Konflik dan perang yang terus bergejolak di seluruh dunia terus membuat jumlah pengungsi semakin bertambah. Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi bahwa jumlah pengungsi akan meningkat di masa depan, terlebih diakibatkan oleh dampak dari perubahan iklim.
Melansir laman UNICEF, total pengungsi anak di seluruh dunia sudah mencapai angka 43,3 juta jiwa pada tahun 2022. Tercatat, angka tersebut termasuk sekitar 17,5 juta pengungsi anak dan pencari suaka (14,2 juta pengungsi di bawah naungan UNHCR, sekitar 1,8 juta anak-anak dari Palestina yang terdaftar di UNRWA, dan 1,5 juta anak pencari suaka.
“Sementara, sisanya sebanyak 25,8 juta anak terlantar di negara mereka sendiri imbas dari kekerasan dan konflik,” tulis UNICEF.
Pada tahun 2022, pengungsi anak-anak telah menyumbang proporsi hampir separuh dari total pengungsi dunia, yakni mencapai 41%. Negara asalnya pun bervariasi, namun Suriah mencatatkan jumlah terbesar.
UNICEF mencatat, jumlah pengungsi anak dari Suriah telah mencapai sebanyak 2,99 juta jiwa pada tahun lalu. Konflik di negara tersebut sudah berlangsung sejak 2011 dan masih bergulir hingga tahun ini. Konflik Suriah pun bisa terbilang sangat kompleks dan melibatkan beberapa negara, kelompok teroris, hingga pemberontak.
Menyusul Suriah, Afghanistan berada di posisi kedua dengan jumlah pengungsi anak sebanyak 2,61 juta jiwa. Lalu, ada Ukraina dan Sudan Selatan dengan total anak yang mengungsi imbas konflik dan kekerasan masing-masing sebanyak 2,02 juta jiwa dan 1,35 juta jiwa.
Umumnya, para pengungsi kerap mengungsi ke negara yang berada di dekat dengan negara asal mereka. Ini dibuktikan dari 70% pengungsi di seluruh dunia menemukan suaka di negara yang berbatasan langsung dengan negara mereka.
“Pada tahun 2022, satu dari sepuluh pengungsi di bawah mandat UNHCR tinggal di Turki, yang mana sebagian besar dari mereka berasal dari Suriah,” jelas UNICEF.
Berdasarkan paparan UNICEF, Turki menjadi tujuan pengungsi terbanyak di dunia dengan jumlah pengungsi mencapai 3,6 juta jiwa pada 2022. Angka tersebut terbagi menjadi 1,69 juta jiwa pengungsi anak-anak dan 1,90 juta jiwa pengungsi dewasa.
Di samping imbas konflik dan kekerasan, peristiwa cuaca ektrem yang terkait dengan isu perubahan iklim juga telah membuat lebih dari 43,1 juta anak di dunia terpaksa mengungsi sepanjang tahun 2016-2021. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 20 ribu anak yang mengungsi tiap harinya.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya