juga dibarengi dengan risiko yang besar, atau istilah populernya adalah high risk high return.

Selanjutnya, 25% responden berinvestasi karena fleksibilitas dan peluang. Hal ini didukung oleh penggunaan teknologi keuangan yang canggih sehingga seluruh transaksi jual beli di kripto terasa lebih praktis.

Setelahnya, 8% publik mengaku tertarik dengan teknologi dan inovasi yang dihadirkan, menandakan bahwa perilaku investasi tidak hanya didorong oleh motif finansial melainkan juga perkembangan financial technology (fintech).

Sebanyak 6% responden berinvestasi kripto karena aksesnya yang mudah dan cepat, mencerminkan bahwa kemudahan dan kecepatan transaksi masih menjadi faktor yang penting.

Lalu, 5% lainnya mengatakan hanya ingin melakukan diversifikasi portofolio. Sementara itu, alasan lainnya meliputi rekomendasi teman atau kerabat (5%) dan keamanan transaksi (4%).

Adapun survei ini dilakukan oleh Floq bersama Populix terhadap lebih dari 2.000 responden Gen Z dan Milenial Indonesia.

Baca Juga: Pajak Ekonomi Digital: DJP Kantongi Rp5,43 Triliun dari Pajak Kripto dan Fintech 2025

Sumber:

https://www.instagram.com/p/DRuPK1HDuM_/?img_index=6

Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor

Konten Terkait

Mayoritas Anak Indonesia Lakukan Aktivitas Ini Bersama Orang Tua

Menurut BPS, 90,07% anak lakukan aktivitas makan atau belajar makan bersama dengan orang tua.

Kemenhut Targetkan Laju Deforestasi Turun Jadi 94 Ribu Ha pada 2029

Empat tahun ke depan, Kemenhut menargetkan penurunan laju deforestasi hingga 94 ribu ha per tahun dengan alokasi dana Rp3,96 triliun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook