Pada September 2025, kinerja perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$24,68 miliar, naik 11,41% secara tahunan namun melemah 1,14% dibanding bulan lalu.
Porsi ekspor nonmigas masih mendominasi dengan nilai US$23,68 miliar, naik 12,79% dibanding tahun lalu. Sementara itu, nilai ekspor migas Indonesia tercatat sebesar US$0,99 miliar, turun 13,61% secara tahunan.
Di sisi lain, kinerja impor Indonesia juga tercatat naik. Nilai impor Indonesia mencapai US$20,34 miliar, naik 4,42% dibanding tahun lalu dan 7,17% dibanding bulan Agustus.
Impor nonmigas juga mendominasi, dengan nilai mencapai US$17,7 miliar, naik 5,71% secara tahunan. Sementara itu, nilai impor migas mencapai US$2,64 miliar per September 2025, turun 3,48%.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$4,34 miliar pada September 2025. Perdagangan nonmigas mengalami surplus US$5,99 miliar, sedangkan perdagangan migas malah defisit US$1,64 miliar.
Sepanjang 2025 ini, perdagangan migas selalu mengalami defisit, menandakan impor yang terus lebih besar dibanding ekspor.
Surplus perdagangan terus dipertahankan sepanjang tahun. Pada Januari, Indonesia mencatatkan surplus US$3,49 miliar, dengan rincian perdagangan nonmigas surplus US$4,92 miliar dan migas defisit US$1,43 miliar.
Lanjut ke bulan berikutnya, surplus sedikit turun menjadi US$3,09 miliar, dipengaruhi oleh turunnya surplus perdagangan nonmigas menjadi US$4,83 miliar, sedangkan defisit dari perdagangan migas malah naik menjadi US$1,74 miliar.
Pada Maret, surplus perdagangan naik menjadi US$4,33 miliar, namun anjlok pada bulan berikutnya menjadi hanya US$158 juta. Penurunan ini didorong anjloknya surplus perdagangan nonmigas Indonesia yang menjadi US$1,51 miliar, sedangkan defisit perdagangan migas mencapai US$1,54 miliar.
Meski begitu, neraca perdagangan Indonesia perlahan pulih, dengan surplus mencapai US$4,3 miliar pada Mei 2025, dan terus berlanjut hingga kenaikan besar pada Agustus 2025 menjadi US$5,49 miliar.
Dengan demikian, total surplus neraca perdagangan Indonesia Januari-September 2025 mencapai US$33,48 miliar.
Ditopang Kelapa Sawit
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, kelapa sawit jadi salah satu tonggak surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2025.
“Kelapa sawit tetap menjadi salah satu pilar ekonomi terpenting Indonesia. Pada September 2025, neraca perdagangan mencatat surplus USD 4,34 miliar, dengan kelapa sawit sebagai salah satu kontributor utama,” jelasnya di acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, pada Kamis (13/11).
Lebih lanjut, ekspor kelapa sawit Indonesia mencapai 28,55 juta ton sepanjang Januari hingga September 2025, naik dibanding tahun lalu. India dan China masih jadi konsumen utama, sedangkan Jepang dan Selandia Baru mencatatkan kenaikan permintaan.
“Harga rata-rata pembelian minyak sawit dan buah segar berada di kisaran Rp 3.000 per kilogram dan hal ini memberikan dampak positif bagi produsen maupun petani kecil,” lanjutnya.
Proyeksi ke Depan
Surplus perdagangan ini diperkirakan akan berlanjut pada bulan Oktober 2025, menambah rekor 66 bulan surplus secara beruntun. Namun, nilainya diprediksi bakal turun. Menurut Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk., surplus akan turun menjadi US$2 miliar.
"Trade balance turun di Oktober karena ekspor tumbuh lebih lambat. Ini juga terindikasi dari data impor negara-negara lain, terutama ekspor ke China, Jepang, dan India," jelas David mengutip Bisnis, Minggu (30/11/2025).
Baca Juga: Top 10 Negara Asal Impor Nonmigas Indonesia Semester I 2025
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/11/26/9bd11cc644d3c71d4fb0d70a/laporan-bulanan-data-sosial-ekonomi-oktober-2025.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan