2 dari 3 Pemberi Kerja Enggan Terima Kandidat Tanpa Keahlian AI

Sebanyak 69% pemberi kerja di Indonesia enggan terima kandidat tanpa keahlian AI. Bahkan, 76% lebih memilih kandidat tanpa pengalaman kerja namun jago AI.

2 dari 3 Pemberi Kerja Enggan Terima Kandidat Tanpa Keahlian AI Ilustrasi AI | Pexels/Tara

Keberadaan artificial intelligence (AI) semakin menunjukkan taringnya di kalangan masyarakat, terutama dalam dunia kerja. Kini, semakin banyak pekerjaan yang terintegrasi dengan teknologi AI, yang tidak hanya mempermudah pekerjaan, namun juga membantu menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dalam waktu singkat, meningkatkan produktivitas pekerja.

Sejalan dengan itu, Microsoft bekerja sama dengan LinkedIn merilis 2024 Work Trend Index Annual Report untuk mengukur seberapa besar penggunaan AI di lingkungan kerja. Survei ini dilakukan dengan bantuan Edelman Data & Intelligence dengan melibatkan 31.000 pekerja penuh waktu dari 31 sektor pekerjaan pada 15 Februari hingga 28 Maret 2024 secara daring. Sebanyak 1.000 pekerja disurvei dari setiap sektor. Terdapat tambahan 2.800 pekerja dari Amerika Serikat yang tersebar di 9 sektor pekerjaan.

Terdapat temuan menarik dalam laporan tersebut, di mana 66% pemberi kerja tercatat enggan mempekerjakan seseorang yang tidak mempunyai keahlian di bidang AI. Indonesia turut jadi salah satu negara yang juga paling enggan menerima calon karyawan tanpa keterampilan AI.

2 dari 3 pemberi kerja enggan terima kandidat tanpa keahlian AI | GoodStats
2 dari 3 pemberi kerja enggan terima kandidat tanpa keahlian AI | GoodStats

Sebanyak 81% pemberi kerja di Taiwan tercatat tidak tertarik pada kandidat tanpa keahlian AI, menjadikannya yang tertinggi di antara negara lain dalam survei. Di urutan kedua ada Republik Ceko dan China dengan 79%, diikuti negara Asia Tenggara Vietnam, dengan 76%. Secara kawasan, Asia Pasifik jadi yang tertinggi dengan raihan 70%, sedangkan Amerika Utara yang terendah dengan 57%.

Di Indonesia, sebanyak 69% pemberi kerja tercatat tidak mau mempekerjakan mereka tanpa keahlian AI, menunjukkan seberapa pentingnya AI dalam pekerjaan saat ini. Tenaga kerja sekarang harus mampu menguasai AI dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara lebih efektif.

Berdasarkan laporan yang sama, 71% pemberi kerja bahkan lebih memilih mempekerjakan kandidat dengan pengalaman yang kurang tapi piawai menggunakan AI ketimbang kandidat dengan pengalaman kerja yang banyak namun tidak pernah menggunakan AI. Di Indonesia, persentasenya mencapai 76%, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara dalam survei.

Sejauh ini, sebanyak 85% Gen Z, 78% Milenial, dan 76% Gen X telah memanfaatkan AI dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, menunjukkan bahwa AI semakin relevan tidak hanya di kalangan anak muda saja. Secara keseluruhan, 75% pekerja kantoran dunia telah menggunakan AI. Di Indonesia, proporsinya melonjak mencapai 92%.

Masifnya kontribusi AI dalam pekerjaan juga diiringi dengan kekhawatiran sendiri. Banyak pekerja yang tercatat khawatir bahwa pekerjaannya akan tergantikan oleh AI yang notabene merupakan mesin, sehingga bisa bekerja dengan lebih cepat dan akurat, tanpa kenal lelah. Pemakaian AI di luar pekerjaan juga membawa kekhawatiran sendiri.

Business Development Manager dari NVIDIA, Irwan Chandra menyebutkan dalam salah satu seminar di Universitas Mulia pada Desember 2024 lalu bahwa AI harus dijadikan alat untuk membantu pekerjaan manusia, bukannya malah untuk menggantikan perannya.

“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” terang Irwan pada Kamis (19/12/2024).

Pemanfaatan AI dalam dunia kerja harus dilakukan dengan cerdas. Manusia harus tetap memegang kendali, baik dalam kreativitas maupun inovasi. AI harus dipandang sebagai alat bantuan, alih-alih merasa takut, pekerja harus bisa mengeksploitasi AI sebaik mungkin demi kepentingan pekerjaannya.

Baca Juga: Makin Berkembang, AI Kini Banyak Masuk ke Dunia Pekerjaan

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Usia Pensiun Pekerja RI Naik Jadi 59 Tahun, Terendah di Dunia?

Usia pensiun pekerja RI naik jadi 59 tahun per 2025, namun masih jadi salah satu yang terendah di dunia.

Orang Indonesia Butuh Lebih dari Rp5,5 Miliar buat Hidup Nyaman Saat Pensiun

Menurut survei, warga RI butuh sekitar Rp5,5 miliar buat bisa hidup nyaman setelah pensiun. Tak hanya itu, 54% juga mengaku akan tetap bekerja setelah pensiun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook