Work From Home Ternyata Tidak Selamanya Baik Untuk Kesehatan

Metode bekerja dari rumah ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Work From Home Ternyata Tidak Selamanya Baik Untuk Kesehatan WFH tidak selamanya baik untuk kesehatan (Windows/Unsplash)

Bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi tren yang semakin digemari dalam beberapa tahun terakhir. Fleksibel dan menawarkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, WFH disukai oleh banyak karyawan dan perusahaan.

Namun, kenyamanan ini ternyata dapat dibarengi dengan beberapa potensi dampak negatif terhadap kesehatan, terutama kesehatan fisik dan mental.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Statista terhadap lebih dari 5.439 responden dewasa di Amerika Serikat, mengungkapkan beberapa temuan menarik. Survei ini mengamati berbagai keluhan kesehatan pada responden pekerja kantor di Amerika Serikat yang menggunakan metode bekerja dari rumah.

Masalah kesehatan yang kerap dialami pekerja WFH (Statista Consumer Insights/GoodStats)

Meskipun korelasi ini tidak bisa serta merta diartikan sebagai hubungan sebab-akibat, data ini penting untuk diperhatikan. Kurangnya pergerakan fisik yang sering terjadi saat WFH diduga menjadi salah satu faktor yang memicu masalah kesehatan fisik.

Duduk berjam-jam di depan komputer tanpa diimbangi dengan olahraga atau aktivitas fisik lainnya dapat menyebabkan sakit punggung, leher, dan sendi, serta meningkatkan risiko obesitas.

Selain itu, isolasi sosial yang terkadang menyertai WFH juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Kurangnya interaksi sosial secara langsung dengan rekan kerja dapat menyebabkan perasaan kesepian, kurang motivasi, dan pada akhirnya berujung pada depresi dan kecemasan.

Bagi sebagian orang, WFH justru menjadi lingkungan yang menimbulkan stres karena batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Bekerja di tempat yang sama dengan dimana Anda bersantai dapat membuat sulit untuk "mematikan" pekerjaan di akhir jam kerja.

Tips untuk Menjaga Kesehatan Saat WFH

Meskipun WFH memiliki potensi dampak negatif terhadap kesehatan, ini bukan berarti WFH tidak bisa menjadi lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

Dengan menerapkan beberapa strategi, kita dapat mengurangi risiko masalah kesehatan dan menikmati semua manfaat yang ditawarkan oleh WFH. Berikut beberapa tips yang mungkin berguna untuk diterapkan selama Anda bekerja dari rumah:

  • Desain ruang kerja yang ergonomis

    Atur ruang kerja khusus di rumah Anda dengan perabotan yang menunjang postur tubuh yang baik. Gunakan kursi kerja yang nyaman dan sesuaikan ketinggian meja agar Anda dapat bekerja dengan postur tegak.
  • Bergeraklah secara teratur:

    Jangan biarkan diri Anda terpaku di kursi sepanjang hari. Atur alarm untuk mengingatkan Anda untuk bangun dan bergerak setiap 30-60 menit. Lakukan peregangan ringan, berjalan-jalan di sekitar rumah, atau bahkan lakukan beberapa latihan sederhana.
  • Jaga hubungan sosial

    WFH tidak harus membuat Anda terisolasi. Manfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan rekan kerja dan orang terdekat. Jadwalkan video call untuk meeting atau sekedar mengobrol. Anda juga bisa bergabung dengan komunitas online atau kelompok hobi sesuai minat Anda.
  • Pisahkan kehidupan kerja dan pribadi

    Tetapkan batasan yang jelas antara jam kerja dan waktu istirahat. Hindari mengecek email atau mengerjakan tugas di luar jam kerja. Matikan komputer dan jauhkan perangkat kerja dari jangkauan Anda ketika tidak sedang bekerja.
  • Prioritaskan istirahat

    Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam (idealnya 7-8 jam). istirahat yang cukup sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental Anda secara keseluruhan.
  • Jaga kesehatan mata:

    Menatap layar komputer dalam waktu lama dapat menyebabkan ketegangan mata. Terapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, istirahatkan mata Anda selama 20 detik

Penulis: Christian Noven Harjadi
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Proporsi Tenaga Profesional Wanita Indonesia Naik di 2023

Provinsi dengan proporsi tenaga profesional wanita terbesar ada di Sumatera Barat dengan total 61,04%.

Pasca Lebaran 2024, Jakarta Diprediksi Bakal Sepi Pendatang

Tahun ini, Dukcapil DKI Jakarta memperkirakan jumlah pendatang baru di Jakarta usai Lebaran hanya mencapai 15 ribu hingga 20 ribu orang.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X