Kecanduan layar ponsel kini menjadi masalah yang hampir dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dari beragam kelompok generasi. Ponsel tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Bangun tidur, langsung pegang ponsel. Sebelum tidur pun sama, belum lengkap kalau belum pegang ponsel.
Penggunaan ponsel yang masih dalam batas wajar tentu tidak masalah. Namun kini, banyak pengguna yang tidak bisa mengelola waktu dalam memakai ponsel, mengakibatkan ragam gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Apalagi bagi anak-anak muda yang belum bisa mengatur waktunya dengan baik, penggunaan ponsel yang berlebihan dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan emosional.
Menurut survei Litbang Kompas, 54% responden mengaku pernah mengalami dampak negatif akibat terlalu lama menatap layar ponsel. Gangguan yang dialami pun beragam.
Adapun gangguan fisik jadi yang paling banyak dirasakan, mencapai 67,78%. Gangguan fisik ini mencakup mata merah, sakit punggung dan leher, malas gerak, hingga mengakibatkan terganggunya pola makan.
Sementara itu, 23,33% responden mengaku mengalami gangguan psikis, seperti mudah stres, sulit berkonsentrasi, gampang cemas, dan susah tidur. Terakhir, 8,84% responden menjadi malas bersosialisasi akibat pemakaian ponsel berlebih.
Menurut laporan State of Mobile 2024 dari Data.ai, durasi menggunakan ponsel masyarakat Indonesia cenderung stabil. Pada 2023, rata-rata warga Indonesia menghabiskan 6,05 jam per hari mengakses ponsel. Durasinya mencapai puncak pada 2022 yang selama 6,14 jam per hari. Setelah pandemi Covid-19, durasi penggunaan ponsel di Indonesia cenderung terus meningkat, dengan 5,63 jam per hari pada 2020, menjadi 5,99 jam per hari pada 2021.
Sejalan dengan itu, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), paparan ponsel yang terlalu lama dapat mengakibatkan ragam masalah kesehatan, seperti sakit kepala, pegal di area alis, pelipis, dahi, dan leher, mata lelah dan penglihatan ganda, mata berair, hingga rabun jauh.
Kemenkes mengimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata apabila mengalami gejala penyakit akibat paparan ponsel berlebih.
Survei dari Litbang Kompas ini melibatkan 510 responden di 38 provinsi pada 21-24 April 2025 melalui wawancara telepon.
Baca Juga: Smartphone Terlaris di Indonesia 2024
Sumber:
https://www.kompas.id/artikel/brain-rot-mengintai-generasi-muda-2?open_from=Jurnalisme_Data_Page
https://sensortower.com/state-of-mobile-2024
https://ayosehat.kemkes.go.id/6-dampak-penggunaan-gadget-berlebihan
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor