Pemenuhan kebutuhan pangan penting dilakukan untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat. Kandungan protein dan karbohidrat berperan signifikan dalam menyediakan energi dan mendukung aktivitas agar terus bugar dan produktif.
Dalam memenuhi kebutuhan pangan, setiap provinsi di Indonesia memiliki besaran pengeluaran yang bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya harga rata-rata bahan pangan hingga tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP).
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasinya bertajuk Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia, Maret 2025 merilis data besaran pengeluaran pangan menurut provinsinya. Survei dilakukan terhadap 345.000 rumah tangga dengan metode wawancara langsung antara petugas pencacah dengan responden. Pengeluaran pangan yang diukur di sini adalah adalah segala pengeluaran untuk membeli kebutuhan pangan selama seminggu terakhir per Maret 2025.
Hasil survei menunjukkan bahwa Papua Pegunungan memiliki proporsi pengeluaran pangan terbesar di Indonesia, mencapai 64,71% per bulan dari total pengeluaran keseluruhan. Selanjutnya masih berada pada pulau yang sama adalah Papua Tengah sebesar 59,96%.
Urutan berikutnya berpindah pada bagian barat Indonesia yakni Aceh dengan 57,09% dan Sumatra Utara sebesar 54,79%. Peringkat selanjutnya diisi oleh Nusa Tenggara Timur (54,42%), Nusa Tenggara Barat (54,41%), dan Sumatra Selatan (53,86%).
Pengeluaran Besar Belum Tentu Sejahtera
Jika ditinjau, ketujuh provinsi di atas memiliki proporsi pengeluaran pangan lebih dari 50%. Sayangnya, angka pengeluaran pangan yang semakin besar bukanlah indikator kesejahteraan keluarga. Menurut hukum Engel dalam laporan BPS, peningkatan pendapatan atau pengeluaran rumah tangga akan menurunkan persentase pengeluaran makanan dan sebaliknya pengeluaran untuk non-makanan akan meningkat.
Alasannya karena semakin besar pendapatan, individu atau keluarga akan mulai mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang jauh lebih beragam seperti pendidikan, investasi, kesehatan, hiburan dan lain-lain. Dengan begitu, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat perlahan akan mengalami peningkatan.
Sebagai gambaran, DKI Jakarta yang dikenal sebagai salah satu pusat perekonomian di Indonesia memiliki proporsi pengeluaran pangan sebesar 38,93%. Angka ini memiliki selisih yang cukup jauh jika dibandingkan ketujuh provinsi yang disebutkan di atas. Bisa dibilang, tingkat kesejahteraan di ketujuh provinsi tersebut cenderung rendah.
Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) akan mengoptimalisasi berbagai program unuk meningkatkan potensi pembangunan daerah sesuai dengan karakteristiknya.
“Kita akan optimalkan program-program di Kemenko Perekonomian untuk bisa dipahami dan didorong pemanfaatannya oleh daerah-daerah sesuai dengan potensi dan karakteristik masing-masing. Satu hal baru yang perlu didorong adalah sektor pariwisata yang saat ini programnya dalam pengelolaan Kemenko Perekonomian,” tutur Haryo Limanseto, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah mengutip siaran pers Kemenko Perekonomian (22/5/2025).
Makanan Instan Kalahkan Padi
Masih pada laporan yang sama, BPS juga merilis data terkait komoditas makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hasilnya cukup diluar prediksi, padi yang selama bertahun-tahun menjadi andalan warga Indonesia, posisinya kini sedikit tergeser oleh komoditas makanan dan minuman jadi.
Menurut data, tingkat partisipasi konsumsi makanan dan minuman jadi mencapai 99,42% per Maret 2025. artinya 99,42% responden lebih memilih mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat secara instan dinikmati tanpa harus melalui banyak proses persiapan tambahan. Lebih lanjut, tingkat partisipasi konsumsi padi ada di urutan kedua dengan 99,17%, diikuti bumbu-bumbuan (98,56%), minyak dan kelapa (98,4%), serta sayur-sayuran (97,65%).
Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan RI Capai Rp164 Triliun dalam RAPBN 2026
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/10/10/cbde5e36e00f91495403f6a6/ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi-penduduk-indonesia--maret-2025.html
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/6386/optimalisasi-potensi-pembangunan-ekonomi-daerah-untuk-mendukung-pencapaian-pertumbuhan-ekonomi-nasional
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor