Pada 14 Februari 2024 lalu, segenap rakyat Indonesia menyambut datangnya pesta demokrasi terbesar di Indonesia. Pada momen itu dilaksanakan pemilihan umum Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029. Kandidat presiden dan wakil presidennya yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menariknya, pada pemilu 2024 lalu, jumlah pemilih muda yaitu Gen Z dan Milenial mendominasi proporsi jumlah total pemilih di Indonesia. Secara spesifik jumlah pemilih dari kalangan Gen Z sebanyak 46 juta pemilih dan milenial 66 juta pemilih.
“Sebanyak 66.822.389 atau 33,60 persen pemilih dari generasi milenial,” tutur Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI Betty Epilson Idroos dalam Kompas pada Rapat Pleno Terbuka Penetapan Rekapitulasi DPT Pemilu 2024, Minggu (2/9/2023).
Dalam menentukan pilihan, tentunya kedua generasi memiliki faktor dan pertimbangan tersendiri. IDN Research Institute dalam publikasinya bertajuk Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 menyajikan hasil survei mengenai faktor-faktor yang membentuk pandangan politik Gen Z dan Milenial. survei dilakukan terhadap 750 responden Gen Z dan 750 responden Milenial dari berbagai kota besar di Indonesia.
Survei dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2024 dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Pada survei ini, Gen Z dikategorikan sebagai individu berusia 12-27 tahun dan Milenial berusia 28-43 tahun per 2024.
Hasil survei menunjukkan bahwa kondisi ekonomi jadi faktor yang paling banyak memengaruhi pandangan politik kedua generasi. Perolehannya mencapai 61%. Isu-isu yang berkaitan dengan kondisi ekonomi bangsa seperti isu pengangguran, daya beli masyarakat, kebijakan mengenai upah minimal, nilai tukar Rupiah, dan sebagainya menjadi faktor yang berkontribusi membentuk pandangan politik sebagian besar generasi ini.
Kondisi perekonomian berhubungan secara langsung dengan cara seorang individu dalam bertahan hidup. Kualitas dan keberlanjutan hidup sangat bergantung pada ekosistem ekonomi yang sedang berjalan. Maka tak heran jika kondisi ekonomi jadi faktor yang dominan membentuk persepsi politik para responden.
Faktor dengan perolehan terbesar kedua adalah kinerja pemerintah dengan perolehan 54%. Kualitas pelayanan publik yang diberikan pemerintah seperti pelayanan kependudukan, kesehatan, pendidikan dan lain sebaginya menjadi faktor yang juga banyak memengaruhi pandangan politik kedua generasi. Upaya pemerintah dalam mengoptimalisasi fungsinya sebagai pihak yang melayani masyarakat menjadi aspek yang banyak disoroti oleh publik setelah kondisi perekonomian.
Kemudian faktor selanjutnya adalah pengalaman hidup dengan capaian sebesar 46%. Berkaitan dengan faktor yang kedua, dalam kesehariannya, publik Indonesia kerap kali mengakses layanan pemerintah untuk beragam tujuan dan kepentingan. Dalam setiap aktivitas tersebut pastinya publik memiliki cerita dan pengalaman unik, baik yang sifatnya positif maupun negatif. Dari sinilah faktor pengalaman hidup memainkan peranan penting terhadap sudut pandang politik kedua generasi.
Selanjutnya yakni faktor religiusitas dengan nilai sebesar 40%. Indonesia terkenal sebagai negara dengan tingkat religiusitas yang tinggi di dunia. Hampir semua aspek kehidupan dipandang dari kacamata agama dan spiritualitas, tak terkecuali dalam memandang aspek politik.
Lebih lanjut, faktor terakhir yang membentuk persepsi politik pada Gen Z dan Milenial adalah kepercayaan terhadap institusi politik. Di Indonesia lembaga atau institusi politik terbagi atas lembaga legislatif, eksekutif, dan legislatif. Integritas setiap institusi sebagai pembuat, pelaksana, dan pengawas pelaksanaan undang-undang menjadi faktor yang memengaruhi 40% opini politik Gen Z serta Milenial di tanah air.
Baca Juga: Spektrum Politik Anak Muda Indonesia Cenderung Progresif
Sumber:
https://cdn.idntimes.com/content-documents/indonesia-millennial-genz-report-2025.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/02/18113321/generasi-milenial-dominasi-pemilih-pada-pemilu-2024-baby-boomer-28-juta?page=all
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor