Isu kejahatan terhadap lingkungan kian mengemuka, terutama di tengah maraknya bencana banjir bandang dan longsor di berbagai daerah. Kerusakan lingkungan yang terjadi tidak hanya memicu bencana, tetapi juga membawa dampak luas bagi perekonomian, kesehatan masyarakat, tatanan sosial, hingga keberlanjutan generasi mendatang.
Salah satu bencana besar yang baru-baru ini menimpa Indonesia adalah longsor dan banjir bandang di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh. Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, namun kerusakan infrastruktur dan jatuhnya perekonomian masyarakat.
Bencana ini disebabkan oleh kondisi cuaca seperti puncak musim hujan dan fenomena sirkulasi siklonik. Meskipun begitu, penurunan daya tampung wilayah akibat alih fungsi hutan juga turut berkontribusi terhadap bencana tersebut. Hal ini diungkapkan langsung oleh Dosen Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Heri Andreas S MT.
"Saat presipitasi turun, sebagian air meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sementara sisanya mengalir di permukaan sebagai (runoff). Proporsi antara keduanya sangat bergantung pada tutupan lahan dan karakteristik tanah," jelas Heri seperti yang dilansir dari detikSulsel, Minggu (30/11).
Terkait dengan dampak dari bencana, lantas apa saja kejahatan terhadap lingkungan yang paling banyak terjadi pada 2024?
Pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Statistik Kriminal 2024/2025, terdapat beberapa jenis kejahatan terhadap lingkungan hidup yang paling banyak terjadi dan memberikan dampak yang signifikan bagi tanah air.
Di posisi pertama, kejahatan terhadap perkebunan menjadi isu yang paling banyak terjadi yaitu sebanyak 1.459 kejadian. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 1.160 kejadian.
Kejahatan ini meliputi usaha perkebunan yang membuka atau mengolah lahan dengan membakar hutan tanpa izin. Tidak hanya membahayakan kesehatan dan kelestarian flora dan fauna, tindakan ini juga dapat merusak fungsi hutan, baik langsung maupun secara tidak langsung.
Selanjutnya, kejahatan migas (minyak dan gas) menjadi kejahatan lingkungan dengan jumlah terbanyak kedua, yaitu 1.249 kejadian. Bentuk kejahatan ini beragam, mulai dari ketidakaturan tata laksana, pemindahan, atau pengumpulan minyak dan gas serta bisnis bahan bakar minyak tanpa izin.
Pertambangan ilegal juga turut menjadi kejahatan terbanyak, yaitu sebanyak 796 kejadian. Lalu diikuti dengan perusakan hutan sebanyak 446 kejadian.
Di posisi terakhir, penangkapan ikan secara ilegal banyak dilakukan sepanjang tahun 2024, dengan total 199 kejadian. Tindakan ini mencakup penangkapan ikan tanpa izin hingga metode penangkapan yang merusak seperti bom.
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Kejahatan terhadap Lingkungan Hidup Terbanyak
Solusi Berkelanjutan Deforestasi Menurut BPLH
Deforestasi menjadi salah satu isu lingkungan utama di Indonesia. Menurut Badan Restorasi Gambut (BRG), Indonesia kehilangan sekitar 1,09 juta hektare hutan setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh pembukaan lahan untuk pertanian, terutama kelapa sawit.
Untuk itu melalui situs resminya, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) mengungkap beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai solusi berkelanjutan terhadap deforestasi. Berikut poin-poinnya:
1. Reforestasi dan Restorasi Hutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah mencanangkan program One Billion Trees sebagai upaya untuk menanam satu miliar pohon di Indonesia. Usaha ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga NGO.
2. Pengembangan Energi Terbarukan
Pengembangan energi terbarukan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil yang memicu polusi udara lebih buruk. Energi terbarukan yang dapat dioptimalkan yaitu energi angin, solar, dan biomassa.
3. Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Salah satu program yang perlu diberlakukan pada seluruh elemen masyarakat adalah Zero Waste. Program ini dapat menjadi solusi jangka panjang dengan cara mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Baca Juga: Meski Sadar Isu Lingkungan, 59% Anak Muda Belum Memilah Sampah Sendiri
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/12/2edc8ea4c35b19ba912fc7e4/statistik-kriminal-2024-2025.html
Penulis: Salamah Harahap
Editor: Editor
