Dalam menunjang pembangunan infrastruktur dan mendukung pertumbuhan ekonomi, setiap negara memerlukan bantuan finansial dari luar, salah satunya dalam bentuk utang. Utang Luar Negeri (ULN) merupakan pinjaman penduduk Indonesia baik secara perorangan, badan hukum ataupun badan lainnya kepada bukan penduduk dalam valuta asing. Terdapat dua jenis ULN, yakni berdasarkan sektor pemerintah atau publik dan swasta. ULN sektor publik meliputi utang pemerintah dan bank sentral, sedangkan ULN swasta mencakup BUMN dan sektor swasta lainnya seperti industri pengolahan, jasa keuangan, dan pertambangan.
Pada Mei 2025 tercatat posisi ULN Indonesia sebesar US$435,6 miliar atau secara tahunan, tumbuh 6,8% (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2% yoy.
Lebih lengkap digambarkan dalam grafik tersebut, pada bulan Januari pertumbuhan ULN tercatat sebesar 5,2% yoy, Memasuki Februari, pertumbuhan sedikit menurun menjadi 4,8% yoy, menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ULN dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan kembali meningkat pada Maret yaitu menjadi 6,5% yoy dan puncaknya terjadi pada April, mencapai 8,2% yoy. Ini adalah tingkat pertumbuhan tertinggi dalam lima bulan pertama tahun 2025. Pada Mei, pertumbuhan kembali melambat menjadi 6,8%.
Fluktuasi ini mengindikasikan adanya faktor-faktor yang memengaruhi laju penarikan atau pembayaran utang luar negeri dalam periode tersebut. Bank Indonesia menyebutkan perkembangan ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN swasta.
ULN Pemerintah
Posisi ULN pemerintah pada Mei 2025 yaitu sebesar US$209,6 miliar. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 9,8% dibandingkan tahun sebelumnya yoy, sedikit melambat dari pertumbuhan 10,4% pada April 2025.
Perlambatan pertumbuhan ULN ini disebabkan oleh pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) internasional yang jatuh tempo. Di sisi lain, kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini terlihat dari aliran masuk modal asing ke SBN domestik.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN pemerintah diperuntukan pada program prioritas dalam mendukung stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3%); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,7%); Jasa Pendidikan (16,5%); Konstruksi (12%); serta Transportasi dan Pergudangan (8,7%). Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga, karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.
ULN Swasta
Begitupun dengan ULN swasta yang melanjutkan kontraksi pertumbuhan, pada Mei 2025 posisi ULN swasta tercatat sebesar US$196,4 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9% yoy, lebih besar dibandingkan kontraksi bulan April sebesar 0,4% yoy.
Perkembangan ULN tersebut terutama bersumber dari ULN lembaga keuangan yang mencatat perlambatan pertumbuhan dari bulan sebelumnya sebesar 2,8% yoy menjadi 1,2% yoy pada Mei 2025, dan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4% yoy, lebih besar dibandingkan kontraksi 1,2% yoy pada April 2025.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,2% dari total ULN swasta. ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5% terhadap total ULN swasta.
Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat ini tentunya didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya, ditambah upaya Bank Indonesia dan pemerintah yang terus memperkuat koordinasi dalam melakukan pemantauan perkembangan ULN. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga yaitu sebesar 30,6%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,6% dari total ULN.
Baca Juga: Berapa Utang Luar Negeri Indonesia Saat ini?
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Documents/Infografis-Statistik-Utang-Luar-Negeri-Mei-2025.pdf
https://www.bi.go.id/en/statistik/ekonomi-keuangan/sulni/Documents/SULNI_Juli_2024.pdf
https://www.bi.go.id/en/statistik/ekonomi-keuangan/sulni/Documents/SULNI-July-2025.pdf
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2715225.aspx
https://www.antaranews.com/berita/4964353/bi-sebut-utang-luar-negeri-indonesia-tumbuh-melambat-pada-mei-2025
https://www.tempo.co/ekonomi/utang-luar-negeri-mei-2025-tumbuh-6-8-persen-1995431
https://www.hukumonline.com/klinik/a/ini-syarat-agar-wni-dapat-pinjaman-dari-luar-negeri-lt64f08b193e884/
Penulis: Silmi Hakiki
Editor: Editor