Peran perempuan dalam rumah tangga kian meluas, tidak hanya terbatas pada urusan domestik saja. Banyak perempuan Indonesia yang kini memiliki peran ganda dengan memikul tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Hal ini juga terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan yang kembali naik pada Februari 2024 menjadi 55,41%.
Menurut laporan dari BPS mengenai provinsi dengan persentase kepala rumah tangga perempuan tertinggi di Indonesia pada tahun 2024, Papua Pegunungan memuncaki daftar dengan persentase mencapai 97,77%, disusul Papua Tengah sebesar 84,01% dan Bali sebesar 79,15%. Terlihat tiga provinsi ini memiliki persentase yang cukup tinggi dibandingkan provinsi lainnya yang cenderung memiliki selisih tipis.
Posisi selanjutnya diisi Papua Barat (71,21%%), Nusa Tenggara Timur (70,32%), Gorontalo (69,49%), Sumatra Barat (68,5%) dan Papua Barat Daya (67,75%). Adapun urutan terbawah diisi oleh dua provinsi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur (66,72%) dan Jawa Tengah (65,74%).
Angka-angka ini mencerminkan adanya variasi peran perempuan sebagai penanggung jawab ekonomi keluarga di berbagai daerah. Terlihat bahwa provinsi di wilayah timur Indonesia cenderung memiliki persentase kepala rumah tangga perempuan yang lebih besar.
Secara keseluruhan, persentase perempuan yang menjadi kepala rumah tangga pada 2024 yakni sebanyak 60,5%, naik 0,19% dari tahun sebelumnya. Kepala rumah tangga perempuan lebih banyak ditemukan di perdesaan dengan persentase 66,71%, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 56,52%.
Fenomena Female Breadwinners yang Semakin Meningkat
Kepala rumah tangga perempuan erat kaitannya dengan fenomena female breadwinners, yakni kondisi ketika perempuan menjadi tulang punggung keluarga. Hal ini menjadi cerminan dari perubahan peran gender dalam masyarakat. Adanya norma gender tradisional yang cenderung menganggap laki-laki sebagai pencari nafkah utama, kini sudah mulai tergeser.
Pada tahun 2024, terdapat 14,37% female breadwinners atau sekitar 1 dari 10 pekerja termasuk dalam kategori tersebut. Berbeda dengan persentase kepala rumah tangga perempuan, female breadwinners lebih banyak terdapat di daerah perkotaan dibandingkan dengan perdesaan. Terlihat bahwa faktor terbukanya pekerjaan yang lebih luas di daerah perkotaan memiliki pengaruh yang tinggi dengan peluang kerja bagi perempuan.
Apabila dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, mayoritas dari female breadwinners merupakan seorang lulusan sekolah dasar. Pada akhirnya tingkat pendidikan akan berpengaruh juga terhadap jenis pekerjaan female breadwinners. Status pekerjaannya yang banyak terdapat pada kategori berusaha dan buruh/karyawan mengindikasikan pekerjaan tersebut dipilih karena alasan fleksibilitas waktu dan adanya hambatan dalam mengakses pekerjaan di sektor formal.
Kondisi tersebut membuat pendapatan female breadwinners cenderung rendah, sehingga perlu adanya pemberdayaan perempuan seperti melalui pelatihan keterampilan dan pemanfaatan teknologi guna mendukung pekerjaannya.
Baca Juga: Di Papua, Lebih dari 90% Perempuan jadi Kepala Rumah Tangga
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTYwNiMx/persentase-rumah-tangga-menurut-provinsi--jenis-kelamin-kepala-rumah-tangga--krt--yang-bekerja--dan-daerah-tempat-tinggal--2009-2024.html
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/03/27/1c11ddc250d82e97f1eafe29/cerita-data-statistik-untuk-indonesia---female-breadwinners--fenomena-perempuan-sebagai-pencari-nafkah-utama-keluarga.html
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor