Pola Makan yang Buruk Sumbang 12 Juta Kematian Orang Dewasa di 2018

Pola makan yang buruk bertanggung jawab atas lebih dari 12 juta kematian yang dapat dihindari pada tahun 2018.

Pola Makan yang Buruk Sumbang 12 Juta Kematian Orang Dewasa di 2018 Ilustrasi buah dan sayur | Pixabay

Tingkat ketidakseimbangan pola makan saat ini, seperti kekurangan buah dan sayuran, atau konsumsi roti, pasta, dan karbohidrat yang berlebihan, tidak adanya protein dan vitamin, serta minum terlalu banyak teh dan kopi, dapat berdampak serius bagi kesehatan manusia dan bumi.

Pola makan yang buruk bertanggung jawab atas lebih dari 12 juta kematian yang dapat dihindari pada tahun 2018, mewakili 26% dari seluruh kematian di kalangan orang dewasa. Dari tahun 2010, jumlah kematian yang dapat dihindari akibat pola makan meningkat sebesar 15%, bahkan lebih cepat dibandingkan peningkatan jumlah penduduk (10%).

Data dari Global Nutrition Report 2021 memaparkan bahwa hampir setengah dari kematian yang dapat dihindari disebabkan oleh penyakit jantung koroner (5,9 juta, 47%), sekitar 5% masing-masing disebabkan oleh kanker (2,8 juta, 22%) dan stroke (2,4 juta, 19%) dan sekitar 5% masing-masing disebabkan oleh penyakit diabetes tipe-2 (690.000) dan penyakit pernapasan (760.000).

Jumlah kematian orang dewasa akibat faktor risiko makanan yang berkaitan dengan komposisi makanan pada tahun 2018 | Goodstats

Menurut data, sekitar dua pertiga dari kematian yang dapat dihindari disebabkan oleh risiko yang berkaitan dengan komposisi makanan, termasuk rendahnya asupan buah-buahan sebesar 25% atau setara dengan 2,8 juta kematian yang menjadi faktor tertinggi dari risiko terkait komposisi makanan yang dapat dihindari.

Kemudian disusul oleh kurangnya asupan biji-bijian utuh atau whole grains (2,3 juta, 20%), sayuran (1,7 juta, 14%), polong-polongan (1,5 juta, 13%), kacang-kacangan dan biji-bijian atau nuts and seeds (1,0 juta, 9%), serta asupan olahan daging yang tinggi (980.000, 9%), daging merah (880.000, 8%) dan minuman manis (290.000, 3%).

Lebih lanjut, hasil laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sepertiga lainnya (5,0 juta, 35%) dari kematian yang dapat dihindari disebabkan oleh risiko yang berkaitan dengan total asupan energi dan berat badan, termasuk obesitas (2,7 juta, 54% dari kematian terkait berat badan yang dapat dihindari), kelebihan berat badan (1,2 juta, 24 %) dan kekurangan berat badan (1,1 juta, 22%).

Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Seluk Beluk Kebiasaan Menabung dan Pengelolaan Keuangan Anak Muda: Sudahkah Cerdas Finansial?

Kurangnya disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%) menjadi hambatan utama anak muda dalam menabung, mencerminkan tantangan dalam mengelola keuangan.

Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2024 mencapai 75,02, masuk kategori tinggi menurut data BPS.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook