Seberapa Siap Indonesia Menyambut Transformasi Digital?

Kesiapan ekosistem jejaring menjadi pilar pendukung berjalannya roda kehidupan di era digital ini.

Seberapa Siap Indonesia Menyambut Transformasi Digital? Ilustrasi Dunia Digital | Kevin Ku/Pexels
Ukuran Fon:

Transformasi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua lini kehidupan, termasuk pemerintah dan sektor swasta. Hampir semua aktivitas perusahaan maupun pemerintah terjadi di dunia digital. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan layanan yang efektif dan efisien baik untuk konsumen maupun warga masyarakat.

Bak dipecut, transformasi digital dikebut semenjak Covid-19 melanda. Kala itu pembatasan kegiatan di luar ruangan terjadi secara masif. Kegiatan pemerintah maupun perusahaan ramai-ramai bermigrasi ke ruang digital. Kebiasaan tersebut masih dilanjutkan hingga saat ini karena dianggap lebih efektif dan hemat biaya.

Dengan semakin tingginya ketergantungan pada dunia digital, kesiapan ekosistem jaringan menjadi penting untuk diperhatikan. Kesiapan ini merujuk pada seberapa baik sebuah negara dan pihak swasta mempersiapkan penggunaan teknologi seperti internet, untuk mendukung kegiatan ekonomi, pelayanan pemerintah, dan kehidupan masyarakat secara mandiri. Hal ini diukur dalam Network Readiness Index 2024 yang dilakukan oleh Portulants Institute, Universitas Oxford dan Said Business schools.

Kesiapan digital memberi manfaat langsung bagi masyarakat akar rumput, seperti akses pendidikan yang lebih luas, peluang penghasilan melalui pasar digital, serta layanan publik yang lebih cepat dan mudah. Selain itu, teknologi juga memperkuat suara komunitas lewat media sosial untuk berorganisasi dan mempengaruhi kebijakan. 

Singapura menjadi negara dengan ekosistem digital paling siap di ASEAN | GoodStats

Indeks Kesiapan Digital ASEAN 2024 menunjukkan adanya kesenjangan besar di kawasan. Singapura mencatat skor tertinggi dengan 76,94, menegaskan posisinya sebagai pusat teknologi dan inovasi digital berkat infrastruktur kuat, regulasi kondusif, serta ekosistem teknologi yang matang.

Di bawahnya, Malaysia (57,88), Thailand (56,07), dan Vietnam (54,96) berada dalam persaingan ketat. Indonesia meraih skor 53,84, sedikit di bawah Vietnam. Capaian ini menandakan bahwa meski Indonesia memiliki potensi besar dengan jumlah pengguna internet yang tinggi, kesiapan digitalnya masih menghadapi tantangan, terutama pada pemerataan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia.

Sementara itu, Filipina berada di posisi terbawah dengan skor 49,93. Adapun Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste tidak tercakup dalam laporan ini. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia menempati peringkat 48 dari 133 negara dalam Network Readiness Index (NRI) 2024 dengan skor 53,84. Indeks ini mengukur kesiapan dan dampak pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui empat pilar utama, yakni teknologi, manusia, pemerintah, dan dampak. Dibandingkan rata-rata negara berpendapatan menengah atas (47,52) dan kawasan Asia-Pasifik (54,25), posisi Indonesia menunjukkan kinerja yang relatif kuat, terutama dalam pilar Teknologi (56,08) dan Tata Kelola (57,53).

Dari sisi kekuatan, Indonesia unggul di beberapa indikator global seperti publikasi ilmiah terkait kecerdasan buatan (peringkat 1), regulasi e-commerce (peringkat 1), serta bandwidth internet internasional (peringkat 6). Selain itu, adopsi teknologi baru (peringkat 17) dan skala pasar domestik (peringkat 7) menjadi faktor penting yang mendorong posisi Indonesia.

Namun, masih ada tantangan signifikan, misalnya kepadatan robot (peringkat 51), lingkungan regulasi TIK (peringkat 121), kesenjangan penggunaan pembayaran digital di pedesaan (peringkat 109), serta kontribusi terhadap SDGs, terutama terkait pendidikan berkualitas (peringkat 72) dan peluang ekonomi perempuan (peringkat 112).

Secara keseluruhan, laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pondasi kuat dalam akses teknologi dan dukungan pemerintah terhadap teknologi baru, tetapi masih lemah dalam pemanfaatan di tingkat bisnis dan kontribusi pembangunan berkelanjutan.

Agar mampu bersaing dengan negara-negara unggulan di kawasan, seperti Singapura (peringkat 2) dan China (peringkat 17), Indonesia perlu memperkuat kualitas regulasi, memperluas adopsi teknologi di sektor bisnis, serta mengurangi kesenjangan digital yang masih lebar antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Baca Juga: Simak Indeks Progres Sosial Indonesia di Level ASEAN

Sumber: 

https://networkreadinessindex.org/countries/

Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor

Konten Terkait

Indonesia Masuk Jajaran Pengguna PLTU Batu Bara Terbesar 2024

Indonesia masuk jajaran negara dengan kapasitas PLTU batu bara terbesar 2024, bertengger di posisi ke-5 dengan kapasitas 54,68 GW.

2 Kota di Indonesia Masuk Daftar 150 Kota Paling Layak Dihuni di Dunia

Jakarta dan Surabaya masing masing peringkat 132 dan 150 paling layak dihuni di dunia pada 2025.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook