Seberapa Kuat Pengaruh One Piece pada Nalar Kritis Rakyat Indonesia?

80% riset jurnal ilmiah tentang One Piece ditulis orang Indonesia, isu kritik sosial, politik, dan etika dominan dibahas.

Seberapa Kuat Pengaruh One Piece pada Nalar Kritis Rakyat Indonesia? Ilustrasi Bendera Jolly Roger Kru Straw Hat | Wallpaper Flare
Ukuran Fon:

Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, jagat maya diramaikan oleh aksi tak biasa: bendera bajak laut kru Topi Jerami dari anime One Piece dikibarkan bersamaan dengan bendera Merah Putih. Bagi sebagian orang, ini mungkin aksi iseng fandom. Namun bagi banyak lainnya, ini adalah kritik sosial terselubung, simbol keresahan atas arah kebijakan negara.

Tak bisa dipungkiri, publik belakangan dihantui oleh sederet kebijakan kontroversial: dari pembekuan ATM pasif selama 3 bulan, janji 19 juta lapangan kerja yang tak kunjung datang, kementerian gemuk di tengah wacana efisiensi, hingga kebocoran data pribadi ke luar negeri.

Di tengah kegamangan ini, para “nakama”, sebutan untuk fans One Piece, mengangkat simbol Luffy dan kru sebagai representasi solidaritas, kebebasan, dan perlawanan terhadap sistem yang timpang. Sama seperti serialnya, ketika para bajak laut menghadapi World Government yang korup, simbol Jolly Roger menjadi tanda perlawanannya.

Distribusi Jurnal Ilmiah tentang One Piece Menurut Bahasa, Q1 2020-Q2 2025
Distribusi Jurnal Ilmiah tentang One Piece Menurut Bahasa, Q1 2020-Q2 2025 | GoodStats

Menariknya, pengaruh One Piece ini bukan hanya terasa di ranah pop culture, tapi juga menjalar hingga ruang akademik. Dalam lima tahun terakhir (2020–2025), terdapat 105 artikel ilmiah yang membahas One Piece di Google Scholar. Dari jumlah tersebut, 80% ditulis oleh akademisi asal Indonesia, sisanya 20% dari luar negeri. Sebanyak 70,4% di antaranya menggunakan Bahasa Indonesia.

Dari segi tema, akademisi Indonesia lebih banyak menyoroti isu sosial. Dari 84 artikel, 29 membahas dampak budaya dan sosial, 20 membahas etika positif, 19 mengupas kritik sosial-politik, dan 16 fokus pada analisis linguistik. Ini berarti 80,9% kajian Indonesia tentang One Piece mengandung muatan kritik sosial atau etika, bukan sekadar analisis teknis.

Tema Jurnal Ilmiah tentang One Piece Menurut Letak Geografis Penulis, Q1 2020-Q2 2025 | GoodStats
Tema Jurnal Ilmiah tentang One Piece Menurut Letak Geografis Penulis, Q1 2020-Q2 2025 | GoodStats

Sebaliknya, dari 21 artikel luar negeri, hanya 4 yang menyoroti kritik sosial-politik dan 3 membahas etika. Sebagian besar kajian asing lebih menempatkan One Piece sebagai objek budaya pop, fan studies, atau media studies, dengan pendekatan deskriptif. Dengan kata lain, akademisi Indonesia jauh lebih sering menggunakan One Piece sebagai alat refleksi dan kritik terhadap realitas sosial dibandingkan rekan mereka di luar negeri.

Tren Jurnal Ilmiah tentang One Piece oleh Peneliti Indonesia, Q1 2020-Q2 2025
Tren Jurnal Ilmiah tentang One Piece oleh Peneliti Indonesia, Q1 2020-Q2 2025 | GoodStats

Tren publikasi ini pun menunjukkan pola yang menarik. Pada 2020 hanya terdapat 6 artikel dari Indonesia, namun jumlahnya melonjak menjadi 27 artikel pada 2024, peningkatan lebih dari 350% dalam empat tahun. Lonjakan ini beriringan dengan meningkatnya tensi politik nasional, terutama menjelang Pemilu. Tahun-tahun sekitar eskalasi kondisi sosial-politik cenderung menghasilkan lebih banyak kajian yang memposisikan One Piece sebagai kacamata untuk memahami krisis zaman.

Simbol World Government dalam serial pun banyak dimaknai sebagai metafora rezim otoriter, sementara kru Topi Jerami menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan sistemik. Ini menjelaskan mengapa simbol bajak laut menjadi relevan di tengah keresahan masyarakat.

Ketika lebih dari delapan dari sepuluh artikel ilmiah One Piece di dunia lahir dari tangan penulis Indonesia, dan mayoritas mengangkat kritik sosial dan etika, jelas bahwa anime ini bukan lagi sekadar nostalgia generasi 2000-an. Ia telah menjadi bahasa simbolik bagi generasi muda dan kaum intelektual untuk membaca zaman, menantang sistem, dan membayangkan masa depan yang lebih adil.

Baca Juga: One Piece Jadi Manga Terlaris Ke-2 di Dunia

Sumber:

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1ph86PCeLeR2EeQ1jY-8n4LN6Cb1Spdbb/edit?usp=sharing&ouid=114379217777438085749&rtpof=true&sd=true

Penulis: Dadang Irsyam
Editor: Editor

Konten Terkait

Pelatih Eropa Jadi Favorit Klub BRI Super League 2025-2026, Dari Mana Saja?

94,5 persen klub BRI Super League 2025-2026 memakai pelatih non Indonesia.

Daftar Juara Euro 1988-2024, Siapa Pemenang Terbanyaknya?

Berikut daftar negara-negara Eropa yang pernah menjadi juara Euro dari tahun 1988 hingga 2024. Siapakah yang meraih juara terbanyak?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook