Akses air bersih dan sanitasi merupakan target Sustainable Development Goals (SDGs) yang keenam. Akses air bersih sangat penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari, seperti meminum, mencuci, hingga menjaga kesehatan.
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2022, 90 persen air di Indonesia memenuhi syarat fisik yakni tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa, dan tidak berbau. Meski demikian, air minum belum tentu terbebas dari kontaminasi unsur-unsur yang membahayakan. Sehingga, air yang diperoleh dari sumbernya harus diolah kembali agar siap digunakan.
Berdasarkan Susenas BPS 2022, 83,33 persen masyarakat Indonesia mengolah air menjadi siap minum dengan cara direbus hingga mendidih. Cara ini memang populer dilakukan orang Indonesia karena suhu panas pada air dapat membunuh mikroorganisme berbahaya.
Namun, harus dipastikan air benar-benar mendidih agar mikroorganisme tersebut betul-betul mati.
26,65 persen orang Indonesia memilih untuk membiarkan air yang diambil hingga mengendap. Proses tersebut dapat disebut juga dengan sedimentasi. Air dibiarkan mengendap untuk memisahkan partikel-partikel yang terlarut dalam air dan membuatnya lebih jernih.
Akan tetapi, air yang dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri di dalamnya, sehingga sebaiknya air tidak dibiarkan terlalu lama sebelum dikonsumsi.
Terdapat 6,68 persen orang Indonesia menggunakan kain untuk menyaring air agar aman dikonsumsi. Saringan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana dan mudah untuk menyaring kotoran dan organisme kecil di dalamnya. Namun, saringan kain katun tidak dapat menyaring partikel kecil seperti virus atau bakteri.
Filter air modern juga digunakan sebagai opsi pengolahan air oleh 2,22 masyarakat Indonesia. Contoh filter air modern adalah keramik, bio-sand, dan lainnya. Ada beberapa masyarakat Indonesia yang mengolah air dengan cara tradisional, seperti ijuk, pasir, dan lain-lain. 1,18 persen masyarakat Indonesia menggunakan cara ini.
Sebagian kecil masyarakat menambahkan penjernih seperti tawas, klorin, atau disinfektan. Ada juga yang mengolah air dengan menjemur di bawah sinar matahari.
Di beberapa daerah, masyarakat Indonesia mencari sumber air yang lain seperti sumur bor atau sumur resapan.
Penulis: Kristina Jessica
Editor: Iip M Aditiya