Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu saat ini pemerintah terkhususnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah berdiskusi mengenai tindak lanjut kerjasama WtE di tanah air.
Ditegaskan oleh Presiden Prabowo mengenai program pengelolaan energi berbasis sampah, waste to energy. Program ini diminta untuk dipercepat. "Proses administrasi yang semula dijadwalkan enam bulan dipangkas menjadi tiga bulan agar target penyelesaian proyek dalam 18 bulan bisa tercapai," mengutip Instagram resmi Sekretaris Kabinet, Selasa (26/8/2025).
Apa itu timbulan sampah di Indonesia?
Mengutip jurnal Poltekes Jogja yang merujuk pada Departemen PU, timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu persatuan waktu.
Berdasarkan SNI 19-3964-1994,di kota sedang yang jumlah penduduknya antara 100 ribu hingga 500 ribu jiwa, idealnya besar timbulan sampah adalah 2,75-3,25 L/orang/hari atau 0,070-0,080 kg/orang/hari.
Sedangkan di kota kecil yang jumlah penduduknya kurang dari 100 ribu jiwa, idealnya timbulan sampah sebanyak 2,5-2,75 L/orang/hari atau 0,625-0,70 kg/orang/hari.
Jumlah Timbulan Sampah di Indonesia
Data menunjukkan timbulan sampah nasional berada di angka lebih dari 60 juta ton pada 2021, 21,1 juta ton pada 2022, meningkat menjadi 56,63 juta ton pada 2023, sempat turun ke 33,79 juta ton di 2024, dan kembali naik ke 56,6 juta ton pada 2025.
Sayangnya, persentase sampah yang berhasil dikelola mengalami penurunan drastis: dari 65,7% pada 2022 menjadi hanya sekitar 9-10% pada 2025. Kondisi ini menandakan masih banyak sampah yang berakhir di TPA maupun mencemari lingkungan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah menggandeng Danantara sebagai superholding BUMN energi untuk mendorong teknologi waste to energy. Salah satu upaya yang sedang dijajaki adalah kerja sama dengan China dalam mengolah sampah menjadi listrik. Langkah ini diharapkan tidak hanya mengurangi beban sampah nasional, tetapi juga memperkuat bauran energi bersih Indonesia di masa depan.
"Dengan kapasitas 3.200 ton sampah per hari, fasilitas ini membuktikan bagaimana inovasi dapat mengubah tantangan lingkungan menjadi energi berkelanjutan," ujar Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan P. Roeslani, Rabu (27/8/2025).
Jika proyek ini berhasil, Indonesia bisa mencontoh negara-negara maju yang telah lama memanfaatkan sampah sebagai sumber energi alternatif, sekaligus menjadikan krisis sampah sebagai peluang untuk membangun kemandirian energi berkelanjutan.
Baca Juga: Ini 5 Brand Makanan Lokal Favorit Publik RI 2025
Sumber:
https://www.kemenlh.go.id/news/detail/klh-bplh-tegaskan-arah-baru-menuju-indonesia-bebas-sampah-2029-dalam-rakornas-pengelolaan-sampah-2025?utm_source=chatgpt.com
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh
