Waspada, Kasus HIV AIDS Melonjak Naik pada Pertengahan 2022

Kasus HIV melonjak naik mencapai 519.158 kasus hingga Juni 2022, DKI Jakarta jadi provinsi dengan kasus tertinggi

Waspada, Kasus HIV AIDS Melonjak Naik pada Pertengahan 2022 Tes sampel darah untuk pengecekan penyakit HIV/AIDS. (Sumber: Shutterstock)

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sampai saat ini masih menjadi kekhawatiran bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Infeksi HIV merupakan penyakit menular yang terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan proses persalinan serta menyusui dari ibu ke anak.

Infeksi termasuk kedalam salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena infeksi menyerang sistem imun tubuh manusia dan hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkannya secara menyeluruh.

Merujuk data Kemenkes, penularan HIV di Indonesia masih didominasi kelompok heteroseksual, yakni sebanyak 28,1 persen dari total keseluruhan kasus. Bahkan pada 2022,  kasus HIV melonjak naik hingga 519 ribu kasus per Juni 2022. Artinya angka tersebut naik 91 persen dari tahun sebelumnya. Dengan kasus HIV sebanyak 36.902 kasus dan AIDS sebanyak 5.750 kasus.

Dari keseluruhan kasus HIV yang ada di Indonesia, DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan kasus HIV terbanyak yakni 90.956 kasus. Kemudian disusul oleh Jawa Timur dengan total penderita HIV sebanyak 78.238 kasus dan Jawa Barat dengan 57.246 kasus.

Kementerian Kesehatan mencatat, kasus HIV di Indonesia pada tahun 2020 terbilang menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya 57 ribu kasus menjadi 50 ribu kasus. Dengan jumlah kasus HIV yang sama-sama lebih tinggi dibandingkan dengan kasus AIDS.

Sementara itu, faktor risiko penyebab HIV terbanyak masih dialami heteroseksual yang ditandai dengan salah satunya seks menyimpang. Penderita kasus HIV paling banyak berasal dari rentang usia 25-49 tahun dengan persentase 69,7 persen pada 2021. Adapun penderita AIDS mayporitas berada pada rentang usia 30-39 tahun.

Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mencegah infeksi berkembang agar penderita bisa hidup dengan normal. Pengobatan penyakit HIV/AIDS umumnya dilakukan dengan melakukan terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral bertujuan untuk melawan infeksi virus dan memperlambat penyebaran virus.

Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Anggaran Makan Siang Gratis Terus Menurun, Yakin Indonesia Sudah Siap?

Anggaran makan siang gratis di AS capai setengah miliar dolar, beberapa negara lain pun memiliki sumber pendanaan yang pasti. Bagaimana dengan Indonesia?

DI Yogyakarta Menjadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi

Ironisnya, sebanyak 6,6% pengidap skizofrenia pernah dipasung. Pengidap skizofrenia RI lebih banyak berasal dari status ekonomi terbawah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook