Angka pengangguran terbuka di Indonesia terjun bebas menyentuh angka 4,76% pada Februari 2025 lalu, kabar baik tersebut ditandai dengan penurunan angka kemiskinan Indonesia yang disampaikan oleh Presiden Prabowo pada Maret 2025 lalu menjadi sebesar 8,74%, berkurang sekitar 200 ribu orang dari tahun sebelumnya.
Meskipun Indonesia berhasil menciptakan rekor kemiskinan terkecil sepanjang sejarah, Presiden Prabowo menghimbau jajarannya untuk tidak berpuas hati, pasalnya angka pengangguran terbuka di Indonesia masih terus ada dan menjadi PR yang menunggu untuk diselesaikan pemerintah. Berdasarkan data terbaru BPS, berikut merupakan urutan provinsi dengan tingkat penggangguran terbuka tertinggi sampai dengan terendah tahun 2025!
Daftar Pengangguran Terbuka Tertinggi – Terendah Berdasarkan Provinsi
Papua menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di Indonesia pada tahun 2025, mencapai 6,92%. Persentase ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Papua memerlukan perhatian khusus. Salah satunya mengenai akses pendidikan yang belum merata, sarana transportasi yang terbatas, serta lapangan kerja formal yang minim. Diurutan berikutnya, angka TPT tertinggi ditempati oleh Kepulauan Riau (6,89%), Jawa Barat (6,74%), Papua Barat Daya (6,61%), dan Banten (6,64%).
Kepulauan Riau menempati posisi kedua tertinggi dengan jumlah 6,89%. Daerah ini dikenal sebagai wilayah industri dan perdagangan, sehingga banyak masyarakat datang untuk mencari kerja. Namun, tingginya mobilitas tenaga kerja membuat persaingan di pasar kerja semakin ketat. Di peringkat ketiga, Jawa Barat menyusul dengan angka 6,74%, dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, kawasan perkotaan, dan industri, yang terus berkembang, Jawa Barat justru muncul sebagai salah satu Provinsi dengan pengangguran tertinggi di Indonesia. Banyaknya pendatang atau pencari kerja nyatanya tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang benar-benar tersedia. Hal tersebut menyebabkan tingkat pengangguran yang cukup tinggi di daerah tersebut.
Papua Barat Daya (6,61%) kembali muncul pada posisi keempat, menjadi contoh masalah pengangguran di wilayah timur Indonesia. Disusul oleh Banten (6,64%) pada peringkat 5 besar. Daerah seperti Tangerang, Cilegon, dan Serang menghadapi tantangan dalam hal migrasi tenaga kerja. Pasalnya, banyak pekerja dari luar daerah mencari peluang di Banten, sehingga menciptakan persaingan kerja yang semakin tinggi.
Selain kelima provinsi di atas, DKI Jakarta juga mencatat angka TPT yang tidak kalah tinggi yakni sebesar 6,18%. Sebagai ibu kota negara dan pusat bisnis nasional, Jakarta menghadapi tekanan urbanisasi yang sangat besar. Banyak pendatang dari berbagai daerah datang ke Jakarta menyebabkan persaingan ketat di sektor jasa, perdagangan, dan industri. Minimnya ketersediaan lapangan kerja formal dan informal juga memperburuk tingkat pengangguran di Jakarta. Disamping itu, fluktuasi ekonomi juga turut menyumbang fakor terbesar dalam angka ini,
Provinsi-provinsi lainnya seperti Sulawesi Utara (6,03%), Maluku (5,95%), Aceh (5,50%), dan Kalimantan Timur (5,33%) juga turut menghadapi tantangan pengangguran akibat dominasi sektor primer, keterbatasan industri dan pelatihan kerja, serta rendahnya penyerapan tenaga kerja di sektor produktif.
Potret Ketimpangan Pengangguran di Indonesia
Secara nasional, Indonesia mencatat rata-rata tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,76%. Provinsi yang memiliki angka di atas rata-rata nasional adalah Papua Selatan (4,90%), Kalimantan Timur (5,33%), Aceh (5,50%), dan beberapa provinsi Sumatera seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang keduanya berada di kisaran 5 persen.
Kecenderungan ini memperlihatkan bahwa tantangan lapangan kerja tidak hanya terjadi di kawasan timur atau daerah urban, namun juga di wilayah yang masih membutuhkan penguatan sektor ekonomi. Tidak hanya itu, ramainya arus mobilisasi di kota-kota besar juga turut menjadi penyebab utama adanya ketimpangan antara jumlah penduduk dan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Menariknya, sejumlah provinsi di Indonesia seperti Bali dan DI Yogyakarta justru menunjukkan tingkat pengangguran sangat rendah, menandakan distribusi tenaga kerja yang relatif baik. Bali berada di urutan terendah dengan hanya 1,58%, disusul Papua Pegunungan (1,68%), Jawa Timur (3,61%), Sulawesi Tenggara (3,27%), DI Yogyakarta (3,18 %), Bengkulu (3,24%), dan Gorontalo (3,12%).
Bali yang dikenal sebagai pusat pariwisata memang memiliki ekosistem pekerjaan musiman serta informal yang menyerap banyak tenaga kerja. Adapun DI Yogyakarta, Gorontalo, Bengkulu, dan sebagian wilayah Nusa Tenggara dan Sulawesi, meski menghadapi keterbatasan industri berskala besar, namun mampu menjaga stabilitas pasar kerja melalui sektor informal dan pertanian.
Namun apabila dilihat melalui jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,76% pada 2025, artinya terdapat penurunan sebesar 0,06% poin dibanding tahun sebelumnya yakni di angka 4,82%, menunjukan komitmen pemerintah dalam pengembangan kekayaan sumber daya dan kawasan industri, serta menciptakan sektor ekonomi yang beragam, adaptif, juga inklusif pada periode mendatang.
Baca juga: Ada 7,28 Juta Pengangguran di Indonesia, 16% di Bawah 24 Tahun!
Sumber : https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NTQzIzI=/tingkat-pengangguran-terbuka--februari-2025.html
Penulis: Emily Zakia
Editor: Editor
