Paylater Makin Digandrungi, Beli Kopi pun Dicicil

Penggunaan paylater semakin meningkat di kalangan anak muda, bahkan total outstanding utang paylater pada November 2024 mencapai Rp30,36 triliun.

Paylater Makin Digandrungi, Beli Kopi pun Dicicil Ilustrasi Paylater | Shutterstock

Total outstanding utang paylater warga Indonesia kembali meningkat pada November 2024 lalu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total outstanding mencapai Rp30,36 triliun, naik dari catatan bulan Oktober 2024 yang sebesar Rp29,66 triliun. 

Menurut Direktur Utama Pefindo Biro Kredit (IdScore) Tan Glant Saputrahadi, layanan paylater atau lebih dikenal sebagai buy now paylater (BNPL) tercatat tumbuh sebesar 24,53% pada 2024 secara tahunan, dengan total nilai portofolio kredit sebesar Rp35,14 triliun.

"Angka ini mengindikasikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat masih tinggi. Bank umum juga semakin agresif memasuki bisnis BNPL, dengan pertumbuhan yang signifikan mencapai 68,24% YoY," terang Tan Glant pada acara Media Gathering, Kamis (16/1/2025).

Kini, paylater seolah telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda Indonesia, khususnya pada Gen Z dan Milenial. Tan menyebutkan, untuk membeli kopi atau barang-barang lain yang sifatnya sekunder, kebanyakan anak muda memilih menggunakan layanan paylater.

“Sekarang lagi dibuat seolah-olah ini hal yang wajar. Kalau ada harga barang Rp100 ribu, tapi kalau bisa nyicil, ya mendingan nyicil,” lanjutnya lagi.

Lebih lanjut, menurutnya pengguna paylater lebih banyak terkonsentrasi di Jawa, terutama Jabodetabek yang pangsa pasarnya mencapai 31,71%. Jika dilihat dari pemakainya, maka Gen Z dan Milenial menjadi kelompok debitur terbesar. Komposisi transaksi berasal dari penggunaan untuk lainnya (41,9%), pembelian di e-commerce (33%), pembelian tiket bepergian (21,1%), dan pembelian langsung di toko (4%).

Tujuan pemakaian paylater di Indonesia | GoodStats
Tujuan pemakaian paylater di Indonesia | GoodStats

Pada 2025, pertumbuhan fasilitas BNPL diproyeksi akan mencapai 30% per bulan Desember. Bank umum saat ini semakin agresif dalam memasuki bisnis BNPL, di mana pertumbuhan tahunannya mencatatkan angka yang signifikan, sebesar 68,24%.

“Saat ini bisnis buy now paylater semakin diterima dan diintegrasikan ke dalam layanan perbankan konvensional,” lanjut Glant.

Fasilitas BNPL dinilai sebagai cara paling mudah bagi masyarakat untuk membeli produk atau jasa tertentu. Pengajuan yang mudah dan bunga yang rendah membuatnya banyak digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Biaya kebutuhan yang terus meningkat saat ini tidak dibarengi dengan membaiknya kondisi ekonomi dan pendapatan. Bagaimanapun juga kebutuhan harus tetap terpenuhi, dan BNPL menawarkan solusi praktis bagi warga Indonesia.

Meski begitu, potensi gagal bayar yang dihadapi pengguna BNPL perlu digarisbawahi. Apalagi, deflasi 5 bulan berturut-turut pada pertengahan 2024 lalu menjadi indikasi melemahnya daya beli masyarakat.

Baca Juga: Pengguna PayLater Indonesia Tumbuh 17 Kali Lipat dalam 5 Tahun Terakhir

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Banten Jadi Provinsi Paling Mandiri pada 2023

Pada tahun 2023 Banten menjadi provinsi yang paling optimal dalam pengelolaan otonomi daerah dan paling mandiri dalam pengeloaan keuangan daerahnya.

Pinjaman Online Masih Jadi Opsi dalam Kondisi Keuangan Mendesak

Ketika menghadapi kondisi keuangan yang mendesak, 15% masyarakat mengambil langkah untuk menyiasatinya dengan pinjaman online.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook