Negara di dunia memiliki jumlah penduduk yang bervariasi, mulai dari jutaan jiwa hingga yang hanya ratusan saja. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator kepadatan penduduk di suatu wilayah. Angka kepadatan penduduk dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi penduduk di suatu wilayah dan mewujudkan pemerataan penduduk.
Jika berdasarkan jumlah populasi dan luas wilayahnya, World Atlas merangkum 10 negara paling sepi dan memiliki penduduk paling sedikit di dunia, di mana saja?.
1. Vatikan
Vatikan menjadi negara pertama tersepi dengan jumlah penduduk paling sedikit di dunia. Menurut World Atlas, umlah populasi penduduk di Vatikan hanya mencapai 825 jiwa. Mayoritas dari mereka merupakan seorang pendeta dan biarawati dari berbagai belahan dunia. Negara Vatikan merupakan sebuah negara enklave yang dikelilingi oleh tembok di dalam kota Roma, Italia.
Meski terbilang memiliki luas wilayah yang kecil, Vatikan memiliki aset negara yang besar. Bank Vatikan memiliki aset senilai 8 miliar dolar AS. Sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling banyak berkontribusi pada perekonomian Vatikan. Faktanya, sebelum pandemi Covid-19 melanda, pariwisata di Vatikan meningkat tiga kali lipat sejak Paus Fransiskus mengambil alih kepausan (pemerintahan dari seorang paus Uskup Roma) sejak 2013.
2. Tuvalu
Negara dengan jumlah penduduk paling sedikit di dunia kedua adalah pulau terpencil di Pasifik Selatan yang dikenal dengan nama Tuvalu. Negara ini merupakan negara kepulauan kecil di wilayah Polinesia, sekitar 1.000 km sebelah utara Fiji dan sekitar 2.000 km sebelah timur kepulauan Solomon.
Diketahui jumlah penduduk di Tuvalu hanya memiliki 11.650 jiwa dengan luas wilayah hanya sebesar 26 km² (kilometer persegi). Namun, kini luas wilayah tersebut semakin menyusut karena naiknya permukaan air laut. Bahkan mereka memiliki slogan lokal “Tuvalu is sinking” yang artinya “Tuvalu Tenggelam”.
3. Nauru
Nauru menjadi negara paling sepi dan memiliki penduduk paling sedikit nomor tiga di dunia dengan jumlah penduduk hanya mencapai 12.580 jiwa. Selain itu, Nauru menjadi negara kepulauan terkecil di dunia dengan luas daratan hanya mencapai 8 mil persegi atau sekitar 12,9 km².
Dulunya, negara ini dikenal sebagai negara kaya raya berkat keuntungan dari cadangan tambang fosfat yang sangat penting bagi industri pupuk. Bahkan saat puncak kejayaannya pada tahun 1975, pemerintah Nauru membebaskan pajak bagi setiap penduduknya, memberi layanan kesehatan gratis, hingga banting harga untuk penjualan rumah.
Tidak berlangsung lama, masa jaya tersebut akhirnya berbalik menjadi bencana akibat dari aktivitas penambangan berlebihan. Kini, Nauru menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
4. Palau
Negara dengan populasi paling sedikit di dunia selanjutnya adalah Palau. Palai merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Samudra Pasifik Selatan, sekitar 700 km sebelah timur Filipina dan terdiri dari 250 pulau.
Jumlah populasi penduduk di Palau hanya mencapai 18.010 jiwa, dengan luas daratan 152,53 mil atau 395,06 km².
5. San Marino
San Marino menjadi negara dengan populasi paling sedikit kelima di dunia. Jumlah penduduk di San Marino hanya mencapai 33.860 jiwa.
San Marino terletak di dekat laut Adriatik, ia juga dinobatkan sebagai republik tertua di dunia. Sektor pariwisata menjadi sumber perekonomian di negara yang memiliki luas daratan tidak lebih dari 61,2 km² ini.
6. Liechtenstein
Negara paling sepi di dunia selanjutnya berada di Liechtenstein. Sebuah kerajaan kecil Eropa yang diapit oleh Swiss dan Austria ini hanya memiliki populasi sebanyak 38.020 jiwa dengan luas wilayah sekitar 99,78 km².
Berbanding terbalik dengan San Marino, Liechtenstein merupakan negara yang paling jarang dikunjungi oleh wisatawan yang tengah berada di Eropa. Meski dikenal memiliki jumlah populasi dan ukuran wilayah yang kecil, Liechtenstein memiliki PDB (Produk Domestik Bruto) per kapita tertinggi kedua di dunia. Diperkirakan sepertiga dari populasi warga Liechtenstein merupakan seorang jutawan.
7. Monako
Negara yang memiliki warna bendera negara hampir menyerupai bendera Indonesia ini masuk dalam negara dengan negara dengan populasi paling sedikit di dunia. Namun, luas wilayah yang tergolong sempit menjadikan negara ini sebagai salah satu negara terpadat di dunia. Luas wilayah yang hanya berukuran 1,21 km² menampung sebanyak 38.960 penduduk.
Meski demikian, Monako juga dikenal sebagai markas bagi para ‘Crazy Rich’ dunia. Diketahui hampir 32 persen populasi Monako adalah miliuner, dan sisanya adalah multi-miliuner. Mereka banyak berinvestasi properti dan memiliki kapal pesiar mewah. Maka tidak heran, negara ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit bagi para orang-orang kaya dunia.
8. Federasi Kitts dan Nevis
Federasi Kitts dan Nevis atau dikenal juga dengan nama Federasi Saint Christopher dan Nevis ini merupakan negara federasi dua pulau yang terletak di Kepulauan Leeward, Karibia. Negara ini dikenal sebagai negara dengan populasi penduduk paling sedikit di dunia, yakni hanya mencapai 52.830 jiwa.
Daya tarik yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah pesona keindahan pantainya. World Atlas menyebut, jumlah pengunjung di Kitts dan Nevis hampir menyentuh angka 1,2 juta turis pada 2019. Maka dari itu, sektor pariwisata memiliki peran besar dalam perekonomian negara.
9. Pulau Marshall
Negara paling sepi selanjutnya adalah Pulau Marshall di bagian barat Samudra Pasifik. Letaknya berbatasan dengan Nauru dan Kaibati di sebelah selatan, Mikronesia di barat, dan Pulau Wake di utara.
Total penduduk di Pulau Marshall hanya mencapai 58.790 jiwa. Kota terbesarnya adalah ibu kotanya sendiri, Majuro, dengan jumlah penduduk sekitar 25.000 jiwa. Kepulauan Marshall merupakan negara maritim, sebagian besar wilayahnya berupa perairan.
10. Dominika
Negara paling sepi pada peringkat sepuluh besar dunia berada di Dominika. Sebuah negara kecil yang berada di timur Kepulauan Karibia, Amerika Utara ini hanya memiliki 71.810 penduduk, 3.000 jiwa diantaranya merupakan Suku Karib atau Kalinago penduduk asli yang masih tersisa.
Populasi masyarakat Dominika kini merupakan keturunan Afrika yang dibawa oleh Inggris dan Prancis selama masa kolonial.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya
