Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) seperti OpenAI atau biasa ramah dikenal dari salah satu produknya: Chat GPT telah bersama kita dalam menciptakan inovasi terbaru yang mengubah cara bekerja, berinteraksi, dan solusi dalam memecahkan masalah.
Di tengah kemajuan ini, pemain besar muncul sebagai pesaing utama: DeepSeek, sebuah startup AI asal Tiongkok. Seiring dengan popularitas dan pengaruhnya yang terus berkembang, pertanyaan kemudian muncul: mana di antara keduanya yang lebih unggul?
Baca Juga: 2 dari 3 Pemberi Kerja Enggan Terima Kandidat Tanpa Keahlian AI
Perbandingan DeepSeek dan OpenAI
DeepSeek, yang baru saja diluncurkan pada Januari 2025, telah mengguncang dunia teknologi dengan aplikasi AI yang sangat efisien dan hemat biaya. Hanya dalam waktu singkat, aplikasi ini telah diunduh lebih dari satu juta kali, menunjukkan betapa besar minat terhadap teknologi yang ditawarkan.
Sebaliknya, OpenAI, yang telah ada sejak 2015, menjadi salah satu pemimpin dalam bidang AI dengan produk-produknya yang sudah diakui dunia, seperti GPT-4 dan GPT-3.
Meskipun kedua perusahaan ini berfokus pada teknologi AI yang canggih, mereka memiliki pendekatan yang sangat berbeda. DeepSeek menawarkan solusi dengan biaya lebih rendah, menggunakan chip Nvidia H800 dan jumlah pegawai yang lebih sedikit dibandingkan OpenAI, yang mengandalkan ribuan chip dan lebih dari lima ribu pegawai untuk mendukung operasionalnya.
Biaya dan Aksesibilitas
Perbandingan biaya juga menjadi faktor penting dalam memilih teknologi AI. DeepSeek menawarkan layanan yang jauh lebih terjangkau dengan biaya berlangganan mulai dari Rp8.000 per bulan, dibandingkan dengan OpenAI yang mematok biaya sekitar Rp323.000 per bulan. Hal ini membuat DeepSeek lebih aksesibel bagi banyak pengguna, terutama di pasar negara berkembang yang sensitif terhadap harga.
Secara Performa
Dalam hal performa, kedua teknologi AI ini memiliki keunggulan masing-masing. DeepSeek dengan model DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 telah terbukti mampu mengatasi tugas-tugas kompleks dengan kecepatan tinggi dan biaya pelatihan yang lebih rendah. DeepSeek-R1, dengan kemampuan penalaran mendalam, bahkan berhasil mengungguli GPT-4 pada uji coba matematika, mencatatkan skor yang lebih tinggi pada soal-soal matematika yang lebih rumit.
Dari segi performa, DeepSeek dan OpenAI masing-masing menunjukkan keunggulannya dalam beberapa aspek penting. DeepSeek, melalui model DeepSeek Coder V2, berhasil mencatatkan evaluasi manusia yang lebih tinggi dibandingkan GPT-4 Turbo, dengan skor 90,2 berbanding 88,2.
Dalam bidang pemrograman dasar, DeepSeek juga menunjukkan performa yang lebih baik. Model DeepSeek Coder V2 mencatatkan skor 76,2, sedangkan GPT-4 Turbo berada di angka 72,2.
Di sisi lain, dalam uji soal matematika, DeepSeek kembali menunjukkan keunggulannya. Pada soal matematika tingkat sekolah dasar (dengan 8.000 soal yang diuji), DeepSeek memperoleh skor 94,9, sementara GPT-4 Turbo hanya mencatatkan 93,7.
Namun, pada beberapa tolok ukur lain, OpenAI masih unggul. Misalnya, pada tolok ukur rekayasa perangkat lunak, GPT-4 Turbo mencatatkan skor 18,3, sementara DeepSeek hanya mendapatkan 12,7. Demikian pula, dalam tolok ukur kode langsung, GPT-4 Turbo sedikit lebih unggul dengan skor 45,7 berbanding 43,4.
Baca Juga: Berbagai Teknologi Ini Diprediksi akan Berkembang pada 2025, Apa Saja?
Penulis: Daffa Shiddiq Al-Fajri
Editor: Editor