Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama bagi sebuah negara untuk mampu bersaing dan bertahan. Pendidikan tinggi memegang peran penting dalam mencetak generasi yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan daya saing yang relevan dengan tuntutan zaman.
Di Indonesia, upaya peningkatan kualitas SDM ini masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait akses masyarakat terhadap perguruan tinggi yang belum merata. Hal ini terlihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang masih perlu terus ditingkatkan agar kesempatan memperoleh pendidikan lebih terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.
APK perguruan tinggi adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di jenjang pendidikan tinggi (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah penduduk yang memenuhi syarat resmi usia sekolah di jenjang pendidikan tinggi (19-23 tahun). Sederhananya APK perguruan tinggi ini berfungsi untuk melihat berapa banyak proporsi mahasiswa di suatu negara.
Dalam satu dekade terakhir, APK perguruan tinggi di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2015, APK perguruan tinggi tercatat sebesar 25,26%, lalu mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2016 menjadi 27,98%. Tren pertumbuhan ini berlanjut hingga 2017 yakni mencapai 29,93%. Selanjutnya, pertumbuhan APK relatif lebih stabil dengan kenaikan yang tidak terlalu tajam, berada di kisaran 30% pada periode 2018 hingga 2020.
Memasuki tahun 2021 hingga 2024, grafik memperlihatkan APK yang konsisten berada di atas 31% dengan peningkatan yang tipis. Pada 2021, APK tercatat 31,19%, kemudian sempat sedikit stagnan pada 2022 dengan 31,16%, sebelum kembali naik menjadi 31,45% pada 2023.
Puncaknya, pada tahun 2024, partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia mencapai 32%. Secara keseluruhan, terjadi perkembangan positif dalam akses pendidikan tinggi di Indonesia, meskipun laju peningkatannya cenderung melambat setelah tahun 2017.
Adapun provinsi dengan APK tertinggi adalah DI Yogyakarta yang persentasenya mencapai 73,90%. Namun di samping itu, akses pendidikan yang layak termasuk perguruan tinggi masih terpusat di Pulau Jawa. Hal ini tercermin dari APK di Provinsi Papua Pegunungan yang menduduki peringkat terendah yakni hanya 12,23%. Sedangkan apabila melihat peringkat kawasan ASEAN, tingkat APK pendidikan tinggi Indonesia juga masih tergolong rendah. Jauh tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Berbagai faktor memengaruhi rendahnya angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah keterbatasan akses perguruan tinggi di sejumlah wilayah, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Permasalahan ini menyebabkan banyak masyarakat hanya dapat menempuh pendidikan hingga jenjang menengah saja.
Selain itu, biaya kuliah yang cukup tinggi sering kali membuat seseorang terpaksa mengurungkan niat untuk melanjutkan pendidikannya. Ditambah lagi, peluang kerja yang masih terbatas bahkan bagi lulusan sarjana, membuat sebagian orang lebih memilih langsung bekerja setelah lulus sekolah.
Oleh karena itu perguruan tinggi perlu meningkatkan kemitraan dengan banyak lembaga atau industri. Usaha ini dilakukan dalam upaya mempersiapkan kebutuhan di masa depan sesuai dengan konsentrasi keahlian setiap program studi dan memperluas kesempatan kerja khususnya bagi fresh graduate.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Fauzan selaku Wakil Menteri Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengenai dukungan pemerintah dalam menciptakan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Inisiatif baru ini dinamakan ‘Diktisaintek Berdampak’, berfokus pada penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi, dunia industri, dan komunitas lokal melalui peningkatan keterampilan digital, pengembangan riset terapan, serta penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan di masa depan.
Baca Juga: 10 Provinsi dengan Angka Partisipasi Kuliah Tertinggi 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/09/26/89069c5f3f244aae3b7fd913/statistik-80-tahun-indonesia-merdeka.html
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7617362/angka-pendidikan-tinggi-ri-tertinggal-jauh-di-asean-pemerintah-akan-perluas-afirmasi
https://kemdiktisaintek.go.id/kabar-dikti/kabar/indonesia-dukung-pendidikan-tinggi-asean-menuju-masa-depan-inklusif-dan-inovatif/
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor