Industri Mikro dan Kecil (IMK) menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian nasional. Total usaha IMK diperkirakan mencapai 4,4 juta yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, persebarannya masih terpusat di Pulau Jawa dengan persentase mencapai 62,30%.
Sebaran IMK di pulau-pulau besar lainnya cenderung rendah, seperti Sumatra sebanyak 14,32%, Bali-Nusa Tenggara sebesar 9,31%, Sulawesi dengan 8,23%, Kalimantan dengan 4,01%, serta Maluku dan Papua yang hanya 1,83%.
Jenis usaha IMK terbanyak di Indonesia pada tahun 2024 adalah industri makanan dengan jumlah yang sangat dominan mencapai 1,94 juta usaha. Nilai ini hampir menyentuh setengah dari keseluruhan total jenis usaha IMK atau sebesar 44,02%. Tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat serta rendahnya hambatan untuk memulai usaha di bidang makanan membuat industri ini kian menjamur di sejumlah wilayah.
Di posisi berikutnya, industri pakaian tercatat sebanyak 594,56 ribu usaha, disusul industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari rotan dengan 526,85 ribu usaha.
Sementara itu, industri tekstil dan industri pengolahan lainnya memiliki jumlah yang relatif lebih kecil, masing-masing 238,22 ribu dan 237,73 ribu usaha. Perbedaan jumlah yang signifikan ini menggambarkan bahwa meski terdapat variasi sektor usaha, industri makanan tetap mendominasi dengan kontribusi yang sangat besar dibanding sektor lainnya.
Meskipun IMK sering kali disebut sebagai tulang punggung perekonomian negara, pengelolaannya masih tidak terlepas dari beragam kendala. Persentase usaha IMK yang mengalami kendala atau kesulitan dalam keberlangsungan operasionalnya mencapai 59,97% pada 2024.
Kendala yang paling banyak dihadapi adalah dalam hal permodalan. Berdasarkan laporan BPS, terdapat 1,67 juta usaha IMK (42,91%) yang mengalami kesulitan permodalan. Wilayah dengan kendala permodalan terbesar berada di Papua Pegunungan, mencapai 80,1% usaha. Adapun kelompok industri komputer, barang elektronik dan optik menjadi jenis usaha yang paling banyak alami kendala permodalan dengan persentase 58,8%.
Dalam menjawab persoalan tersebut, pemerintah mengadakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yakni pemberian pinjaman modal kepada pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan bunga yang rendah. Pelaku usaha UMKM cukup mengajukan KUR dengan memenuhi beberapa persyaratannya. Adanya program ini diharapkan dapat membantu usaha UMKM untuk terus berkembang yang pada akhirnya dapat memperkuat ekonomi rakyat.
Baca Juga: Pelaku Usaha Industri Mikro dan Kecil pada 2024 Didominasi Lulusan SD
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/09/16/a83f105e49377d0a7434e62a/profil-industri-mikro-dan-kecil-2024.html
https://fahum.umsu.ac.id/info/cara-umkm-dapat-modal-usaha-hingga-rp500-juta-dari-kur-pemerintah-2025/#:~:text=KUR%20Pemerintah%202025-,Cara%20UMKM%20Dapat%20Modal%20Usaha%20Hingga%20Rp500%20Juta%20dari%20KUR,dan%20keuntungan%20yang%20bisa%20didapat!
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor
