Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tertinggi. Pada 2024, nilainya mencapai Rp344,3 juta. Nilai tersebut jauh melampaui PDB per kapita nasional, yang sebesar Rp78,62.
Berdasarkan data, daerah dengan PDRB per kapita tertinggi tidak hanya terkonsentrasi pada satu titik. Lokasinya tersebar di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua. Sementara itu, untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, PDRB per kapita tertinggi diperoleh Bali, nilainya mencapai Rp67,3 juta.
Kondisinya sedikit berbeda ketika menilik PDRB masing-masing daerah. Wilayah Jawa lebih mendominasi, bahkan lima provinsi di Pulau Jawa masuk dalam daftar.
Pendorong PDRB DKI Jakarta
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2024 sedikit turun dari capaiannya pada 2023. Ekonomi DKI Jakarta tumbuh 4,90% pada 2024, setelah sebelumnya tumbuh 4,96% pada 2023.
Sektor usaha yang paling banyak berkontribusi terhadap PDRB adalah perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor. Kontribusinya mencapai 18,01%. Sektor lainnya yang berpengaruh besar adalah industri pengolahan (11,49%), jasa keuangan (11,09%), konstruksi (10,91%), dan informasi dan komunikasi (9,31%).
Hanya ada dua sektor usaha yang justru menyusut, yaitu pertambangan dan penggalian (-5,27%) serta pengadaan listrik dan gas (-16,32%).
Bagaimana dengan Kalimantan Timur?
Ekonomi Kalimantan Timur tumbuh hingga 6,17% pada 2024. Kontribusi paling banyak bersumber dari sektor pertambangan dan penggalian (36,38%), kemudian industri pengolahan (18,26%), kontruksi (11,87%), pertanian, kehutanan, dan perikanan (8,66%), serta perdagangan (6,90%).
Sementara itu, pertumbuhan paling besar terjadi pada sektor administrasi pemerintahan (16,46%), pengadaan listrik dan gas (16,41%), dan konstruksi (13,60%).
BPS Kalimantan Timur menyampaikan bahwa capaian positif ekonomi ini dipengaruhi oleh peningkatan belanja pemerintah, peningkatan aktivitas konstruksi (salah satunya IKN), peningkatan aktivitas masyarakat di perayaan hari besar keagamaan, serta penyelenggaraan acara nasional dan internasional.
Selain itu, kemunculan industri baru dan permintaan ekspor yang meningkat juga mendukung pertumbuhan positif ini.
Sektor Pertambangan Juga Jadi Pendorong Utama Ekonomi Kalimantan Utara
Pertambangan juga sumbang PDRB terbesar untuk Kalimantan Utara, yaitu mencapai 28,72%. Posisi setelahnya ditempati oleh sektor pertanian (14,78%), perdagangan (12,99%), kontruksi (12,94%), dan industri pengolahan (8,15%).
Sektor konstruksi juga tumbuh paling tinggi, mencapai 11,95%. Sektor lain yang alami pertumbuhan tinggi adalah perdagangan (9,8%) dan penyediaan akomodasi & makan minum (11,87%).
Salah satu aktivitas yang mempengaruhi pertumbuhan sektor konstruksi adalah pembangunan Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara. Kawasan industri ini rencananya akan dibangun beberapa proyek, di antaranya pabrik petrokimia, smelter alumina, serta pabrik besi dan baja.
Menilik Pertumbuhan Ekonomi di Riau
Industri pengolahan menyumbang PDRB paling besar di Riau, yaitu mencapai 28,12%. Sementara itu, untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan kontribusinya mencapai 27,11%. Sektor lainnya yang memberi kontribusi besar adalah pertambangan dan penggalian (18,50%) serta perdagangan dan reparasi (10,27%).
Nilai ekspor berbagai produk kimia meningkat hingga 7,66%. Nilai dan volume ekspor luar negeri bahan kimia organik juga meningkat hingga 39,10% dan 21,45%. Peningkatan nilai ekspor bubur kayu dan volume ekspor luar negeri kertas/karton juga jadi catatan besar Provinsi Riau.
Pertumbuhan tertinggi diperoleh sektor penyedia akomodasi dan makan minum, sebanyak 10,70%. Kemudian, disusul oleh sektor administrasi pemerintahan (9,45%) dan jasa perusahaan (8,37%).
Baca Juga: Simak Naik Turun Indeks Kebebasan Ekonomi Indonesia 2015-2025
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor