Industri pariwisata Indonesia kembali unjuk gigi. Setelah bangkit dari masa-masa penuh tantangan akibat pandemi Covid-19 dan gejolak ekonomi dunia, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di kawasan Asia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2025 telah mencapai 10,04 juta, naik 10,38% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari 2025, terdapat sebanyak 1,16 juta kunjungan turis asing di Indonesia, yang kemudian melemah bulan-bulan berikutnya menjadi 1,02 juta kunjungan (Februari) dan 984,7 ribu (Maret).
Memasuki April, jumlah kunjungan wisman kembali pulih ke angka 1,16 juta, dan naik pada Mei menjadi 1,31 juta kunjungan.
Pada bulan Juni, jumlah kunjungan wisman kembali meningkat mencapai 1,41 juta kunjungan, dan pada bulan berikutnya menjadi 1,48 juta kunjungan. Pada Agustus 2025, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 1,51 juta, naik 1,61% dibanding bulan sebelumnya dan naik 12,33% dibanding Agustus 2024.
Seluruh kelompok kebangsaan mengalami kenaikan jumlah wisman ke Indonesia, mencerminkan semakin tersohornya pariwisata Indonesia di mata dunia. Wisatawan asal Malaysia mendominasi dengan total 229,7 ribu kunjungan (15,26%), diikuti oleh Australia yang menyumbang 155,7 ribu kunjungan (10,35%) dan China dengan 140,7 ribu (9,35%).
Sementara itu, rata-rata wisman di Indonesia menghabiskan 11,02 malam di Indonesia pada Agustus 2025. Wisman yang berasal dari ASEAN rata-rata menghabiskan hanya 4,8 malam per kunjungan, terendah dari kebangsaan lain. Singapura jadi yang terendah dengan hanya 3,09 malam. Sebaliknya, rata-rata lama tinggal wisman asal Eropa jadi yang paling lama, mencapai 16,29 malam. Meski begitu, Rusia punya rerata lama tinggal terlama, mencapai 22,7 malam.
Kenaikan jumlah kunjungan wisman ini terjadi di tengah menurunnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan nasional (wisnas). Jumlah wisnus turun menjadi 93,57 juta perjalanan pada Agustus 2025, sama dengan wisnas yang turun menjadi 684,93 ribu perjalanan.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisman menegaskan bangkitnya sektor pariwisata Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya menjadi daya tarik utama. Demi mempertahankan capaian ini, pemerintah dan masyarakat harus mampu menjaga kualitas destinasi wisata, mengelola lingkungan sekitar, dan memastikan dampak ekonomi akibat pariwisata ini juga terasa bagi masyarakat lokal. Bukan tidak mungkin, dengan pemeliharaan yang tepat dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah, sektor pariwisata Indonesia bisa menjadi sektor utama penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional.
Baca Juga: Kunjungan Turis Asing Capai 7 Juta pada Semester I 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/10/01/2466/perkembangan-pariwisata.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor