Perkembangan teknologi telah menjadi salah satu tonggak utama perubahan besar dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi terus bertransformasi, menciptakan peluang baru yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Dari cara kita berkomunikasi hingga bekerja, teknologi memainkan peran sentral yang tidak hanya mempermudah aktivitas sehari-hari tetapi juga membuka cakrawala baru bagi masyarakat global.
Harapan masyarakat terhadap teknologi juga semakin meningkat. Banyak yang memprediksi bahwa teknologi akan terus berkembang secara eksponensial, membawa dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Optimisme ini muncul karena sejarah telah menunjukkan bahwa inovasi teknologi sering kali menjadi solusi untuk tantangan-tantangan besar, mulai dari permasalahan ekonomi hingga isu-isu lingkungan.
Dalam bayangan masyarakat, masa depan teknologi adalah dunia yang serba terhubung, cerdas, dan efisien. Walaupun detail tentang bagaimana bentuk perkembangan itu belum sepenuhnya jelas, antusiasme terhadap kemungkinan-kemungkinan baru terus mendorong manusia untuk bermimpi lebih jauh dan berinovasi lebih keras.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Ipsos, sebanyak 65% responden memperkirakan bahwa kecerdasan buatan (AI) akan membuat banyak pekerjaan hilang. Kekhawatiran ini mencerminkan dampak potensial dari otomatisasi pada dunia kerja, di mana banyak profesi mungkin tergantikan oleh sistem berbasis AI. Namun, ini juga menjadi pendorong untuk mempercepat adaptasi masyarakat terhadap perubahan tersebut.
Selain itu, 59% responden memprediksi akan ada lebih banyak orang yang menjalani kehidupan di dunia virtual. Hal ini menunjukkan antusiasme sekaligus kekhawatiran terhadap integrasi teknologi virtual dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semakin majunya teknologi realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR), pengalaman digital kemungkinan akan menjadi lebih realistis dan memikat, memengaruhi cara kita bekerja, bersosialisasi, dan bahkan belajar.
Namun, di tengah optimisme ini, terdapat kekhawatiran lain, yaitu potensi kebocoran data pribadi di internet, yang diprediksi oleh 57% responden. Hal ini menunjukkan pentingnya keamanan siber sebagai prioritas utama dalam menghadapi era digital. Kepercayaan terhadap teknologi hanya dapat dipertahankan jika perlindungan terhadap privasi dan data pengguna dapat diandalkan.
Sebanyak 48% responden juga memprediksi bahwa robot akan terlihat, berpikir, dan berbicara seperti manusia. Hal ini mengindikasikan ekspektasi terhadap perkembangan robotika yang semakin menyerupai manusia, baik dalam tampilan maupun kemampuan intelektual.
Di sisi lain, sebanyak 47% responden mengharapkan adanya aturan ketat untuk perusahaan teknologi besar. Kebijakan yang lebih tegas diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial.
Menariknya, 44% responden memprediksi bahwa smartphone akan dilarang di sekolah. Prediksi ini mengindikasikan dorongan untuk membatasi penggunaan teknologi tertentu dalam lingkungan pendidikan guna meningkatkan fokus siswa terhadap pembelajaran.
Sebaliknya, 43% responden optimis bahwa AI juga akan menciptakan banyak pekerjaan baru. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran kehilangan pekerjaan, sebagian masyarakat percaya pada potensi teknologi untuk membuka peluang karir baru, terutama dalam sektor teknologi itu sendiri.
Terakhir, sebanyak 40% responden percaya bahwa obat untuk kanker akan ditemukan dan banyak mobil tanpa pengemudi akan terlihat di jalanan
Semua prediksi ini menggambarkan beragam harapan, kekhawatiran, dan tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi, sekaligus membuka ruang diskusi tentang bagaimana manusia dapat mengarahkan teknologi untuk kebaikan bersama.
Baca Juga: Makin Berkembang, AI Kini Banyak Masuk ke Dunia Pekerjaan
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor