Industri kuliner di Indonesia terus menunjukkan perkembangan masif di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap pengalaman bersantap yang berkesan. Munculnya berbagai kafe, restoran, hingga kedai makanan kekinian di berbagai daerah menunjukkan bahwa sektor ini semakin dinamis dan kompetitif.
Inovasi menu, ciri khas konsep tempat makan, dan strategi promosi digital menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Hal ini membuat industri tempat makan terus berkembang dan beradaptasi dengan selera konsumen masa kini.
Berdasarkan survei Jakpat yang melibatkan 995 responden dari 8 kota besar di Pulau Jawa pada 2-7 September 2025, tempat makan yang menjadi pilihan populer di kalangan publik Indonesia warung makan lokal dengan persentase mencapai 61%. Di urutan kedua terdapat pedagang kaki lima sebesar 58%, disusul oleh restoran regional seperti rumah makan Padang dan Sunda dengan 52%. Angkringan juga menjadi pilihan yang cukup diminati masyarakat dengan persentase 39%, diikuti pasar tradisional dengan 32%.
Sementara itu, pilihan tempat makan berkonsep modern menempati posisi bawah dalam daftar. Kios depan swalayan dipilih oleh 30% responden, warung kopi (28%), restoran (27%), serta pujasera dan coffee shop masing-masing 26%. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih lebih menyukai tempat makan yang sederhana, terjangkau, dan bernuansa lokal dibandingkan dengan tempat makan modern yang umumnya lebih mahal.
Antusias Coba Tempat Makan Baru
Adapun persentase publik Indonesia yang memilih untuk mencoba tempat makan baru cukup tinggi, mencapai 73%. Faktor utama yang mendorong seseorang mencoba tempat makan baru karena harga yang terjangkau yakni sebanyak 64%.
Selain itu keunikan menu yang ditawarkan juga memiliki daya tarik yang tinggi (49%), disusul adanya promosi dalam rangka grand opening tempat makan baru (48%). Adapun faktor lainnya termasuk pengaruh dari sosial media dan iklan (44%), lokasi yang strategis (43%), dan ulasan yang baik (42%).
Dalam hal informasi keberadaan tempat makan baru, ditemukan bahwa konten di media sosial bukan menjadi sumber rujukan utama, melainkan rekomendasi dari orang terdekat yang mencapai 44%. Barulah pengaruh konten TikTok seperti dari food vlogger atau reviewer makanan mengisi di urutan kedua dengan persentase 40%.
Masih dari media digital, iklan di media sosial juga cukup berpengaruh (39%). Faktor lain seperti melihat langsung ketika melewati lokasi restoran (35%), ketersediaan di aplikasi pesan antar makanan (33%), testimoni dari figur terkenal (24%), dan ulasan daring (20%) juga turut berkontribusi meski dalam persentase lebih kecil.
Data ini menunjukkan bahwa baik tempat makan lokal maupun modern kini perlu memanfaatkan media sosial sebagai sarana utama promosi. Melakukan iklan di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan aplikasi pesan antar berpotensi untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
Baca Juga: 10 Restoran dengan Penjualan Tertinggi
Sumber:
https://insight.jakpat.net/consumer-insights-local-food-beverage-market/
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor