Sebagai generasi yang secara formal paling membutuhkan akses pendidikan, penting untuk melihat sikap Gen Z Indonesia (penduduk yang lahir antara tahun 1997-2012) dalam menyikapi isu pendidikan di negaranya sendiri. Berbicara mengenai pendidikan berbasis teknologi, 39 persen Gen Z Indonesia mengaku tertarik untuk belajar lebih banyak melalui platform daring.
Data tersebut disampaikan IDN Media melalui lembaga risetnya, IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix dalam laporannya mengenai Gen Z Indonesia yang diberi tajuk "Indonesia Gen Z Report 2022". Menariknya, angka ini dianggap sebagai mayoritas karena persentase Gen Z yang tidak tertarik dengan platform pembelajaran daring berada di angka 29 persen saja.
Namun, hanya 32 persen Gen Z yang telah mencoba setidaknya satu platform pembelajaran daring. Angka tinggi Gen Z yang belum pernah mencoba platform pembelajaran daring diduga karena mayoritas Gen Z masih menyukai sistem pendidikan pertemuan langsung.
Jika bicara data yang diriset IDN Media, hanya ada 33 persen Gen Z yang percaya bahwa sistem pendidikan saat ini tidak memerlukan pertemuan langsung. Sementara itu, 24 persen Gen Z mengaku netral dan 43 persen sisanya kompak menjawab tidak setuju.
Bicara mengenai platform belajar daring di Indonesia, Ruangguru masih merajai sebagai platform belajar yang paling banyak dipakai Gen Z Indonesia dengan persentase 23 persen. Brainly ada di posisi kedua dengan persentase 11 persen, sementara kompetitor Ruangguru yakni Zenius berada di posisi tiga dengan 8 persen.
Platform lain yang berada di posisi delapan besar antara lain Kelas Pintar, Quipper School, Rumah Belajar, Udemy, dan Pahamify. Sementara 68 persen responden menjawab belum pernah menggunakan platform belajar secara daring.
"Ruangguru menempati urutan teratas dalam daftar platform pembelajaran online, (khususnya) di kalangan Milenial. Platform ini berkembang pesat setelah menjadi salah satu penyedia Kartu Prakerja (program pemerintah) yang melayani pekerja menganggur untuk mencari pekerjaan atau di-PHK akibat krisis ekonomi akibat pandemi," kata IDN Media dalam deskripsi laporannya (29/9).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya